Ujian Untuk Belajar Bukan Belajar Untuk Ujian
“kita menuntut ilmu untuk menjadi orang baik, bukan orang yang bisa menjawab pertanyaan ujian saja. ujian untuk belajar bukan belajar untuk ujian. Jangan salah kaprah.”
-K.H Hasan Abdullah Sahal-
Masih saja sering kita temukan problematika dalam kesaharian proses pendidikan. Pelajar menganggap belajar hanya untuk bisa menjawab soal-soal mata pelajaran yang diujikan. Padahal, makna pelajar lebih dari itu. Kata-kata Pimpinan Pondok pesantren Gontor sangat menyentuh dan menginspirasi, banyak kejadian hidup yang harus kita maknai, dan tugas tersebesar kita hidup pun untuk mekmanai hidup. Seluruh aspek yang kita lakukan berawal dari sebuah pemikiran. Perlakuan yang salah karena dari pemikiran yang salah pula. Maka kita harus tata pemikiran dengan rapi dan benar. “kita belajar untuk menjadi orang baik.” Dizaman yang modern ini banyak kita temukan orang yang pintar sekali, namun akhlak dan kelakuannya tidak mencermikan kepintarannya. Banyak orang yang merelakan sikap kejujurannya, hanya demi sebuah angka yang tinggi. Masya Allah, miris sekali rasanya melihat para pelajar yang membeli jawaban pertanyaan ujian. Mereka rela berbuat kecurangan hanya untuk sebuah angka yang tertera dalam sebuah kertas.
Orang tua yang baik pasti menyekolahkan anaknya untuk menjadi orang yang baik dan bermanfaat bukan ? maka jangan salah melangkah. Untuk apa pintar tapi korupsi dan menyusahkan orang lain ? untuk apa pintar tapi selalu membuat criminal ? sebagai manusia kita diberikan fitrah untuk mengetahui dan memilih mana yang salah dan mana yang benar. Melangkah kejalan yang benar dan melangkah kejalan yang salah itu juga termasuk pilihan hidup kita. Negara-negara yang memiliki sistem pendidikan yang baik menganggap anak yang tidak bisa matematika lebih baik dari pada anak yang tidak bisa mengantri, karena tidak bisa mengantri adalah masalah social dan akhlak.
Di era modern saat ini, tentu orang yang hanya bermodalkan baik saja tidak cukup untuk kompeten dan bersaing. Butuh kualitas dan kreatifitas. Maka antara intelektual dan akhlak harus seimbang. Di Pondok Pesantren kedua hal tersebut sangat diperhatikan, akhlak dan intelektual. Maka sangat benar apa yang dikatakan kyai kita : menuntut ilmu untuk menjadi orang baik bukan hanya untuk menjawab soal-soal dalam ujian saja. karena belajar itu luas dan mencangkup hal yang sangat banyak. Kalau kita hanya menjadi manusia yang pintar dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam soal ujian saja, nanti akan menjadi pintar namun tak bermoral sehingga dapat dengan mudah membuat kejahatan. Maka jangan slaha melangkah.