Pernahkah kita memperhatikan dengan tangan mana kita makan?
Mungkin sebagian dari kita menganggap hal ini sepele dan tidak penting.
Namun, ternyata Islam memberikan tuntunan yang sangat detail bahkan dalam hal sekecil ini.
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk makan dan minum dengan tangan kanan, bukan tangan kiri.
Mengapa demikian?
Tulisan ini membahas tentang larangan makan dengan tangan kiri dalam Islam, hikmah di baliknya, cara mengajarkannya pada anak, pengecualian yang mungkin ada, adab makan lainnya yang diajarkan Rasulullah SAW, kaitannya dengan setan, dampak spiritual dan kesehatan, serta cara membiasakan diri dan menyikapi orang lain yang melakukannya.
Berikut uraiannya:
Mari kita mulai dengan hadits utama yang menjadi pokok pembahasan artikel ini:
لَا يَأْكُلْ أَحَدُكُمْ بِشِمَالِهِ وَلَا يَشْرَبْ بِشِمَالِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Janganlah salah seorang di antara kalian makan dengan tangan kirinya dan jangan pula minum dengan tangan kirinya, karena sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim no. 2020)
Mengapa Kita Dilarang Makan dengan Tangan Kiri?
Larangan makan dengan tangan kiri bukan tanpa alasan.
Islam, sebagai agama yang sempurna, memiliki hikmah di balik setiap ajarannya.
Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW secara eksplisit menyebutkan bahwa setan makan dan minum dengan tangan kirinya.
Dengan demikian, ketika kita makan dengan tangan kiri, secara tidak langsung kita menyerupai perilaku setan.
Hal ini tentu bukan sesuatu yang diinginkan oleh seorang muslim.
Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, seorang ulama kontemporer, mengatakan: “Islam mengajarkan kita untuk selalu membedakan diri dari perilaku setan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal makan dan minum.”
Apa Hikmah di Balik Larangan Makan dengan Tangan Kiri?
Selain alasan spiritual, ada beberapa hikmah lain yang bisa kita petik dari larangan ini.
Pertama, menggunakan tangan kanan untuk makan melatih kita untuk selalu memulai hal baik dengan yang kanan.
Ini sejalan dengan ajaran Islam yang menganjurkan untuk mendahulukan yang kanan dalam hal-hal yang baik.
Kedua, dari segi kesehatan, tangan kanan umumnya lebih bersih karena tidak digunakan untuk membersihkan diri setelah buang air.
Dengan makan menggunakan tangan kanan, kita menjaga kebersihan dan kesehatan diri.
Ketiga, larangan ini melatih kita untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya bahkan dalam hal-hal kecil.
Ini membangun karakter muslim yang selalu berusaha mengikuti syariat dalam setiap aspek kehidupannya.
Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Makan dengan Tangan Kanan?
Mengajarkan anak untuk makan dengan tangan kanan sebaiknya dimulai sejak dini.
Kita bisa memulai dengan memberikan contoh yang baik.
Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat dari orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Selain itu, kita bisa menjelaskan dengan bahasa yang sederhana mengapa kita harus makan dengan tangan kanan.
Misalnya, “Sayang, kita makan pakai tangan kanan ya, karena Allah suka kalau kita makan pakai tangan kanan.”
Jika anak lupa, kita bisa mengingatkan dengan lembut.
Konsistensi dan kesabaran adalah kunci dalam mengajarkan kebiasaan baik pada anak.
Apakah Ada Pengecualian dalam Larangan Makan dengan Tangan Kiri?
Islam adalah agama yang fleksibel dan mempertimbangkan kondisi umatnya.
Ada pengecualian dalam larangan makan dengan tangan kiri, yaitu ketika seseorang memiliki uzur atau halangan yang membuatnya tidak bisa menggunakan tangan kanan.
Misalnya, jika seseorang mengalami cedera pada tangan kanannya atau memiliki kondisi medis yang mengharuskannya menggunakan tangan kiri, maka diperbolehkan makan dengan tangan kiri.
Allah SWT berfirman:
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Apa Saja Adab Makan yang Diajarkan Rasulullah SAW?
Selain makan dengan tangan kanan, Rasulullah SAW mengajarkan banyak adab makan lainnya.
Beberapa di antaranya adalah:
1. Membaca basmalah sebelum makan.
2. Makan dengan tiga jari.
3. Mengambil makanan yang terdekat.
4. Tidak meniup makanan yang panas.
5. Makan dalam keadaan duduk.
6. Tidak mencela makanan.
7. Membaca doa setelah makan.
Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya. Dan apabila minum, maka hendaklah ia minum dengan tangan kanannya. Karena sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim no. 2020)
Mengapa Setan Dikaitkan dengan Makan Menggunakan Tangan Kiri?
Dalam Islam, setan selalu dikaitkan dengan hal-hal yang buruk dan bertentangan dengan ajaran agama.
Makan dengan tangan kiri dianggap sebagai salah satu cara setan, sehingga kita dianjurkan untuk menghindarinya.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, seorang ulama besar, menjelaskan: “Setan selalu berusaha menyesatkan manusia dengan berbagai cara, termasuk dalam hal-hal kecil seperti cara makan dan minum. Dengan meniru perilaku setan, secara tidak langsung kita membuka pintu bagi pengaruh negatifnya dalam kehidupan kita.”
Bagaimana Dampak Spiritual Makan dengan Tangan Kanan?
