Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Tanggung Jawab Suami dalam Mendidik Keluarga Menurut Islam

Keluarga adalah pondasi utama dalam membangun peradaban manusia. Dalam Islam, pernikahan dan berkeluarga merupakan ibadah yang agung. Sebagai pemimpin dalam keluarga, seorang suami memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik istri dan anak-anaknya sesuai tuntunan Islam.

Tulisan ini membahas tentang peran dan tanggung jawab suami, dalil kewajiban orang tua mendidik anak, cara mendidik anak menurut Islam, waktu yang tepat untuk mendidik anak, hal-hal penting yang perlu diajarkan kepada anak, contoh perbuatan buruk yang harus dilarang, alasan kelalaian orang tua dalam mendidik anak, bahaya jika anak tumbuh tanpa pendidikan agama, dampak kelalaian orang tua terhadap masa depan anak, ciri-ciri suami shaleh, dan nasihat bagi para suami dalam mendidik keluarga.

Berikut uraiannya:

Apa peran dan tanggung jawab seorang suami dalam keluarga?

Dalam Islam, suami adalah pemimpin dalam keluarga. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

الرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Seorang laki-laki adalah pemimpin di keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829)

Sebagai pemimpin, suami bertanggung jawab untuk menafkahi, melindungi, mendidik dan membimbing istri serta anak-anaknya di jalan yang benar sesuai ajaran Islam. Tanggung jawab ini akan dipertanyakan di akhirat kelak.

Apa dalil tentang kewajiban orang tua mendidik anak-anaknya?

Allah ﷻ berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim [66]: 6)

Ayat ini memerintahkan para orang tua untuk mendidik anak-anak dan keluarganya agar terhindar dari api neraka. Selain itu, Rasulullah ﷺ bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829)

Hadits ini menunjukkan bahwa orang tua, khususnya ayah, bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.

Bagaimana cara mendidik anak dengan benar menurut Islam?

Islam sangat menekankan pentingnya pendidikan anak sejak dini. Anak ibarat kertas putih, orang tuanya yang akan menuliskan apa di atasnya. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari no. 1358 dan Muslim no. 2658)

Menurut Islam, cara mendidik anak yang benar adalah dengan mengajarkan tauhid, akhlak mulia, ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan lainnya. Pendidikan hendaknya didasari kasih sayang, keteladanan, dan berlaku adil di antara anak. Anak juga perlu dididik sesuai minat dan bakatnya.

Kapan waktu yang tepat untuk mulai mendidik anak-anak?

Pendidikan anak sudah bisa dimulai sejak dalam kandungan, bahkan sejak memilih pasangan yang shaleh/shalehah. Saat dalam kandungan, ibu dianjurkan banyak berzikir, membaca Al-Qur’an, dan berdoa agar janin menjadi anak yang shaleh.

Setelah lahir, anak dididik sesuai perkembangannya. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika meninggalkan shalat) saat berusia sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud no. 495, dishahihkan Al-Albani)

Jadi, pendidikan shalat bisa dimulai saat anak berusia 7 tahun dan ditegaskan saat usia 10 tahun. Tentu di usia sebelumnya mereka sudah diajarkan tauhid, akhlak, membaca Al-Qur’an, dan lainnya sesuai kemampuannya.

Foto: Pimpinan Pesantren bersama teman alumni Gontor angkatan tahun ’72 (2024).

Apa saja hal-hal penting yang perlu diajarkan kepada anak sejak dini?

Hal-hal penting yang perlu ditanamkan pada anak sejak dini antara lain:

  1. Tauhid dan akidah yang benar
  2. Akhlak mulia dan adab-adab islami
  3. Kecintaan kepada Allah, Rasul-Nya, dan agama Islam
  4. Ibadah-ibadah wajib seperti shalat, puasa, zakat, haji
  5. Membaca, menghafal, dan mengamalkan Al-Qur’an
  6. Menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia
  7. Keterampilan hidup sesuai minat dan bakat

Semua itu diajarkan secara bertahap sesuai kemampuan dan usia anak serta dibarengi dengan keteladanan dari orang tuanya.

Apa contoh-contoh perbuatan buruk yang harus dilarang bagi anak?

Orang tua harus mencegah dan melarang anak dari perilaku buruk, seperti:

  1. Berbuat syirik dan dosa besar
  2. Membantah dan durhaka pada orang tua
  3. Berkata dusta, kasar, dan kotor
  4. Mencuri, merampas hak orang lain
  5. Berjudi, minum khamr, zina, LGBT
  6. Membuat kerusakan di muka bumi
  7. Bergaul dengan teman yang buruk

Semua itu dicegah dengan cara yang bijak, tanpa kekerasan yang berlebihan. Anak perlu terus dinasehati dan dibimbing ke jalan yang benar.

Kenapa banyak orang tua yang lalai dalam mendidik anak-anaknya?

Banyak faktor yang membuat orang tua lalai dalam mendidik anak:

  1. Kurangnya ilmu agama dan kesadaran akan kewajiban mendidik anak
  2. Terlalu sibuk dengan urusan dunia, pekerjaan, atau kesenangan pribadi
  3. Broken home, ketidakharmonisan keluarga, perceraian
  4. Salah dalam memilih pasangan hidup
  5. Lingkungan sekitar yang tidak kondusif bagi pendidikan anak

Apapun alasannya, kelalaian orang tua dalam mendidik anak merupakan dosa besar dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

Apa bahaya jika anak dibiarkan tumbuh tanpa pendidikan agama?

