Rangkaian acara pembagian rapot Semester Ganjil tahun ajaran 2018-2019 terpantau lancara dan sangat meriah dengan hadirnya para wali santri ke Pesantren Darunnajah 2 Cipining.
Subhannalah, menurut panitia, melalui akumulasi buku tamu yang diisi oleh para wali santri, ternyata belum semua wali santri datang menghadiri acara silaturahmi dan pembagian rapot tersebut meskipun terlihat padat dan ramai.
Dan berikut beberapa ungkapan bahagia para wali santri setelah bertemu wali kelas dan mengambil rapot putra-putrinya.
Berharap Agar Betah
“Saya tidak terlalu menuntut anak saya untuk mendapatkan peringkat yang tinggi, saya hanya berharap agar anak saya betah berjuang di pesantren. Sudah itu saja cukup membuat saya tenang dan bahagia.”
Menjadi Kebanggaan Ayah dan Ibu
“Rangking 14?! Kamu hebat sekali! ayah kaget, disekolah yang sangat besar dan pasti banyak saingannya ini, kamu bisa masuk 15 besar. Anak putri ayah yang satu-satunya ini, harus lebih baik. Ayah bukan membuang kamu ke pesantren, tetapi karena ayah terlalu sayang dengan kamu, dan akhirnya ayah ibu mau kamu bisa mendapatkan bekal pendidikan yang baik. Karena ayah dan ibu sangat memiliki keterbatasan, mulai dari kemampuan, waktu dan lain sebaginya. Sehingga ayah dan ibu tidak bisa melakukan pengawsan yang cukup ketika kamu sekolah diluar. Jadilah kepercayaan ayah dan ibu yang membanggakan.”
Harus Berani Berbicara dan Betah
“Alhamdulillah, saya tidak berharap banyak mengenai nilai rapot yang anak saya hasilkan, yang terpenting adalah dia bisa tenang hidup di pesantren, dan saya juga ingin agar anak saya bisa berani dalam berbicara dengan orang lain. Tapi alhamdulillah, banyak sekali perubahan yang telah saya rasakan selama beberapa bulan ini, karena anak saya masih santri baru.”
Harus Mendapatkan Prestasi dan Beasiswa
“Saya berharap agar nilai anak saya bisa mencapai target beasiswa, karena hal tersebut adalah prestasi yang sangat besar. Selain melatih diri untuk terus belajar dan meraih nilai yang baik, juga bisa meringankan biaya di pesantren ini. Selain itu, agar anak saya juga bisa betah di pesantren.”
Dari beberapa penjelasan tersebut, banyak dari wali santri yang hanya berharap agar anak-anaknya bisa betah dan senang bisa hidup di pesantren. Bagaimana tidak?! Kekhawatiran para wali santri sangat meningkat ketika putra-putrinya berada di lingkungan luar yang tidak memiliki pendidikan agama.
Terlebih pada zaman milenial seperti saat ini. Jadi, memilih pesantren untuk menjadi tempat pendidikan terbesar adalah pilihan yang paling utama. Selain itu juga karena pesantren adalah benteng pertahanan terakhir. (WARDAN/Mbafer)