Madu Lebah: Produk Primadona Darunnajah Cipining

Panen Madu di Pesantren Darunnajah Cipining
Panen Madu di Pesantren Darunnajah Cipining

Pesantren Darunnajah Cipining adalah lembaga pendidikan Islam yang terletak di daerah Bogor Barat, tepatnya di Kecamatan Cigudeg. Tanah wakafnya seluas 70 ha. hampir sebagian besarnya ditanami pohon akasia mangium.

Panen Madu di Pesantren Darunnajah Cipining
Panen Madu di Pesantren Darunnajah Cipining

Pohon mangium, di samping dimanfaatkan untuk produk bangunan, ia juga merupakan salah satu sumber pakan bagi lebah. Lebah bisa mengisap daun-daun muda akasia mangium. Sehingga peternakan lebah di kawasan ini cukup menggeliat. Para petani di sekitar pesantren banyak yang memelihara lebah, karena memang potensi alam mendukung.

Di samping potensi alam mendukung, lebah juga mudah untuk diternak, sebagai bagian dari obat kesehatan manusia dan tentunya nilai jualnya menjanjikan. Sehingga ternak lebah sangat direkomendasikan untuk dikembangbiakan di kawasan Pesantren Darunnajah Cipining dan sekitarnya.

Sebenarnya tidak jauh dari pesantren, terdapat peternakan lebah nasional. Kira-kira hanya tiga kilometer saja ditempuhnya. Ini pula yang menjadikan kawasan ini strategis untuk dibiakkan lebah-lebah, karena dekat dengan pakar perlebahan jika terjadi kesulitan-kesulitan dalam pemeliharaan.

Pesantren Darunnajah Cipining Produsen Madu Murni Berkualitas
Pesantren Darunnajah Cipining Produsen Madu Murni Berkualitas

Pesantren yang melimpah pakan lebah, memanfaatkannya dengan beternak lebah. Saat ini telah mulai menunjukkan hasilnya, dengan indikator setiap pemanenan madu, selalu ludes terjual, bahkan tidak bisa memenuhi permintaan pasar.

Setiap tamu-tamu yang datang ke pesantren tentunya akan diberikan oleh-oleh lebah ini sebagai buah tangan. Para alumni yang datang ke pesantren juga berebut madu, pun tak ketinggalan, orangtua/wali yang datang menengok putra-putrinya juga menenteng botolan madu sebagai hadiah istimewa yang di rumah.

Buah tangan yang memberikan kesan tersendiri bagi mereka yang pernah mencicipinya, kemudian berita itu tersebar dari mulut ke mulut, sehingga mensematkan nama “Pergi ke Darunnajah Cipining tanpa Madu, rasanya gimana gitu.”

Kesan-kesan itulah dengan sendirinya Madu Cipining menjadi Primadona, sehingga pesantren harus memenuhi permintaan-permintaan pelanggan setianya dengan menambah setup-setup lebah madu.

Yang tadinya sebagai oleh-oleh tamu-tamu pesantren, label Madu Darunnajah Cipining saatnya menjadi salah satu produk unggulan untuk menambah income pesantren, sehingga kedepannya makin banyak santri yang dibeasiswakan dari amal usaha pesantren. Tidak mustahil cita-cita para Founding Father Darunnajah “Membuka Madrasah Gratis” akan segera terwujud.[Wardan/Amins]

Pendaftaran Santri Baru