Jika anak dibiarkan tumbuh tanpa pendidikan agama, maka bahaya yang mengancam antara lain:

  1. Lemahnya keimanan dan ketakwaan kepada Allah
  2. Bisa terjerumus dalam kemusyrikan dan kemaksiatan
  3. Tidak mengenal halal-haram, tidak punya adab dan etika
  4. Tidak memiliki benteng dari pengaruh buruk lingkungan
  5. Tidak siap menghadapi kehidupan dan problematikanya
  6. Menyusahkan dan membuat malu keluarga
  7. Terancam masuk neraka karena dosa-dosanya

Oleh karenanya, pendidikan Islam bagi anak sangatlah krusial demi kebahagiaan mereka dunia-akhirat.

Bagaimana dampak kelalaian orang tua terhadap masa depan anak?

Kelalaian orang tua dalam mendidik anak bisa berdampak buruk bagi masa depan anak, seperti:

  1. Anak menjadi nakal dan sulit diatur karena kurang pondasi agama
  2. Rentan terjerumus dalam pergaulan bebas, kriminalitas, dan narkoba
  3. Tidak memiliki skill dan kompetensi yang memadai untuk hidup mandiri
  4. Sering dilanda kegalauan, stress, depresi, dan penyakit mental lainnya
  5. Gagal meraih kesuksesan dunia dan akhirat

Sebaliknya, anak yang terdidik dengan baik akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, bermanfaat bagi umat, dan insya Allah sukses dunia-akhirat.

Apa ciri-ciri suami yang shaleh?

Seorang suami yang shaleh dan sukses dalam mendidik keluarga biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Beriman dan bertakwa kepada Allah, menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar
  2. Berilmu, rajin beribadah, berakhlak mulia
  3. Mau terus belajar dan mengajarkan ilmu yang didapat pada keluarga
  4. Memberi contoh teladan yang baik di hadapan istri dan anak-anaknya
  5. Menjalankan perannya sebagai pemimpin keluarga dengan penuh tanggung jawab
  6. Mendahulukan kewajiban daripada hak, mendahulukan akhirat daripada dunia
  7. Berlaku adil, penuh kasih sayang, tidak keras dan kasar dalam mendidik

Suami shaleh biasanya dianugerahi keluarga yang shaleh, yang menjadi permata baginya di dunia dan akhirat.

Apa nasihat bagi para suami dalam mendidik keluarganya?

Berikut nasihat bagi para suami dalam mendidik keluarganya:

  1. Benahi niat, perbaiki diri, jadilah teladan yang baik bagi keluarga
  2. Perhatikan pendidikan agama dalam keluarga, terapkan hukum-hukum Islam dalam rumah tangga
  3. Bersabarlah dalam mendidik istri dan anak, jangan kasar dan putus asa
  4. Perbanyak doa dan mohon pertolongan Allah dalam mendidik mereka
  5. Libatkan istri dalam mendidik anak, bersinergi dan saling dukung
  6. Dampingi anak-anak, kenali dunia mereka, berikan perhatian sesuai kebutuhan mereka
  7. Pilih lingkungan yang baik untuk keluarga, jauhkan dari pengaruh buruk
  8. Jangan terlalu sibuk dengan urusan dunia hingga melalaikan keluarga

 

Ingatlah selalu nasihat Lukman pada anaknya:

يَـٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

“Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.” (QS. Luqman [31]: 17)

Kesimpulan

Peran dan tanggung jawab suami dalam mendidik keluarga menurut Islam:

  • Suami adalah pemimpin dalam keluarga yang akan dimintai pertanggungjawaban
  • Wajib mendidik istri dan anak sesuai ajaran Islam sejak dini
  • Tanamkan tauhid, akhlak mulia, ibadah, cinta Al-Qur’an pada anak
  • Cegah perbuatan buruk pada anak seperti dosa, maksiat, kenakalan
  • Dampak buruk jika anak tak berpendidikan Islam: rentan dosa dan gagal masa depan
  • Suami shaleh menjadi teladan dan pendidik terbaik bagi keluarga

Penutup

Mendidik keluarga bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan kesabaran, keikhlasan, dan ilmu yang memadai. Namun itu semua tidak sebanding dengan kebahagiaan memiliki keluarga yang shaleh dan shalehah. Semoga Allah memberi kita kekuatan dan hidayah untuk terus mendidik keluarga di jalan yang diridhai-Nya. Semoga anak-anak kita menjadi penyejuk mata, penerus perjuangan dakwah Islam yang akan mendoakan kita hingga akhir hayat.

Yuk, Mulai Perbaiki Keluarga!

Wahai para kepala keluarga, sudahkah kita menunaikan amanah pendidikan anak ini dengan baik? Jika masih ada yang kurang, mari kita mulai perbaiki niat, evaluasi diri, dan bulatkan tekad untuk lebih giat mendidik keluarga. Carilah ilmu, ikuti kajian parenting islami, diskusikan dengan pasangan, berdoalah pada Allah. Yakinlah, jika kita sungguh-sungguh berusaha memperbaiki keluarga, Allah pasti memudahkan jalan kita. Berkah keluarga yang shaleh insya Allah akan kita raih di dunia dan akhirat.

Pendaftaran Santri Baru