Keistimewaan dan kehebatan manusia dibanding mahluk lainnya antara lain karena manusia dikaruniai fisik, akal fikiran, hawa nafsu dan hati nurani.
Manusia memang tidak punya sayap tetapi dengan daya fikir dan kreatifitasnya mau serta mampu menciptakan pesawat terbang yang bisa terbang dengan lebih cepat dan tinggi daripada burung yang bersayap.
Manusia juga tidak memiliki ingsan namun dengan kemauan dan kemampuannya sanggup membuat kapal laut atau kapal selam yang bisa menyelam lebih lama dan lebih dalam daripada ikan di dalam lautan.
Oleh karenanya kehidupan manusia senantiasa mengalami kemajuan dan tidak monoton seperti halnya kehidupan binatang yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan fisiknya semata.
Bahkan seringkali manusia karena memiliki segala potensi jiwa, raga, rasa, karsa dan cipta berubah seolah menjadi ‘Tuhan’ yang menentukan segala-galanya. Tidak jarang mata hatinya menjadi buta sehingga tega melakukan berbagai eksploitasi sumberdaya alam dengan semena-mena.
Maka terjadinya kejadian-kejadian luar biasa seperti bencana banjir bandang dan tanah longsor akhir-akhir ini berfungsi untuk menyadarkan kembali bahwa kita adalah manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Inilah saat yang tepat kita melakukan self esteem dan auto critic terhadap diri sendiri dari kesombongan, kerakusan, ketamakan, kesewenang-wenangan dan kebrutalan perilaku selama ini.
Di sisi lain pada tahap ini kita kembali menemukan pengejawantahan nilai-nilai universalitas Islam yang memanusiakan manusia dengan kerelaan berbagi materi dan immateri bagi mereka yang tertimpa musibah pada musim hujan ini.
Jika ada diantara kita yang sama-sekali tidak muncul empati, simpati dan duka hati pada kondisi seperti sekarang ini maka sangat layak dipertanyakan kemanusiaannya. Manusia ketika sudah hilang kemanusiaannya maka yang tertinggal adalah kebinatangannya. Na’ûdzubillâhi min dzâlik.
(WARDAN/Mr.MIM & Mbafer)