Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa, bulan yang penuh keberkahan. Keistimewaan bulan Ramadhan tidak dapat diukur, mulai dari dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka. Dan setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt. Selain memperoleh ganjaran pahala dari ibadah-ibadah wajib, seseorang juga dapat menambah pahala dengan melakukan amalan-amalan sunnah.
Berikut amalan-amalan sunnah yang dapat menambah pahala dibulan ramadhan:
Makan Sahur
Melakukan sahur merupakan amalan berpahala di bulan Ramadhan, mekipun hanya seteguk air. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw.
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya: “Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,” (HR al-Bukhari).
Adapun sahur yang dianjurkan adalah di waktu akhir, selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan, apakah masih malam atau sudah terbit fajar. Rasulullah saw bersabda:
لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوا السَّحُورَ وَعَجَّلُوا الْفِطْر
Artinya, “Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR Ahmad).
Menyegarkan Berbuka Puasa
Amalan selanjutnya adalah menyegerakan berbuka sebelum shalat maghrib. Saat pertama berbuka, sunnahnya dilakukan dengan kurma. Jika tidak ada, hendaknya dengan air, berdasarkan sabda Rasulullah SAW.
إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا، فَلْيُفْطِرْ عَلَى التَّمْرِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدِ التَّمْرَ، فَعَلَى الْمَاءِ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ
Artinya: “Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan,” (HR Abu Dawud).
Urutan sebaiknya adalah pertama dengan kurma basah (ruthab) jika ada. Jika tidak, maka dengan kurma kering (tamar). Jika tidak, maka dengan air. Hal ini sebagaimana dicontohkan Rasulullah saw yang selalu berbuka dengan kurma basah. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan kurma kering. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan air putih. Bagaimana seandainya tidak ada kurma dan air, yang ada misalnya madu dan susu, maka dahulukanlah madu walaupun sama-sama manis.
Membaca Doa Ketika Berbuka Puasa
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Artinya: Ya Allah Dzat yang Maha Pemurah dari segalanya, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rizki dan kasih sayang-Mu aku berbuka.
Mandi Besar
Mandi besar dari junub, haid, atau nifas dilakukan sebelum terbit fajar agar bisa menunaikan ibadah dalam keadaan suci, karena jika mandi besar tersebut dilakuklan ketika pagi sesudah terbit fajar khawatir akan masuk air ke mulut, telinga, anus, dan sebagainya.
Menjaga Lisan
Menjaga lisan dari perkara-perkara yang tak berguna, apalagi perkara haram, seperti berbohong dan mengumpat. Sebab, semuanya akan menggugurkan pahala puasa.
Memperbanyak Sedekah
Orang yang berpuasa handaknya memperbanyak sedekah kepada sesama, terutama sedekah makanan atau minuman untuk berbuka puasa. Sebab, orang yang memberi makanan atau minuman untuk orang berpuasa mendapat pahala yang setimpal dengan pahala puasa orang yang disedekahi. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، إِلَّا أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ
Artinya, “Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut,” (HR Ahmad).
Memperbanyak i’tikaf di masjid
Sebaiknya i’tikaf dilakukan selama satu bulan penuh, tapi jika tidak bisa maka diutamakan sepuluh hari bulan Ramadhan.
Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Paling tidak bisa mengkhatamkan satu kali dalam satu bulan Ramadhan. Semakin banyak khatam semakin baik sebagaimana dianjurkan oleh banyak ulama.
Istiqamah dalam beribadah
Konsisten dalam menjalankan ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Semua amalan sunnah yang dilakukan di bulan ini tidak putus setelah Ramadhan selesai.