Pimpinan Pesantren Darunnajah sekaligus Presiden Universitas Darunnajah, Dr. K.H. Sofwan Manaf, M.Si., tampil sebagai salah satu pembicara utama dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar MPR RI bersama Center for Indonesian Reform (CIR) di Gedung MPR RI, Kamis (21/11/2024).
“Pesantren memiliki kontribusi signifikan dalam pendidikan Indonesia, terutama sebagai pelopor pendidikan karakter bangsa,” ungkap Kyai Sofwan Manaf dalam forum yang mengangkat tema “Tantangan Pendidikan dan Pesantren di Era Digital: Meningkatkan Kecerdasan dan Moralitas Anak Bangsa”.
Forum yang dibuka oleh Wakil Ketua MPR RI, Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA., ini dilatarbelakangi keprihatinan terhadap menurunnya kualitas pendidikan Indonesia berdasarkan laporan Programme for International Student Assessment (PISA) 2022.
Dr. K.H. Sofwan Manaf memaparkan tiga peran strategis pesantren dalam transformasi bangsa.
Pertama, sebagai pusat pendidikan karakter yang menanamkan nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian sosial.
Kedua, sebagai penggerak ekonomi berbasis komunitas melalui pengembangan koperasi dan UMKM.
“Peran ketiga yang tak kalah penting adalah posisi pesantren sebagai pusat moderasi Islam yang menguatkan narasi Islam wasatiyyah untuk melawan radikalisme dan ekstremisme,” jelasnya di hadapan sekitar 20 peserta yang terdiri dari praktisi pendidikan dan pakar pendidikan.
Data PISA 2022 yang dipaparkan dalam forum menunjukkan penurunan skor Indonesia dalam tiga kompetensi utama. Skor literasi turun dari 371 menjadi 359, numerasi dari 379 ke 366, dan sains berkurang dari 396 menjadi 383.
“Di tengah tantangan ini, pesantren harus memperkuat perannya sebagai benteng moral sekaligus pusat keunggulan pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman,” tegas beliau.
Forum yang berlangsung dari pukul 09.30 hingga 12.00 WIB ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Prof. Dr. Sukro Muhab dari Universitas Negeri Jakarta dan Dr. Aan Rohanah, Lc., M.Ag. dari Aliansi Perempuan Peduli Indonesia.
“Pesantren harus menjadi garda terdepan dalam membendung dampak negatif media sosial seperti pornografi, kekerasan, dan perilaku menyimpang di kalangan remaja,” tambah Dr. K.H. Sofwan Manaf, M.Si.
FGD yang merupakan bagian dari upaya MPR RI dalam memfasilitasi dialog antar pemangku kepentingan pendidikan ini diharapkan dapat menjadi wadah Curahan Hati (Curhat) Rakyat untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional di sektor pendidikan.