Makan dengan tangan kanan bukan hanya masalah fisik, tetapi juga memiliki dampak spiritual.
Ketika kita makan dengan tangan kanan, kita sedang menjalankan sunnah Rasulullah SAW.
Ini berarti kita mendapatkan pahala dan keberkahan dalam aktivitas makan kita.
Selain itu, kebiasaan ini juga melatih kita untuk selalu mengingat Allah dan Rasul-Nya bahkan dalam aktivitas sehari-hari.
Hal ini dapat meningkatkan kesadaran spiritual kita dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Apakah Makan dengan Tangan Kiri Berdampak pada Kesehatan?
Dari segi kesehatan, makan dengan tangan kanan memang lebih dianjurkan.
Tangan kiri umumnya digunakan untuk membersihkan diri setelah buang air, sehingga berisiko membawa bakteri ke makanan jika digunakan untuk makan.
Dr. Muhammad Ali Al-Bar, seorang dokter dan peneliti Islam, menyatakan: “Anjuran makan dengan tangan kanan sejalan dengan prinsip-prinsip kesehatan modern yang menekankan pentingnya kebersihan dalam aktivitas makan.”
Bagaimana Cara Membiasakan Diri Makan dengan Tangan Kanan?
Bagi sebagian orang, terutama yang terbiasa makan dengan tangan kiri, mungkin perlu usaha untuk mengubah kebiasaan.
Beberapa tips yang bisa dilakukan:
1. Mulai dengan niat yang kuat untuk mengikuti sunnah.
2. Letakkan sendok atau alat makan di sebelah kanan piring.
3. Ingatkan diri sendiri setiap kali akan makan.
4. Minta bantuan keluarga atau teman untuk mengingatkan.
5. Praktikkan secara konsisten hingga menjadi kebiasaan.
Bagaimana Menyikapi Orang yang Makan dengan Tangan Kiri?
Ketika kita melihat orang lain makan dengan tangan kiri, terutama sesama muslim, kita bisa mengingatkan dengan cara yang lembut dan bijaksana.
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk saling menasihati dalam kebaikan.
Namun, perlu diingat bahwa kita tidak tahu apakah orang tersebut memiliki alasan tertentu atau uzur yang membuatnya makan dengan tangan kiri.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dan tidak menghakimi.
Apakah Ada Hadits Lain yang Membahas Etika Makan?
Ya, ada banyak hadits lain yang membahas etika makan.
Salah satunya adalah hadits berikut:
يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anak muda, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari yang dekat denganmu.” (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)
Hadits ini tidak hanya menekankan pentingnya makan dengan tangan kanan, tetapi juga mengajarkan untuk membaca bismillah sebelum makan dan mengambil makanan yang terdekat.
Kesimpulan
Larangan makan dengan tangan kiri dalam Islam bukan sekadar aturan tanpa makna.
Ada banyak hikmah di baliknya, baik dari segi spiritual maupun kesehatan.
Dengan mematuhi adab makan ini, kita tidak hanya mendapatkan keberkahan, tetapi juga melatih diri untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dalam segala aspek kehidupan.
Meskipun mungkin terlihat sebagai hal kecil, kebiasaan makan dengan tangan kanan dapat menjadi cerminan keimanan dan ketaatan kita sebagai seorang muslim.
Mari kita berusaha untuk menerapkan adab makan ini dalam kehidupan sehari-hari dan mengajarkannya kepada generasi mendatang.
Penutup
Semangat untuk terus belajar dan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting.
Meski adab makan mungkin terlihat sederhana, namun ia mengandung nilai-nilai spiritual yang dalam.
Mari kita terus berusaha untuk menjadi muslim yang baik, bahkan dalam hal-hal kecil seperti cara kita makan.
Semoga dengan mempelajari dan mengamalkan adab makan ini, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Bagaimana Kita Bisa Menerapkan Adab Makan Ini dalam Kehidupan Modern?
Setelah memahami pentingnya adab makan dalam Islam, langkah selanjutnya adalah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut beberapa cara praktis yang bisa kita lakukan:
1. Mulailah dari diri sendiri.
Biasakan diri untuk selalu makan dan minum dengan tangan kanan.
Jika lupa, segera pindahkan makanan atau minuman ke tangan kanan.
2. Ajarkan kepada keluarga.
Jelaskan dengan lembut kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya tentang pentingnya makan dengan tangan kanan.
Jadilah teladan yang baik bagi mereka.
3. Ingatkan dengan bijak.
Jika melihat teman atau kerabat muslim yang makan dengan tangan kiri, ingatkan mereka dengan cara yang sopan dan penuh hikmah.
Jelaskan alasan di balik anjuran ini.
4. Terapkan di acara makan bersama.
Saat mengadakan acara makan bersama atau jamuan, ingatkan para tamu untuk makan dengan tangan kanan sebagai bagian dari adab makan Islam.
5. Gunakan teknologi.
Manfaatkan media sosial atau aplikasi pesan untuk berbagi pengetahuan tentang adab makan dalam Islam, termasuk anjuran makan dengan tangan kanan.
Dengan menerapkan adab makan ini secara konsisten, kita tidak hanya menjalankan sunnah Rasulullah SAW, tetapi juga ikut melestarikan ajaran Islam dalam kehidupan modern.
Mari bersama-sama menjadikan hal kecil ini sebagai langkah awal untuk menjadi muslim yang lebih baik dalam segala aspek kehidupan.