Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
blank

Meningkatkan Daya Tawar dan Value Diri: Pelajaran dari Kejadian Viral di Jepang

Meningkatkan Daya Tawar dan Value Diri: Pelajaran dari Kejadian Viral di Jepang

blank
Value Diri (sumber: vecteezy.com)

Baru-baru ini, beredar berita viral tentang sekelompok pekerja Indonesia, mayoritas dari Jawa, yang membuat gaduh di Osaka, Jepang.

Apa yang seharusnya menjadi perjalanan kerja mencari nafkah berubah menjadi insiden memalukan yang mengundang perhatian publik dan media.

Alih-alih fokus bekerja, mereka justru terlibat keributan, mengganggu ketertiban, dan akhirnya menjadi buah bibir.

Sepertinya teman-teman kita lupa dengan Pepatah “Di Mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung”.

Mereka berpikir dengan beramai-ramai, membuat geng, dan menebar sensasi, mereka akan terlihat lebih kuat.

Padahal, kenyataannya tidak demikian.

Tindakan mereka hanya mencoreng citra bangsa dan memperburuk pandangan orang asing terhadap pekerja Indonesia di luar negeri.

Menurut laporan, aksi mereka ini berakar dari ketidakpuasan atas perlakuan yang mereka terima di tempat kerja.

Mereka merasa dibully, diperlakukan tidak adil, dan berusaha membalas dengan cara yang tidak tepat.

Ini justru menjadi bumerang, karena pihak berwenang Jepang kini lebih waspada terhadap pekerja asal Indonesia.

Apa yang terjadi di Jepang ini seharusnya menjadi cermin bagi kita semua.

Banyak dari pekerja Indonesia yang berangkat ke luar negeri untuk bekerja sebagai tenaga kasar sering diperlakukan tidak patut.

Mengapa? Karena mereka tidak memiliki nilai tawar yang cukup.

Jika kita hanya bermodal tenaga, tanpa kemampuan atau keahlian khusus, kita mudah diremehkan dan diperlakukan seenaknya.

Maka, jika kita ingin dihargai lebih, langkah pertama adalah meningkatkan kualitas diri kita.

Salah satu cara terbaik adalah dengan menempuh pendidikan yang baik dan menambah keterampilan yang relevan.

Tidak cukup hanya bekerja keras, kita juga harus cerdas dalam berinvestasi pada diri sendiri, termasuk dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang berkualitas, seperti Universitas Darunnajah.

Kampus ini menawarkan tiga Fakultas yaitu Agama Islam, Bisnis dan teknologi dengan Prodi-Prodi dan pusat kajian yang yang beragam namun memiliki satu landasan yaitu berbasis pesantren Wakaf.

Di kampus, kita tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengasah karakter, etika, dan nilai-nilai yang membuat kita lebih dihargai sebagai individu.

Belajar di Universitas Darunnajah, misalnya, bukan sekadar mendapatkan gelar, tetapi juga membangun mental yang kuat, etika kerja yang baik, dan semangat untuk terus berkembang.

Inilah nilai tambah yang bisa kita tunjukkan di mana pun kita berada.

Harus selalu diingat bersama bahwa tidak semua orang terlahir dari keluarga kaya atau memiliki banyak kesempatan sejak awal.

Namun, kita semua memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan meningkatkan diri.

Daripada berkelompok dan membuat keributan, lebih baik kita fokus memperbaiki diri, menambah ilmu, dan memperkuat nilai tawar kita.

Perjalanan menempuh pendidikan, seperti kuliah di Universitas Darunnajah, mungkin tidak mudah.

Banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari belajar keras, menghadapi ujian, hingga bekerja paruh waktu.

Namun, semua usaha itu akan terbayar ketika kita mampu berdiri tegak dengan keahlian yang kita miliki, dan dihargai karena value diri yang telah kita bangun.

Jadi, mari tingkatkan daya tawar kita.

Belajar, berusaha, dan jadilah pribadi yang berkualitas, karena dunia akan menghargai kita bukan dari asal kita, tetapi dari apa yang bisa kita berikan.

 

Oleh: Muhammad Irfanudin Kurniawan

Disunting dari berbagai sumber

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah