Bahasa adalah kunci peradaban, jembatan yang menghubungkan budaya dan membuka gerbang dunia. Sabtu, 1 November 2025, Pondok Pesantren Al-Harokah Darunnajah 12 Dumai melaksanakan Al-Harokah Language Competition, kompetisi bahasa bergengsi yang mempertandingkan kemampuan santri dalam bahasa Arab dan Inggris. Selama tiga hari penuh, pesantren berubah menjadi arena diplomasi linguistik yang menguji ketajaman lidah dan kepiawaian berbahasa. Acara ini bukan sekadar kompetisi, melainkan laboratorium pembentukan karakter santri yang siap berdialog dengan dunia global.
Ustadz Marfu’ul Azhari, Wakil Pengasuh Pesantren, membuka kompetisi dengan pidato yang menggugah semangat. “Bahasa adalah senjata paling ampuh untuk menguasai dunia. Siapa yang menguasai bahasa, ia akan menguasai ilmu pengetahuan dan peradaban,” ujar beliau tegas.seluruh santri berkumpul di aula utama, mata berbinar penuh antusiasme. Energi kompetitif memenuhi ruangan, menciptakan atmosfer akademis yang sangat dinamis dan menginspirasi para peserta lomba.
Kompetisi digelar selama tiga hari, 1 hingga 3 November 2025, dengan lima kategori perlombaan utama. Drama, story telling, singing, pidato (speech), dan cerdas cermat menjadi medan adu kemampuan linguistik santri. Seluruh lomba menggunakan bahasa Arab dan Inggris secara bergantian, menguji fleksibilitas dan penguasaan dua bahasa asing sekaligus. Sistem kompetisi antar kamar menciptakan solidaritas tim yang kuat, dengan setiap kamar dipimpin oleh mudabbir sebagai koordinator strategi.
Organisasi Santri Darunnajah (OSADN), yang terdiri dari santri kelas enam Tarbiyah Mu’allimin al-Islamiyah (TMI), bertindak sebagai panitia pelaksana. Usth Annisa Istiqomah ditunjuk sebagai pembimbing yang mengawal seluruh rangkaian acara dengan cermat.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda: تَعَلَّمُوا الْعَرَبِيَّةَ فَإِنَّهَا مِنْ دِينِكُمْ (Ta’allamul ‘arabiyyata fa innahaa min diinikum) – “Pelajarilah bahasa Arab karena ia bagian dari agama kalian.” Hadist ini menegaskan pentingnya menguasai bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran dan warisan peradaban Islam. Sementara bahasa Inggris menjadi instrumen untuk mengakses pengetahuan global dan berdakwah di era modern. Kombinasi keduanya melahirkan santri yang kokoh dalam identitas keislaman sekaligus terbuka pada wawasan internasional.
Kompetisi drama menjadi kategori paling dinanti, menampilkan kreativitas santri dalam mengemas cerita bermakna. Setiap kamar menyiapkan naskah orisinal yang sarat pesan moral dan nilai-nilai keislaman. Story telling menguji kemampuan bernarasi dengan gestur dan intonasi yang memikat audiens dalam waktu terbatas. Kategori singing memadukan seni musik dengan kemahiran berbahasa, menciptakan harmoni estetika yang menyentuh jiwa. Setiap lomba dirancang untuk mengasah aspek berbeda dari penguasaan bahasa secara komprehensif.
Sistem antar kamar dengan kepemimpinan mudabbir menciptakan dinamika kompetisi yang unik dan edukatif.
Ustadz Marfu’ul menekankan bahwa penguasaan bahasa asing bukan hanya soal keterampilan komunikasi belaka. “Bahasa adalah jendela peradaban. Dengan bahasa Arab, santri menyelami khazanah klasik Islam yang sangat kaya dan mendalam. Dengan bahasa Inggris, mereka mengakses sains dan teknologi terkini untuk kemajuan umat,” tegasnya dalam sambutan pembukaan.
Kompetisi Al-Harokah Language Competition diharapkan menjadi agenda tahunan yang semakin berkualitas dan prestisius. Program ini memperkuat ekosistem pembelajaran bahasa asing di pesantren yang tidak hanya fokus pada hafalan, tetapi juga aplikasi praktis. Santri yang mahir berbahasa adalah santri yang siap berdakwah, bernegosiasi, dan berkontribusi di panggung dunia tanpa kehilangan identitas keislaman mereka. Inilah generasi yang akan membawa pesan Islam dengan bahasa yang dipahami seluruh peradaban.



