Assalamualaikum Warahmatulah Wabarakatuh
Yang Kami Hormati, Bapak Wakil Gubernur atau yang Mewakili
Yang Kami Hormati, Ibu Bupati Kabupaten Bogor atau yang Mewakili
Yang Kami Hormati, Bapak Kemenag Kabupaten Bogor atau yang Mewakili
Yang Kami Hormati, Bapak Kwarcab atau yang Mewakili
Yang Kami Hormati, Bapak dari Tripika, Bapak Camat, Bapak Danramil dan Bapak Kapolsek atau yang mewakilinya…
Serta para undangan, Pimpinan-pimpinan Pesantren Yayasan Darunnajah, dan juga Bapak-bapak, Ibu-ibu wali santri beserta anak-anak sekalian.
Alhamdulillah.. tadi saya duduk, sejenak termenung teringat bagaimana Rasulullah dahulu ketika mengikuti pamannya untuk berdagang ke negeri Syam. Disambut oleh Allah SWT dengan adanya Mega Mendung, awan yang menutupi sinar matahari. Sehingga redup tidak kepanasan.
Pagi ini kita rasakan seperti itu juga, pagi-pagi sekali saya sudah merasa sedih karena hujan, saya merasa kasihan kepada anak-anak. Tapi ternyata, Masya Allah.. bukan Allah turunkan hujan, tapi Allah rupanya jadikan cuaca menjadi mendung sehingga suasana kondusif untuk melakukan upacara ini.
Mudah-mudahan, kita juga mendapatkan seperti yang rasulullah dapatkan. Pesantren Darunnajah ini berkembang terus, bukan saja oleh kaum muslimin di Indonesia yang berdatangan untuk belajar, tetapi juga bisa yang akan datang nantinya yang berdatangan kesini adalah dari Kaum Muslimin yang ada di seluruh dunia. Sebagaimana Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin, ada di mana-mana. Bukan saja sekedar di Makkah dan Madinah.
Anak-anak sekalian,
Tidak terasa Pesantren ini sekarang sudah 28 tahun, rasanya baru tahun lalu. Sekarang, PORSEKA atau Pekan Perkenalan ini sudah yang ke-29. Karena dulu ketika Pesantren kita mulai, sudah langsung diadakan Pekan Olahraga Seni dan Pramuka (PORSEKA) seperti ini. Tentunya jumlahnya belum sebanyak ini. Dulu, jumlahnya hanya sekedar 200 orang. Dan gurunya pun hanya 18 orang pada saat itu.
Alhamdulillah sekarang telah berkembang, Peserta didik Pesantren Darunnajah ini sudah diatas 2000 lebih. Kalau dulu, tahun pertama yang santrinya berasal dari sekitar ini tidak ada yang masuk ke Pesantren, kecuali beberapa orang saja, sekarang, dari masyarakat sekitar kita sudah hampir 50%. Kita bersyukur, masyarakat kita yang dulu ketika datang ke Pesantren banyak yang tidak mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan ke sekolah SLTP dan SLTA karena jauhnya jarak. Sehingga dimasyarakat saat itu sekolah SD adalah tingkat pendidikan tertinggi.
Sekarang, dengan adanya Darunnajah ini masyarakat sekitar sudah semakin berkembang. Bukan hanya sekolah di Darunnajah saja, tetapi mereka yang sekolah di Darunnajah juga ada yang melanjutkan ke luar negeri. Ada yang di Mesir, ada juga yang di Saudi Arabia, Perkembangan yang luar biasa. Dari masyarakat sekitar sekarang sudah mulai maju pendidikan ini.
Pesantren juga demikian, dari tahun ketahun terus berkembang. Hampir dikatakan pesantren ini tiada hari tanpa membangun, karena memang jumlah santri yang mendesak terus-menerus. Sehingga kita terus menerus berusaha untuk melengkapi fasilitas-fasilitas itu.
Dari sisi Prestasi juga Alhamdulillah, luar biasa. Anak-anak ini rupanya kalau di bina dengan sebaik-baiknya akan berhasil, seperti yang kita inginkan. Di masa periode awal, saya sempat merasa pesimis. Apa mungkin kami bisa mengembangkan Pesantren ini, sementara posisinya adalah di posisi yang jauh dari kota. Guru-guru, umumnya mau mengajar di tempat yang ramai. Sedangkan kami di tengah hutan seperti ini. Maka mencari guru-guru dari lingkungan tidak ada, mencari guru dari jauh tidak betah disini. Namun demikian, tidak seperti itu yang terjadi, Allah SWT selalu memberikan kemudahan kepada kita.
Didalam Al-Quran, Allah sudah menyatakan;
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad: 7)
Kita tekuni saja, kita jalani saja, guru akhirnya berdatangan juga. Padahal kita berada di lokasi yang jauh dari kota. Dengan guru-guru yang selalu lengkap, di Pesantren ini tidak terjadi kekosongan-kekosongan yang berakibat anak-anak pada keliaran di jalanan dan sebagainya yang akhirnya berantem satu sama lainnya.
Disini Alhamdulillah, tidak ada anak-anak yang berantem, apalagi berusaha untuk mencari lawan dari sekolah lain. Sekalipun anak-anak disini semuanya mempunyai kemampuan untuk bela diri, tetapi tidak pernah di praktekkan untuk berantem melawan lawannya di sekolah lain.
Dari sisi prestasi terus menerus meningkat. Medali-medali emas setiap tahun selalu masuk ke Pesantren ini dengan berbagai macam kegiatan. Tidak hanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya olah raga, tetapi kegiatan-kegiatan ilmiyahnya pun juga menghasilkan medali emas. Anak MI kita pun diikutkan lomba-lomba dan bisa menyetorkan Medali Emas untuk Pesantrennya. Luar biasa. Dari Silatnya, dari Pramukanya, dari sisi kegiatan Ilmiyahnya, kita selalu berusaha untuk selalu mendapatkan juara-juara dan medali Emas.
Mudah-mudahan yang akan datang ini, dimulai dari PORSEKA yang ke 29 akan jauh meningkat dari pada tahun-tahun yang lalu. Maka kami harapkan, jangan Cuma menjadi penonton. Jadilah pemain. Karena Penonton hanya bisanya ngomong, bisanya Cuma mencela, tetapi kemampuan tidak ada.
Kita harus jadi Pemain, dalam bidang apapun. Walaupun katakanlah hanya lomba sepak takraw yang bisa diikuti, ikutilah. Jangan hanya jadi penonton. Insya Allah dengan mengikuti berbagai macam kegiatan ini akan membebani diri kita, ada rasa tanggung jawab, ada rasa kebersamaan, ada rasa disiplin. Tetapi orang yang hanya menjadi penonton saja, biasanya diserahi apa-apa tidak mampu, karena tidak memiliki pengalaman.
Diharapkan, dalam PORSEKA teruskan, ikuti semuanya. Panitia akan dikatakan berhasil apabila Panitia mampu menggerakkan seluruh santri ini untuk ikut berpartisipasi di dalam kegiatan-kegiatan yang ada di dalam PORSEKA ini. Dan Panitia akan dikatakan gagal apabila sangat minim partisipasi.
Terima Kasih kepada para Undangan, yang telah menghadiri acara ini. Dan mohon maf atas segala kekurangannya.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
[WARDAN/Deni]