Membayar tagihan bulanan tepat waktu seringkali menjadi tantangan bagi banyak orang. Masalah keuangan ini bisa menimbulkan stres dan kecemasan. Bagaimana Islam memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini?
Tulisan ini membahas tentang penyebab kesulitan membayar tagihan, dampaknya, serta cara-cara praktis mengelola keuangan sesuai ajaran Islam. Berikut uraiannya:
Mengapa sulit membayar tagihan tepat waktu?
Kesulitan membayar tagihan tepat waktu bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Pendapatan yang tidak mencukupi, manajemen keuangan yang buruk, atau pengeluaran yang berlebihan sering menjadi penyebabnya.
Contohnya, seorang karyawan swasta merasa kewalahan mengatur keuangannya karena gaji yang pas-pasan sementara kebutuhan terus meningkat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS. Al-Isra: 26)
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak boros dan mengatur pengeluaran dengan bijak.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan miskin orang yang berhemat.” (HR. Ahmad no. 8442)
Hadits ini mengajarkan pentingnya berhemat dalam mengelola keuangan.
Bagaimana dampak terlambat membayar tagihan?
Keterlambatan membayar tagihan bisa menimbulkan berbagai masalah. Denda, penurunan skor kredit, hingga tekanan mental bisa menjadi akibatnya.
Misalnya, seorang ibu rumah tangga merasa stres karena terus-menerus ditagih pembayaran listrik yang terlambat.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu.” (QS. Al-Maidah: 1)
Ayat ini mengingatkan kita untuk memenuhi janji dan kewajiban, termasuk dalam hal pembayaran.
Rasulullah SAW bersabda: “Menunda-nunda pembayaran hutang bagi orang yang mampu adalah kezhaliman.” (HR. Bukhari no. 2400 dan Muslim no. 1564)
Hadits ini menekankan pentingnya membayar hutang atau tagihan tepat waktu bagi yang mampu.
Bagaimana menyusun anggaran yang baik?
Menyusun anggaran yang realistis dan disiplin dalam menjalankannya adalah kunci mengelola keuangan dengan baik. Prioritaskan kebutuhan utama dan tunda keinginan yang tidak mendesak.
Contohnya, sepasang suami istri muda membuat daftar pengeluaran bulanan dan menetapkan skala prioritas bersama.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67)
Ayat ini mengajarkan kita untuk berbelanja secara seimbang, tidak boros dan tidak pula kikir.
Rasulullah SAW bersabda: “Makanan untuk satu orang cukup untuk dua orang, makanan untuk dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan untuk empat orang cukup untuk delapan orang.” (HR. Muslim no. 2059)
Hadits ini mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan.
Pentingnya mencatat pengeluaran
Mencatat setiap pengeluaran bisa membantu kita lebih aware terhadap pola belanja. Gunakan aplikasi atau catatan manual untuk memudahkan.
Misalnya, seorang mahasiswa mulai mencatat setiap pengeluarannya dan terkejut melihat berapa banyak uang yang terbuang untuk hal-hal tidak penting.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Ayat ini mengajarkan pentingnya mencatat transaksi keuangan.
Rasulullah SAW bersabda: “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari no. 6412)
Hadits ini mengingatkan kita untuk memanfaatkan waktu dan kesehatan dengan baik, termasuk dalam mengelola keuangan.
Bagaimana meningkatkan pendapatan?
Selain mengatur pengeluaran, meningkatkan pendapatan juga penting. Cari peluang kerja sampingan yang halal atau kembangkan keterampilan untuk menaikkan gaji.
Contohnya, seorang guru mulai mengajar les privat di sore hari untuk menambah penghasilan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm: 39)
Ayat ini mendorong kita untuk berusaha dan bekerja keras.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya sendiri.” (HR. Bukhari no. 2072)
Hadits ini mengajarkan keutamaan bekerja dan berusaha sendiri.
Pentingnya menabung dan investasi
Menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung dan diinvestasikan sangat penting. Mulailah dengan jumlah kecil namun rutin.
Misalnya, seorang karyawan muda mulai menyisihkan 10% gaji bulanannya untuk ditabung dan diinvestasikan dalam reksa dana syariah.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al-Hasyr: 18)
Ayat ini mengajak kita untuk mempersiapkan masa depan, termasuk secara finansial.
Rasulullah SAW bersabda: “Simpanlah sebagian hartamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” (HR. Bukhari)
Hadits ini mengajarkan pentingnya menabung untuk masa depan.
Bagaimana jika sudah terlanjur menunggak?
Jika sudah terlanjur menunggak, segera komunikasikan dengan pihak terkait. Jelaskan situasi dan minta keringanan atau restrukturisasi jika memungkinkan.
Contohnya, seorang nasabah bank yang kesulitan membayar cicilan rumah, menemui pihak bank untuk meminta keringanan pembayaran.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
وَإِن كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فَنَظِرَةٌ إِلَىٰ مَيْسَرَةٍ
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan.” (QS. Al-Baqarah: 280)
Ayat ini mengajarkan untuk memberi keringanan bagi yang kesulitan membayar hutang.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memberi tempo kepada orang yang kesulitan atau membebaskannya (dari hutang), maka Allah akan menaunginya di bawah naungan ‘Arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.” (HR. Muslim no. 3006)
Hadits ini menunjukkan keutamaan memberi keringanan kepada orang yang kesulitan membayar hutang.
Kesulitan membayar tagihan bulanan memang bisa menjadi masalah serius. Namun dengan manajemen keuangan yang baik, disiplin, dan tawakal kepada Allah, insya Allah kita bisa mengatasinya.
Mari kita mulai mengelola keuangan dengan lebih baik. Buatlah anggaran, catat pengeluaran, tingkatkan pendapatan, dan jangan lupa untuk menabung. Yang terpenting, selalu ingat bahwa rezeki datangnya dari Allah. Kita hanya perlu berusaha dan bertawakal. Semoga Allah memudahkan urusan kita dan memberkahi rezeki kita. Aamiin.