Apakah Anda merasa terhambat memulai atau mengembangkan usaha karena kesulitan mendapatkan modal? Jangan khawatir, Anda tidak sendirian. Masalah permodalan memang sering menjadi tantangan utama bagi para pengusaha. Namun dengan strategi yang tepat, kita bisa mengatasinya.
Tulisan ini membahas tentang berbagai kesulitan dalam mendapatkan modal usaha dan solusi praktis mengatasinya berdasarkan tuntunan Islam. Berikut uraiannya:
Tabungan minim?
Tidak memiliki tabungan yang cukup sering menjadi alasan utama seseorang urung memulai usaha. Bagaimana bisa memulai jika modal pun tidak ada? Namun perlu diingat, banyak pengusaha sukses yang memulai dari nol.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Ayat ini mendorong kita untuk proaktif mengubah nasib, termasuk dalam hal finansial. Mulailah dengan menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung, sekecil apapun nominalnya.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan miskin orang yang berhemat.” (HR. Ahmad)
Hadits ini mengajarkan pentingnya berhemat dan mengelola keuangan dengan bijak. Buatlah anggaran bulanan, kurangi pengeluaran yang tidak perlu, dan sisihkan untuk modal usaha.
Sulit mendapat pinjaman?
Mengajukan pinjaman ke bank atau lembaga keuangan lainnya sering kali menjadi pilihan untuk mendapatkan modal. Namun, proses yang rumit dan syarat yang ketat bisa menjadi hambatan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ ۚ وَأَن تَصَدَّقُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 280)
Ayat ini mengajarkan kita untuk saling membantu dalam hal finansial. Jika sulit mendapat pinjaman dari lembaga formal, coba cari pinjaman dari keluarga atau teman yang bisa memberi keringanan.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat.” (HR. Muslim No. 2699)
Hadits ini mendorong kita untuk saling membantu. Jangan ragu untuk meminta bantuan dari orang terdekat, sambil tetap menjaga amanah untuk mengembalikannya.
Takut terjerat riba?
Kekhawatiran akan riba sering membuat sebagian orang ragu mengambil pinjaman. Memang benar, Islam melarang keras praktik riba. Namun ada alternatif pembiayaan syariah yang bisa dimanfaatkan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَذَرُوا۟ مَا بَقِىَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 278)
Ayat ini dengan tegas melarang praktik riba. Sebagai alternatif, kita bisa memanfaatkan skema pembiayaan syariah seperti mudharabah atau musyarakah.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. Ibnu Majah No. 2185)
Hadits ini menjadi dasar transaksi yang adil dan saling menguntungkan. Pilihlah skema pembiayaan yang transparan dan sesuai syariah.
Kurang pemahaman finansial?
Kurangnya pemahaman tentang manajemen keuangan sering membuat orang ragu mengelola modal usaha. Bagaimana jika salah mengelola dan justru mengalami kerugian?
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَٱكْتُبُوهُ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Ayat ini mengajarkan pentingnya pencatatan keuangan yang rapi. Mulailah dengan belajar manajemen keuangan sederhana, catat setiap pemasukan dan pengeluaran.
Rasulullah SAW bersabda: “Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi, orang-orang yang benar dan para syuhada.” (HR. Tirmidzi No. 1209)
Hadits ini mendorong kita untuk selalu jujur dan amanah dalam berbisnis, termasuk dalam mengelola keuangan.
Sulit mencari investor?
Mendapatkan investor bisa menjadi solusi permodalan, namun tidak mudah meyakinkan mereka untuk berinvestasi di usaha kita. Bagaimana caranya agar investor tertarik?
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2)
Ayat ini mengajak kita untuk saling membantu dalam kebaikan. Tawarkan kerjasama yang saling menguntungkan kepada calon investor, bukan sekedar meminta modal.
Rasulullah SAW bersabda: “Allah menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim No. 2699)
Hadits ini mengingatkan bahwa membantu orang lain akan mendatangkan pertolongan Allah. Tawarkan nilai tambah bagi investor, bukan hanya keuntungan finansial.
Khawatir terlilit utang?
Ketakutan akan utang yang menumpuk sering membuat orang ragu mengambil pinjaman modal. Bagaimana jika usaha gagal dan tidak bisa membayar?
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq: 2-3)
Ayat ini menjadi penguat bagi kita untuk tidak terlalu khawatir. Selama kita bertakwa dan berusaha, Allah akan memberi jalan keluar.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mengambil harta orang lain (berhutang) dengan niat untuk membayarnya, maka Allah akan membayarkan untuknya. Dan barangsiapa mengambilnya dengan niat untuk merusaknya, maka Allah akan merusak orang itu.” (HR. Bukhari No. 2387)
Hadits ini mengajarkan pentingnya niat baik dan komitmen dalam berhutang. Ambil pinjaman sesuai kemampuan dan kelola dengan penuh tanggung jawab.
Bingung memilih sumber modal?
Banyaknya pilihan sumber modal bisa membuat bingung. Mana yang lebih menguntungkan: pinjaman bank, investor, atau crowdfunding? Setiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.” (QS. Ali ‘Imran: 159)
Ayat ini mengajarkan pentingnya musyawarah sebelum mengambil keputusan. Diskusikan dengan mentor atau konsultan bisnis untuk memilih sumber modal yang tepat.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan menyesal orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah, dan tidak akan miskin orang yang berhemat.” (HR. Thabrani)
Hadits ini mendorong kita untuk meminta petunjuk Allah melalui istikharah, bermusyawarah, dan tetap berhemat dalam mengelola modal.
Mendapatkan modal usaha memang bisa menjadi tantangan, namun bukan hal yang mustahil. Kunci utamanya adalah ketekunan, kreativitas, dan kebijaksanaan dalam mengelola keuangan. Mulailah dari yang kecil, kelola dengan baik, dan terus kembangkan secara bertahap.
Jangan biarkan kesulitan modal menghambat langkah Anda. Manfaatkan berbagai peluang yang ada, baik itu menabung, mencari pinjaman syariah, atau menarik investor. Yang terpenting, tetap jujur, amanah, dan bertawakal kepada Allah dalam setiap usaha.
Semoga artikel ini memberi inspirasi dan solusi bagi Anda yang sedang mencari modal usaha. Mari bersama-sama membangun ekonomi umat dengan semangat kewirausahaan yang sesuai syariah. Bismillah, mulai langkah Anda sekarang!