Islam adalah agama yang sangat mengutamakan orang-orang yang mau menghiasi diri mereka dengan akhlak yang mulia. Karena dengan adab dan akhlak yang mulia kelak pada hari kiamat timbangan kebaikan seseorang bisa lebih berat daripada timbangan keburukannya.
Adab dan Akhlak Islamiyyah adalah etika dan moral yang sangat dianjurkan di dalam ajaran islam yang telah tercantum di dalam Al-Quran dan Sunnah, dengan mengikuti contoh dari suri teladan kita yakni Nabi Muhammad SAW, yang dinyatakan sebagai manusia yang paling sempurna akhlaknya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ أَتْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat pada timbangan (kebajikan) seorang mukmin pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia”
Hadits ini mengisayaratkan kepada kita bahwa seorang mukmin harus berusaha untuk melakukan amalan yang terbaik dengan timbangan yang terberat pada hari kiamat. Nabi mengarahkan kita untuk berakhlak yang mulia. Karena akhlak yang mulia ini merupakan ibadah yang sangat berat timbangannya pada hari kiamat.
Dan diantara keutamaan akhlak yang terbaik sebagaimana perkataan Abdurrahman bin Nashir as-Si’diy:
وَ إِنَّهُ فِيْ نَفْسِهِ عِبَادَةٌ عَظِيْمَةٌ تَتَنَاوَلُ مِنْ زَمَانِ الْعَبْدِ وَقْتًا طَوِيْلاً وَهُوَ فِيْ رَاحَةٍ وَ نِعْمَةٍ مَعَ حُصُوْلِ الأَجْرِ الْعَظِيْمِ.
“Dan sesungguhnya akhlak mulia itu sendiri pada dasarnya merupakan ibadah yang agung, yang mencakup waktu yang Panjang dari seorang hamba, sementara sang hamba dalam ketentraman dan kebahagiaan, disertai memperoleh pahala yang besar” (risalah “Husnul Khuluqi”)
Sungguh benar perkataan beliau bahwa seorang hamba hampir terus menerus dalam kondisi berinteraksi dengan orang lain, jika ia berhias dengan akhlak yang mulia maka pahala akan terus menerus mengalir kepadanya.
Jika akhlak dan adab sudah terpatri di dalam diri kita, maka sungguh pahala akan terus mengalir kepada kita tatkala bermuamalah dengan orang-orang di sekitar bahkan dimanapun kita berada.
(dn.com/danisha)
