Apakah Anda merasa kewalahan mengurus orangtua yang sedang sakit? Mungkin Anda merasa tertekan dengan tanggung jawab merawat mereka sambil menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaan Anda? Jika ya, Anda tidak sendirian. Banyak orang mengalami stres dalam situasi serupa.
Tulisan ini membahas tentang tantangan merawat orangtua yang sakit, dampaknya bagi kesehatan mental pengasuh, serta solusi praktis untuk mengelola stres tersebut menurut perspektif Islam. Berikut uraiannya:
Mengapa merawat orangtua yang sakit bisa sangat menekan?
Merawat orangtua yang sakit bukan hanya tantangan fisik, tapi juga emosional. Kita sering merasa sedih melihat kondisi orangtua yang melemah, cemas akan masa depan, dan frustrasi karena merasa tidak bisa berbuat lebih banyak. Belum lagi tuntutan untuk menyeimbangkan perawatan dengan tanggung jawab lain.
Contohnya, seorang anak yang harus merawat ibunya yang terkena stroke sambil tetap bekerja dan mengurus keluarganya sendiri. Dia merasa tertekan karena merasa tidak bisa maksimal di semua peran.
Allah SWT mengingatkan kita untuk berbakti kepada orangtua, terutama saat mereka membutuhkan. Firman-Nya:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23)
Apa dampak stres berkepanjangan bagi pengasuh?
Stres berkepanjangan dalam merawat orangtua yang sakit dapat berdampak serius bagi kesehatan fisik dan mental pengasuh. Risiko kelelahan, depresi, kecemasan, dan penurunan sistem imun meningkat. Hal ini bisa mempengaruhi kualitas perawatan yang diberikan dan kesehatan pengasuh sendiri.
Contoh kasusnya adalah seorang anak yang mengalami insomnia dan penurunan berat badan drastis karena stres merawat ayahnya yang sakit kanker stadium lanjut.
Rasulullah SAW mengingatkan kita untuk menjaga keseimbangan dalam segala hal, termasuk dalam berbakti dan merawat orangtua. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, dan keluargamu memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari no. 1975)
Bagaimana mengelola emosi saat merawat orangtua?
Penting untuk mengenali dan menerima berbagai emosi yang muncul saat merawat orangtua yang sakit. Rasa sedih, marah, atau frustrasi adalah normal. Jangan menyalahkan diri sendiri atas perasaan ini. Praktekan mindfulness dan dzikir untuk menenangkan pikiran.
Contohnya: Ketika merasa overwhelmed, ambil napas dalam-dalam dan ucapkan “Subhanallah” berulang kali untuk menenangkan diri. Atau luangkan waktu sejenak untuk shalat dan berdoa memohon kekuatan kepada Allah.
Allah SWT menjanjikan kemudahan di balik setiap kesulitan. Firman-Nya:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5)
Bagaimana menjaga kesehatan diri sambil merawat orangtua?
Merawat diri sendiri sama pentingnya dengan merawat orangtua. Jaga pola makan sehat, tidur cukup, dan luangkan waktu untuk olahraga ringan. Jangan ragu untuk meminta bantuan keluarga atau profesional jika merasa kewalahan.
Contoh penerapannya: Tetapkan jadwal tidur yang teratur, siapkan makanan bergizi untuk diri sendiri dan orangtua, dan lakukan stretching atau jalan kaki singkat setiap hari.
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menjaga keseimbangan antara hak diri sendiri dan orang lain. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
“Berikanlah setiap pemilik hak akan haknya.” (HR. Bukhari no. 2783)
Bagaimana membangun sistem dukungan?
Jangan tanggung beban merawat orangtua sendirian. Bangun sistem dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas. Jika memungkinkan, bagi tugas perawatan dengan saudara. Bergabung dengan grup dukungan untuk pengasuh juga bisa membantu.
Contohnya: Buat jadwal bergantian dengan saudara untuk merawat orangtua. Atau minta bantuan tetangga atau teman untuk menemani orangtua saat Anda perlu istirahat atau mengurus keperluan lain.
Allah SWT mendorong kita untuk saling membantu dalam kebaikan. Firman-Nya:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2)
Bagaimana menjaga komunikasi yang baik dengan orangtua?
Komunikasi yang baik dengan orangtua yang sakit sangat penting. Dengarkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan sabar. Libatkan mereka dalam pengambilan keputusan terkait perawatan jika memungkinkan. Tunjukkan kasih sayang melalui sentuhan dan kata-kata yang lembut.
Contoh penerapannya: Luangkan waktu untuk berbincang santai dengan orangtua setiap hari. Tanyakan pendapat mereka tentang menu makanan atau aktivitas yang ingin mereka lakukan.
Allah SWT memerintahkan kita untuk berkata baik kepada orangtua. Firman-Nya:
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.” (QS. Al-Isra’: 24)
Bagaimana memaknai peran sebagai pengasuh?
Merawat orangtua yang sakit bisa menjadi pengalaman yang mengubah hidup. Meski penuh tantangan, ini juga kesempatan untuk membalas budi dan mendapatkan pahala besar. Maknai peran ini sebagai bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT.
Contohnya: Setiap kali merasa lelah, ingatkan diri bahwa merawat orangtua adalah amal jariyah yang pahalanya terus mengalir bahkan setelah mereka tiada.
Rasulullah SAW menjanjikan surga bagi mereka yang berbakti kepada orangtua. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
“Ridha Allah tergantung pada ridha kedua orangtua, dan murka Allah tergantung pada murka kedua orangtua.” (HR. Tirmidzi no. 1899)
Kesimpulannya, merawat orangtua yang sakit memang penuh tantangan dan bisa menimbulkan stres. Namun, dengan menerapkan tips-tips di atas seperti mengelola emosi, menjaga kesehatan diri, membangun sistem dukungan, menjaga komunikasi yang baik, dan memaknai peran sebagai pengasuh, kita dapat mengelola stres dengan lebih baik. Ingatlah bahwa merawat orangtua adalah bentuk ibadah dan kesempatan mendapatkan ridha Allah SWT.
Mari kita jalani peran sebagai pengasuh orangtua dengan ikhlas dan penuh kesabaran. Meski sulit, percayalah bahwa Allah SWT tidak akan membebani hamba-Nya melebihi kemampuannya. Dengan izin Allah, semoga kita diberi kekuatan, kesabaran, dan keberkahan dalam menjalani tugas mulia ini. Jangan lupa untuk selalu berdoa memohon kemudahan dan petunjuk kepada Allah SWT dalam merawat orangtua kita.