Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Kesempurnaan Akhlak pada Masyarakat di Zaman Kebahagiaan yang Suka Memberi Maaf

Kesempurnaan Akhlak pada Masyarakat di Zaman Kebahagiaan yang Suka Memberi Maaf
Kesempurnaan Akhlak pada Masyarakat di Zaman Kebahagiaan yang Suka Memberi Maaf

Sebelum Allah SWT mengampuni kita, kita harus memaafkan kesalahan orang lain. Setiap orang pernah melakukan kesalahan dan menanti ampunan dari Allah SWT dan juga manusia.

Abu Bakar RA menafkahi Masthoh ibn Atsatsah, karena Matshoh masih kerabatnya dan juga karena ia miskin. Ketika Masthoh ikut campur dalam berita bohong melawan Aisyah RA, Abu Bakar bersumpah untuk tidak menafkahi Masthoh dan keluarganya. Lalu Allah SWT menurunkan ayat:

وَلَا يَأۡتَلِ أُوْلُواْ ٱلۡفَضۡلِ مِنكُمۡ وَٱلسَّعَةِ أَن يُؤۡتُوٓاْ أُوْلِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱلۡمُهَٰجِرِينَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ وَلۡيَعۡفُواْ وَلۡيَصۡفَحُوٓاْۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٌ ٢٢

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)

Abu Bakar RA berkata: “Iya aku pasti senang jika Allah SWT mengampuniku. Lalu ia kembali memberi nafkah kepada Masthoh seperti sebelumnya. Dan berkata: Demi Allah SWT aku tidak akan mencabut nafkah dari Masthoh selamanya. Kemudian Abu Bakar membayar kaffarat.” (Al-Bukhori, Al-Maghozi, 34/4141, Muslim, At-Taubah, 56)

Imam Ali RA menulis surat kepada Malik ibn Haris di Mesir. Yang mana kita dapat memahaminya memandang manusia pada zaman kebahagiaan tentang pemberi maaf. Ali RA berkata : “Janganlah kamu memandang manusia dengan pandangan kebinasaan sampai memutuskan hubungan. Sebarkanlah pada mereka rasa cinta dan kasih sayang dalam hatimu. Bergaullah dengan baik, karena manusia adalah saudaramu seiman dan sesama manusia. Manusia kadangkala salah dan kadang kala benar. Peganglah tangan orang yang tergelincir dianatara mereka. Jika kamu menyukai ampunan Allah SWT, maafkanlah dan ampunilah mereka. Janganlah membangkang perintah Allah SWT serta menyesal dari pemberian maafmu dan jangan pula mencela mereka.”

Untuk merenungkan kisah ini betapa banyak pelajaran dan manfaat yang bisa kita ambil dari nilai pentingnya. Khususnya bahwa akhlak yang baik selalu menghasilkan keberkahan. Dan nafkah batin tidak didapatkan melainkan dengan pemberian maaf. Kebaikan dan akhlak islami mempunyai pengaruh yang besar bagi manusia. (Sumber : Masyarakat Dalam Zaman Kebahagiaan – Utsman Nuri Topbas)

(DN.COM/almas_khalishah)

 

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah