Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Kesulitan Menerima Penuaan: Pandangan dan Solusi Islami

Pernahkah Anda merasa gelisah melihat tanda-tanda penuaan pada diri sendiri? Atau mungkin Anda memiliki kerabat yang terus-menerus khawatir tentang bertambahnya usia? Kesulitan menerima penuaan bukan hanya masalah fisik, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan mental dan spiritual seseorang.

 

Tulisan ini membahas tentang kesulitan menerima penuaan, penyebabnya, dampaknya, serta solusi praktis berdasarkan ajaran Islam. Berikut uraiannya:

 

Apa itu kesulitan menerima penuaan?

 

Kesulitan menerima penuaan adalah kondisi di mana seseorang merasa cemas, sedih, atau frustrasi menghadapi perubahan fisik dan mental yang terjadi seiring bertambahnya usia. Ini bisa meliputi kekhawatiran tentang penampilan, kesehatan, atau peran sosial yang berubah.

 

Contoh kasusnya adalah seorang wanita paruh baya yang merasa sangat terganggu dengan munculnya kerutan dan rambut beruban. Ia menghabiskan banyak waktu dan uang untuk perawatan kecantikan anti-penuaan dan merasa tidak percaya diri dalam pergaulan.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ

 

“Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa.” (QS. Ar-Rum: 54)

 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim no. 2564)

 

Apa penyebab kesulitan menerima penuaan?

 

Kesulitan menerima penuaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan sosial untuk tetap muda, ketakutan akan kematian, atau perasaan kehilangan identitas dan tujuan hidup. Media dan budaya populer yang mengagungkan kemudaan juga dapat berkontribusi.

 

Seorang pria yang baru pensiun merasa kehilangan arah dan identitas karena tidak lagi bekerja. Ia merasa tidak berguna dan terus-menerus memikirkan masa mudanya yang telah berlalu.

 

Allah SWT berfirman:

 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

 

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 35)

 

Rasulullah SAW bersabda: “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1077)

 

Bagaimana dampak kesulitan menerima penuaan pada kehidupan?

 

Kesulitan menerima penuaan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Ini juga dapat mendorong seseorang untuk mengambil tindakan ekstrem seperti operasi plastik berlebihan atau mengabaikan kesehatan demi terlihat muda. Pada akhirnya, hal ini dapat menjauhkan seseorang dari rasa syukur dan kedamaian batin.

 

Seorang artis senior yang sulit menerima penuaan terus-menerus melakukan operasi plastik hingga wajahnya tidak lagi alami. Ia merasa tertekan setiap kali melihat cermin dan menghindari acara-acara sosial.

 

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِن بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا

 

“Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya.” (QS. Al-Hajj: 5)

 

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah dia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari no. 2067 dan Muslim no. 2557)

 

Bagaimana cara menerima penuaan secara Islami?

 

Pertama, renungkan bahwa penuaan adalah sunnatullah dan tanda kasih sayang Allah SWT yang memberi kita kesempatan untuk beramal lebih banyak. Jadikan setiap tahap kehidupan sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

 

Seorang pensiunan guru yang awalnya merasa sedih karena pensiun, mulai mengisi waktunya dengan mengajar Al-Qur’an di masjid dan aktif dalam kegiatan sosial. Ia merasa hidupnya lebih bermakna dan tenang dalam menjalani masa tuanya.

 

Allah SWT berfirman:

 

وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ

 

“Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?” (QS. Yasin: 68)

 

Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” (HR. Tirmidzi no. 2329, dishahihkan oleh Al-Albani)

 

Apa peran syukur dalam menerima penuaan?

 

Praktikkan syukur atas setiap nikmat yang Allah SWT berikan, termasuk kesempatan untuk mencapai usia lanjut. Fokus pada kelebihan dan kebijaksanaan yang datang dengan bertambahnya usia, bukan pada kekurangan fisik.

 

Seorang nenek yang awalnya sedih melihat kerutannya, mulai bersyukur karena masih diberi kesehatan untuk bermain dengan cucu-cucunya. Ia merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam menjalani masa tuanya.

 

Allah SWT berfirman:

 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

 

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”” (QS. Ibrahim: 7)

 

Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika tertimpa kesusahan, dia bersabar, maka itu baik baginya.” (HR. Muslim no. 2999)

 

Bagaimana menjaga kesehatan fisik dan mental di usia senja?

 

Jaga kesehatan dengan pola hidup sehat, olahraga teratur, dan pemeriksaan kesehatan rutin. Tetap aktif secara sosial dan intelektual dengan bergabung dalam kegiatan positif di masyarakat atau mempelajari hal-hal baru.

 

Seorang kakek berusia 70 tahun mulai mengikuti kelas komputer di perpustakaan kota dan bergabung dengan kelompok pengajian lansia di masjid. Ia merasa lebih bersemangat dan berguna meski usianya sudah lanjut.

 

Allah SWT berfirman:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

“Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung.” (QS. Al-Hajj: 77)

 

Rasulullah SAW bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim no. 2664)

 

Kesulitan menerima penuaan memang bisa menjadi tantangan berat, namun dengan pendekatan yang mengintegrasikan ajaran Islam dan pemahaman diri yang baik, kita dapat menghadapinya dengan positif. Ingatlah bahwa setiap fase kehidupan memiliki keindahan dan hikmahnya sendiri.

 

Mari kita mulai dengan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT melalui ibadah dan dzikir. Praktikkan syukur atas setiap nikmat, termasuk kesempatan untuk mencapai usia lanjut. Fokuskan diri pada peningkatan kualitas ibadah dan amal saleh, bukan pada penampilan fisik semata.

 

Jaga kesehatan fisik dan mental dengan pola hidup sehat dan tetap aktif secara sosial dan intelektual. Jadikan masa tua sebagai kesempatan untuk berbagi kebijaksanaan dan pengalaman dengan generasi muda.

 

Dengan izin Allah SWT dan sikap positif, kita dapat menjalani proses penuaan dengan penuh keberkahan dan ketenangan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, keberkahan, dan husnul khatimah bagi kita semua. Aamiin.

 

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah