Yang pernah mondok masih ingat kan tentang cerita burung gagak dan kendi yang ada di pelajaran Muthola’ah kelas 3 dengan judul “Al Ghurobu Wal Jarratu”. Pastinya ingat dong, secara ceritanya yang menarik, juga perjuangan ngapalin dan memahaminya, bagaimana tidak semuanya pakai Bahasa Arab.

Tak sengaja melihat postingan foto seorang santri yang sedang alamiah tadris dengan materi “Al Ghurobu Wal Jarratu” dari perlajaran muhtolaah. Jadi ingat waktu santri bagaimana dulu perjuangan mempersiapkan amaliah tadris, kesana-kemari mempersiapkan I’dad dan bukan sekali dua kali I’dad dicoret-coret ustadz pembimbing karena masih ada kekurangan dan perlu perbaikan.
Mempersiapkan alat peraga juga menjadi tantangan tersendiri cari botol serta batu, dan juga yang tak kalah penting adalah mengilustrasikan materi pelajaran dalam sebuah gambar yang bagus dan tentunya menarik. Jadilah meminta tolong teman yang pandai menggambar untuk membuatkan lukisan burung gagak lengkap dengan botol dan batu-batu kecilnya.
Ketika selesai pelaksanaan amaliah tadris, tibalah saatnya untuk memberikan evaluasi kepada teman yang praktik amaliah tadris. Semua teman dalam satu kelompok memberikan evaluasi tentang kekurangan dan kelebihan ketika sedang praktik dengan dipandu oleh seorang ustadz pembimbing.

Proses-proses seperti inilah yang akan selalu membekas dalam ingatan santri, bagaimana sebuah proses seorang guru yang mempersiapkan materi ajarnya begitu detail dengan segala macam alat peraganya agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh sang murid.
Begitulah seorang guru dengan keikhlasan dan dedikasnya yang luar biasa mencurahkan segala ilmu yang dimilikinya untuk di transfer atau diajarkan kepada anak didiknya agar kelak menjadi manusia-manusia yang berilmu dan berakhlak mulia./Ahmad Awaludin
Berikut Teks Bahasa Arabnya