Pesantren Darunnajah 2 Cipining menerima kunjungan istimewa dari Mr. Ali Abdullah B.I.S, seorang mualaf asal Sidney, yang kini menjadi tenaga pengajar di Universitas Darunnajah. Kunjungannya pada Sabtu (9/11) menghadirkan tiga sesi sharing yang menginspirasi, mulai dari santri putra, para guru, hingga santri putri.
Perjalanan spiritual Mr. Ali bermula dari sebuah film yang mengubah hidupnya. Film Malcolm X, yang mengisahkan perjalanan seorang aktivis kulit hitam menemukan cahaya Islam, menjadi titik balik bagi pemuda yang tumbuh di tengah pergaulan bebas jalanan Sidney ini.
“Saya anak tunggal yang hidup bersama ibu, seorang single parent. Ketika saya mengutarakan keinginan masuk Islam di usia 16 tahun, beliau shock. Namun akhirnya mengizinkan saya belajar kepada ahli agama,” tutur Mr. Ali penuh haru dalam sharing bersama guru dan karyawan pesantren di Aula Al-Ghazali.
Didampingi Wakil Pengasuh Ustadz Nasikun Sugik, S.E, M.M dan dipandu Ustadz Azka Caesario, Mr. Ali membagikan kisah perjalanannya hijrah ke Pesantren Modern Darussalam Gontor. Keputusan yang tidak hanya mengubah hidupnya, tetapi juga membawa berkah bagi ibundanya yang memeluk Islam dua bulan sebelum wafat.
Dalam sesi yang berlangsung hingga pukul 21.30 WIB, Mr. Ali tidak hanya berbagi kisah spiritual, tetapi juga memberikan pembenaran pelafalan kata-kata bahasa Inggris yang sering keliru diucapkan seperti hidden, determine, advertisement, dan knowledge.
“Google Translate bisa menjadi alat bantu, tetapi hanya untuk kata per kata. Itupun terkadang masih ada kesalahan pelafalan, seperti kata ‘salmon‘ yang seharusnya dibaca ‘samn’,” jelasnya kepada para guru yang hadir.
Suasana interaktif terbangun saat sesi tanya jawab. Ustadz Syarqi mengajukan pertanyaan dalam bahasa Inggris tentang motivasi memilih Indonesia, sementara Ustadz Muhlisin berkomunikasi dalam bahasa Arab menanyakan pengalaman hidup di negeri minoritas Muslim.
Program yang diinisiasi Departemen SDM pesantren ini dikemas dalam tiga sesi berbeda. Dimulai dari sharing bersama santri putra di kampus 3, dilanjutkan dengan guru di Aula Al-Ghazali, dan ditutup dengan santri putri di Aula Kampus 1 keesokan paginya.
Kehadiran Mr. Ali di Darunnajah 2 Cipining, yang merupakan rangkaian kunjungannya ke Darunnajah Jakarta, menjadi bukti bahwa hidayah Allah tidak mengenal batas geografis. Kisahnya menginspirasi bahwa tekad kuat dan iman yang teguh dapat mengubah arah kehidupan seseorang. (DR)