Bagaimana Dunia Bekerja Sekarang ?
Dunia di era zaman 2019 ini, perkembangan ekonomi, pendidikan dan teknologi sangat pesat tak terhingga. Orang yang tertinggal semakin tertinggal, sedangkan orang yang sudah lebih maju akan semakin maju.
Jika seseorang sudah merasa dirinya pintar dan cukup dalam segala bidang, disaat dia berhenti belajar karena alasan tersebut, maka sebenarnya dia sudah tertinggal paada detik itu juga. Mengapa ? karena dunia ini tak pernah berhenti berputar, kompetisi diantara tujuh miliar penduduk bumi terus bergulir.
Bagaimana Bangun Relasi yang Baik ?
Dengan semakin berkembannya globalisasi, berbagai Negara menjalin kerjasama dengan Negara lainnya untuk menjaga keseimbanagan dan hubungan yang baik. Tentu dengan adanya berbagai macam kerjasama tersebut, banyak keuntungan yang bisa diambil oleh masyarakat sebagai contohnya, banyaknya kesempatan untuk belajar keluar Negeri, jaringan bisnis menjadi lebih luas, dsb. Terus kunci untuk mendapatkan kerjasama-kerjasama yang baik itu gimana ? mudah, bangun relasi dengan komunikasi yang baik. Ada sebuah pepatah mengatakan “kesalahan komunikasi bisa mengakibatkan perpecahan negara, dan sebaliknya juga komunikasi yang baik bisa mendatangkan kedamaian.”
Pentingnya Belajar Bahasa
Melihat kondisi seperti ini, kesadaran mau belajar Bahasa asing seharusnya sudah sangat kuat. Namun, karena factor cara “pandang yang salah” berfikir bahwa belajar Bahasa itu sulit, menyebabkan banyak anak-anak muda Indonesia sulit berbahasa asing. Padahal bukankah semua pelajaran diawal memanglah sulit ? seperti halnya bayi yang belajar berjalan, harus sakit dulu, seringkali jatuh, namun itu hanya diawalnya saja. jika dilanjutkan dengan sungguh-sungguh dan tidak menyerah semuanya akan menjadi sebuah kebiasaan. Untuk bersaing di ruanglingkup Internasional, harus ada basic kemampuan berbahasa. Karena alasan inilah belajar Bahasa adalah sebuah keharusan.
Bagaimana Pondok Pesantren Menjadikan Bahasa Sebagai Prioritas untuk Para Santri ?
Pondok Pesantren Darunnajah, sudah sejak lama “memaksakan” dalam artian baik santrinya bisa berbahasa Inggris dan Arab. Kenapa hanya dua Bahasa tersebut yang diprioritaskan ? bukan berati Bahasa-bahasa lainnya tidak penting. Bahasa Inggris, seperti kita ketahui bersama saat ini masih menjadi Bahasa utama didunia Internasional, menjadi Bahasa pengantar antar negara. Sementara Bahasa Arab adalah Bahasa Agama Islam. Umar bin Khattab pernah berkata belajar Bahasa Arab juga berati belajar setengah Agama Islam, Kenapa ? karena Al-qur’an Allah turunkan dengan Bahasa Arab.
Untuk membuat Santri terbiasa menggunakan kedua Bahasa Arab dan Inggris ini, setiap pagi setelah Shalat subuh dan Mengaji diadakan Muhadatsah atau conversation. 2 santri berhadapan baris memanjang dan mengikuti percakapan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris yang diajarkan. Kegiatan ini melatih kemampuan santri berbicara. Setiap malam juga setelah Shalat Isya santri diberikan beberapa vocabularies untuk menambah kosakata dalam Bahasa Arab dan Inggris. Untuk menjaga santri tetap berbahasa, peraturan ditegakan, siapa yang berbicara Bahasa Indonesia di area Pesantren akan dikenakan Sanksi. Apakah cara efektif ? Insya Allah jawabanya “iya” bisa kita lihat buktinya, banyak alumni Pondok Pesantren yang sekolah di Eropa, TImur Tengah bahkan menjadi Diploma.
(DN.COM/arulanisrullh)
