Tulisan ini membahas tentang bagaimana Darunnajah 13 membentuk generasi hafizh dengan akhlak mulia, strategi pendidikan berbasis nilai-nilai Al-Qur’an, serta solusi inspiratif yang dapat diterapkan dalam kehidupan. Berikut uraiannya: Mengapa Hafizh Harus Berakhlak Mulia? Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan individu yang memiliki kecakapan akademis atau religius, tetapi kurang mencerminkan akhlak yang mulia. Misalnya, seseorang yang hafal Al-Qur’an, namun tindakannya tidak mencerminkan pesan-pesan Al-Qur’an. Inilah mengapa penting membentuk hafizh yang tidak hanya unggul dalam hafalan, tetapi juga memiliki akhlak yang baik.
Allah berfirman:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَـٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَـٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَـٰتِ وَفَضَّلْنَـٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًۭا
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam. Kami angkut mereka di darat dan di laut, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka atas banyak makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS. Al-Isra: 70)
Hadits Rasulullah SAW juga menegaskan pentingnya akhlak: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad, no. 8729)
Darunnajah 13 memahami pentingnya ini. Mereka mengintegrasikan pembelajaran Al-Qur’an dengan pembentukan karakter agar para hafizh menjadi teladan di tengah masyarakat. Bagaimana Darunnajah 13 Mewujudkan Pendidikan Karakter? Di lingkungan keluarga, kita sering menghadapi tantangan dalam mendidik anak-anak agar taat pada aturan dan nilai-nilai agama. Contohnya, seorang anak yang hafal surat panjang tetapi enggan membantu orang tua di rumah. Darunnajah 13 menjawab masalah ini dengan pendekatan pendidikan holistik. Metode yang diterapkan mencakup pembiasaan harian seperti shalat berjamaah, menghafal Al-Qur’an dengan pemahaman, dan penerapan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Para santri diajarkan bahwa hafalan Al-Qur’an harus menjadi panduan hidup, bukan sekadar bacaan.
Allah berfirman: يُؤْتِي ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًۭا كَثِيرًۭا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَـٰبِ “Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang diberi hikmah, maka sungguh, dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 269)
Rasulullah SAW juga bersabda: “Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari, no. 5027)
Apa Peran Guru dalam Membentuk Hafizh Berkarakter?
Dalam pertemanan, kita sering melihat pengaruh negatif dari lingkungan terhadap perilaku seseorang. Darunnajah 13 menghadirkan para guru yang tidak hanya ahli dalam ilmu agama, tetapi juga teladan dalam akhlak. Guru di Darunnajah 13 mendidik dengan kasih sayang, memberikan motivasi, dan membimbing santri dalam setiap aspek kehidupan. Para guru tidak hanya mengajarkan hafalan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur melalui cerita-cerita Al-Qur’an, nasihat Rasulullah, dan pembiasaan baik. Contohnya, seorang guru yang mendampingi santri dalam menyelesaikan konflik kecil dengan cara yang bijaksana, mengajarkan nilai sabar dan kasih sayang.
Bagaimana Lingkungan Mendukung Proses Pendidikan?
Di tempat kerja, kita sering mendengar keluhan tentang sulitnya menciptakan lingkungan yang mendukung nilai-nilai agama. Darunnajah 13 menciptakan lingkungan yang kondusif bagi santri untuk belajar dan beribadah. Setiap aktivitas di pesantren dirancang untuk memperkuat hubungan santri dengan Al-Qur’an dan meningkatkan akhlak. Lingkungan ini membiasakan santri untuk selalu mengutamakan nilai-nilai Islam, baik di dalam maupun di luar pesantren.
Allah berfirman: وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.” (QS. Al-Ma’idah: 2)
Hadits Rasulullah SAW juga mengingatkan pentingnya lingkungan: “Seseorang itu mengikuti agama temannya, maka perhatikanlah dengan siapa ia berteman.” (HR. Abu Daud, no. 4833)
Apa Langkah-Langkah Membentuk Generasi Hafizh yang Berkualitas?
Pada tataran pribadi, banyak dari kita mungkin kesulitan memulai pembelajaran Al-Qur’an secara konsisten. Di Darunnajah 13, langkah-langkah pembentukan hafizh dimulai dengan mengenalkan metode hafalan yang sistematis, seperti murojaah harian, setoran hafalan, dan evaluasi berkala. Santri diajarkan pentingnya niat yang ikhlas dalam menghafal Al-Qur’an. Mereka juga dibekali cara memahami dan mengamalkan kandungan Al-Qur’an. Dengan pendekatan ini, hafalan Al-Qur’an menjadi bagian dari kehidupan, bukan sekadar capaian akademis. Bagaimana Dampak Program Ini di Kehidupan Santri? Dalam kehidupan keluarga, kita mungkin pernah melihat santri yang berubah menjadi lebih disiplin dan santun setelah menempuh pendidikan di pesantren. Program di Darunnajah 13 tidak hanya membentuk hafalan Al-Qur’an, tetapi juga membangun akhlak yang mempengaruhi hubungan santri dengan orang tua, saudara, dan masyarakat. Santri yang memahami nilai-nilai Al-Qur’an cenderung lebih peka.