Dalam sistem pendidikan pesantren yang menerapkan totalitas pendidikan maka fungsi dan peranan Biro Pengasuhan Santri sangatlah penting. Maka tidak berlebihan jika Biro ini menjadi soko gurunya pesantren atau qalbu ma’had.
Hal itu disebabkan bahwa semua yang dilihat, dirasakan, ditemukan, dilakukan, dirasakan bahkan yang difikirkan oleh santri selama 24 jam di dalam pesantren merupakan bagian dari proses pendidikan itu sendiri.
Sebuah kesyukuran bahwa pada kamis-jum’at, 5-6 Maret 2015 lalu, jajaran Biro Pengasuhan Santri (BPS) Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor mendapatkan kesempatan untuk silaturrahmi, silatulwuddi dan silatulilmi ke empat Pondok Pesantren di kabupaten Bogor.
Disadari maupun tidak, sudah menjadi sebuah aksioma jika pelaksanaan kegiatan dan program mengalami fluktuasi, baik secara peorangan maupun secara kelembagaan. Di sinilah fungsi silaturrahmi menemukan maknanya untuk refresh dan belajar dari orang/lembaga lain.
Atas terselanggaranya program tersebut, jajaran BPS yang pada masa khidmah 2014-2015 ini dikepalai Ust. Muhlisin Ibnu Muhtarom menyampaikan terima-kasih yang mendalam kepada pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor, KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc yang telah memberikan izin, bimbingan dan fasilitas untuk kegiatan ini.
Apresiasi dan ungkapan terima-kasih juga dihaturkan kepada pimpinan Pondok Pesantren Modern Ummul Qura al-Isalamiy Leuwiliang, KH. Helmi Abdul Mubin, Lc, pimpinan Pondok Pesantren Modern Sahid Gunung Menyan Pamijahan, KH. Tamrana Abdul Qasim, M.Ag, pimpinan Pondok Pesantren Rafah Ranca Bungur, KH. Muhammad Natsir Zein, MA dan pimpinan Pondok Pesantren Darul Muttaqin Parung, KH. Drs. Mad Rodja Sukarta yang telah menerima kunjungan tersebut dengan tangan terbuka.
Peserta silaturrahim BPS ini berjumlah 24 guru yang terdiri dari 18 ustadz dan 6 ustadzah. Mereka merupakan para kepala asrama, kepala bagian dan staf di jajaran BPS. Sebelum berangkat mereka telah mendapatkan arahan dan bimbingan langsung dari pimpinan pesantren, juga menyiapkan kuesioner pertanyaan.
Mereka tampak antusias untuk belajar dan menggali informasi terkait amanat masing-masing di kepengasuhan santri yang meliputi kesekretariatan, bendahar, kedisiplinan/ keamanan, ibadah dan pengajaran, pengembangan bahasa arab dan inggris, K4, kepramukaan dan kesejahteraan serta IT.
Berikut ini daftar peserta silaturrahim BPS :
NO | NAMA PESERTA | AMANAT |
1 | Ust. Muhlisin Ibnu Muhtarom, S.H.I | Kepala Biro Pengasuhan |
2 | Ust. Kamilin Asmui | Kepala Asrama Kampus 1 Putri |
3 | Ust. Sholehuddin Hidayat | Kepala Asrama Kampus 2 Putra-Putri |
4 | Ust. Syarqi Suganda Sain, S.H.I | Kepala Asrama Kampus 3 Putra |
5 | Ust. Muhammad Nurrahman, S.Pd.I | Kepala Bagian keamanan |
6 | Ust. Saeful Bahri, S.Pd.I | Kepala Bagian Ibadah dan Ta’lim |
7 | Ust. Abid Musthofa, S.Pd.I | Kepala Bagian Bahasa |
8 | Ust. Muhammad Mustajib | Kepala Bagian K4 |
9 | Ust. Suratman Shomady, S.Pd.I | Kepala Bagian Bersih Lingkungan |
10 | Ust. Mujiyanto, S.Pd.I | Kepala Bagian Kesejahteraan |
11 | Ust. Hedi Fathurrahman | Sekretaris BPS |
12 | Ust. Ahmad Dimyati, S.Pd.I | Mabikori Gugus Depan 03.001-03.002 |
13 | Ust. Yogi Saputra | Bagian Keamanan |
14 | Ust. Mu’min Hidyat | Bagian Bahasa & Pembimbing Silat |
15 | Ust. Iwan Setiawan | Pembimbing OSADC |
16 | Ust. Najmudin | Bagian Ibadah wa Ta’lim |
17 | Ust. Mahmun Nurudin | Bagian IT |
18 | Ust. Zikrul Ihsan | Bagian Kesejahteraan |
19 | Usth. Robiatul Adawiyah | Bendahara BPS & Bagian Keamanan |
20 | Usth. Aizah | Kepala Asrama Kampus 1 Putri |
21 | Usth. Meriya | Bagian Keamanan |
22 | Usth. Zaenab Mahfudzhah | Pembimbing Pramuka Putri |
23 | Usth. Adawiyah | Pembimbing OSIDZ |
24 | Usth. Alaniyah | Bagian K4 |
Dari kunjungan ini dapat diambil beberapa poin kesimpulan, antara lain;
1. Masing-masing pesantren berupaya untuk meningkatkan ketertiban manajemen dan kerapihan adminstrasi pengasuhan santri. Perlu juga diupayakan agar jam mengajar guru-guru pengasuhan tidak terlalu banyak. Secara keseluruhan juga perlu diupayakan peningkatan kesejahteraan guru. Ketika kesejahteraan guru sudah standar tetapi kinerjanya tidak standar, maka secara mudah dan alamiah untuk mengeluarkan guru yang bersangkutan.
2. Santri tetap mendapatkan porsi dalam tugas keamanan dan kebersihan (K4) sebagai wahana pendidikan Life skill dan sarana menumbuhkan sense of belonging terhadap almameternya. Penguatan tugas dan fungsi pengurus Organisasi Santri juga sangat penting, pada saat itulah mereka akan learning by doing. Santri kelas 5 dan 6 sangat perlu diberikan kepercayaan seperti Imam dan khutbah jum’at, dengan diseleksi terlebih dahulu.
3. Pada tataran dan tahapan tertentu, pimpinan pesantren dan dewan guru harus terjun langsung serta turun ke bawah (turba), seperti dalam upaya penegakkan disiplin bahasa resmi yang dirasakan seperti menegakkan benang basah.
4. Harus diupayakan terus-menerus pendekatan kepada masyarakat sekitar pesantren, sehingga mereka merasakan pengaruh positif keberadaan pesantren, baik secara spiritual maupun material.
Akhirnya, semoga Allah SWT semakin meneguhkan ayunan tangan dan langkah kaki kita dalam Jihad Via Pendidikan nan berat namun mulia ini. Semoga!. (wardan/abu ezzat el wazira).