Bogor, Jum’at 20 Oktober 2017. Suatu kenikmatan bagi seorang pelajar menimba ilmu di negeri orang, terlebih ke negara Mesir. Negeri yang di juluki sebagai Negeri Fir’aun dan Negeri Piramida ini banyak di gandrungi dan di gemari oleh Mahasiswa dari berbagai penjuru dunia karena terdapat salah satu Universitas tertua di dunia yaitu Universitas Al-Azhar Cairo Mesir. Ya memang tidak bisa di pungkiri bahwa negeri ini penuh syarat makna dan penuh segudang ilmu.
Sedikit perbincangan saya dengan salah satu Mahasiswa Universitas Al-Azhar yaitu Ust. Harun Rama Saksono melalui Media Sosial. Beliau adalah salah satu dari puluhan Mahasiswa Al-Azhar lulusan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining.
“Bagaimana kesan pertama antum ketika baru pertama kali menginjak kaki di negeri Piramida? “
” Pengalaman ane di Mesir yaitu senang juga, Tetapi harus sadar juga kita harus merubah niat dimana kita menuntut ilmu di Mesir, negeri yang gersang tapi penuh dengan khazanah keilmuan yang sangat luas dan dalam, layaknya sungai Nil yang menghidupi kehidupan Mesir, maka Al-Azhar pun menghidupi keilmuan Mesir.”
” Selain itu apa yang antum rasakan?”
“Yang ana rasakan disini sangat senang dimana memang tidak bohong bahwa pusat keilmuan di Mesir .dan pusat ibadah di Mekkah, dimana pun tempat berada ada berupa madyafah sahah maupun ruwaq yang terdapat pengajian setiap harinya, mulai dari tingkat awal atau mubtadi sampai tingkat mutammayiz atau tinggi, dari kitab nahwu, sorof , fiqih tasawuh pun di ajarkan disini , disemua tempat, tinggal kita yang memilih fokus di bidang apa, itu hanya sekedar di luar kuliah, kalau sudah kuliah pun kita akan masuk kelas juga dan diajarkan disitu oleh syekh Azhar, di Mesir ini watak mereka memang keras, tapi penuh dengan ketelitian yang tajam dan menjunjung tinggi kejujuran dengan tinggi, dan manhaj disini pun sangat wasathiyyah dimana semua paham tidak ditolak disini akan tetapi disaring dulu, sangat pertengahan, tidak gampang mengkafirkan orang, ada di masjid kadang dzikir Zahir maupun sirr.”
“Sampai sekarang antum betah tidak tinggal di Mesir?”
“Alhamdulillah ana betah, cuma ana disini tidak beasiswa full, buku masih beli sendiri, ongkos-ongkos juga masih sendiri, untuk asrama tahun pertama alhamdulillah kita sudah bayar di awal, tapi nanti kalau sudah tingkat satu tingkat 2 dan keluar nilai keluar nilai kita bisa ngajuin ke Al-Azhar, nah seandainya di terima, bisa tinggal di madinanatul bu’us yang isinya mahasiswa dari berbagai negara yang disediakan oleh Al-Azhar”
“Budaya apa yang menurut antum aneh tad, atau yang baru pertama antum jumpai?”
“oh yaa disini tidak boleh minum jongkok, rata-rata semuanya berdiri, terus di jalanan tidak ada motor, jarang, adanya angkot dan disini sangat menjunjung nilai kejujuran, tapi banyak juga maling, jadi ketika keluar asrama jangan sampai sendirian dan upayakan jangan ngeluarin barang-barang mewah seperti Handphone dan semacam nya”
“Makanan apa yang antum sukai?”
“Yang ane suka ish, ish itu semacam roti dari gandum yang di dalamnya ada kacang dan lain-lain”
“Kemudian, apa harapan antum setelah lulus dari Universitas Al-Azhar?”
“Harapan nya ana pengen majuin Indonesia yaa, karena kebanyakan orang Indonesia belajar agama cuma lewat youtube liat ustad ini itu tanpa dasar yang jelas dan langsung ikut-ikut saja tanpa belajar langsung ke guru nya langsung”
“Oke tad terakhir, apa pesan antum buat adik kelas antum?”
“kalau udah niat ke Mesir mencari ilmu jangan main-main, disini mah bisa ngapain aja, maen futsal bisa, gelandangan bisa, tapi kalo ana niat Qur’an sama Talaqy, pokoknya siapin saja hafalan nya, setiap tahun dibuka terus pendaftaran ke Mesir, jadi niatin saja, oke.”
(Wardan/Mika)