Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Metode Pembelajaran: Tradisional vs Modern

Pernahkah kita membandingkan metode pembelajaran tradisional dengan modern di pesantren? Seiring perkembangan zaman, pesantren mengalami transformasi dalam cara mendidik santrinya. Namun, apakah metode modern selalu lebih baik? Mari kita telaah lebih dalam.

 

Tulisan ini membahas tentang perbandingan metode pembelajaran tradisional dan modern di pesantren, kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta bagaimana keduanya bisa saling melengkapi. Berikut uraiannya:

 

Apa itu Metode Sorogan?

 

Sorogan merupakan metode khas pesantren tradisional. Santri menghadap guru satu per satu, membaca kitab kuning, lalu guru mengoreksi dan menjelaskan. Metode ini memungkinkan interaksi intensif antara guru dan murid.

 

Kelebihan sorogan adalah guru bisa memantau perkembangan santri secara individual. Santri juga bisa bertanya langsung jika ada yang tidak dipahami. Namun, metode ini membutuhkan waktu lama dan kurang efisien untuk kelas besar.

 

Meski terkesan kuno, sorogan mengajarkan nilai adab dan kesabaran. Santri belajar menghormati guru dan tekun dalam menuntut ilmu.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

 

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.'” (QS. Al-Isra: 24)

 

Bagaimana dengan Metode Bandongan?

 

Bandongan atau wetonan adalah metode di mana kyai membacakan dan menjelaskan kitab, sementara santri menyimak dan mencatat. Metode ini efisien untuk kelas besar dan memungkinkan transfer ilmu yang banyak dalam waktu singkat.

 

Kelebihan bandongan adalah santri bisa mendapat penjelasan langsung dari kyai yang otoritatif. Namun, kelemahannya adalah kurangnya interaksi dua arah. Santri cenderung pasif dan sulit mengukur tingkat pemahaman mereka.

 

Meski demikian, bandongan mengajarkan nilai kebersamaan dan kesabaran dalam menuntut ilmu. Santri belajar menyimak dengan seksama dan menghargai ilmu yang disampaikan.

 

Apa Keunggulan Metode Diskusi Modern?

 

Metode diskusi modern melibatkan santri secara aktif dalam proses pembelajaran. Mereka diberi topik untuk didiskusikan dalam kelompok, lalu mempresentasikan hasilnya. Guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan diskusi.

 

Kelebihan metode ini adalah melatih kemampuan berpikir kritis dan komunikasi santri. Mereka belajar mengemukakan pendapat dan menghargai perbedaan. Namun, tantangannya adalah memastikan diskusi tetap terarah dan sesuai ajaran Islam.

 

Diskusi sebenarnya bukan hal baru dalam Islam. Nabi Muhammad SAW sering berdiskusi dengan para sahabat untuk memecahkan masalah.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Bermusyawarahlah kalian dalam suatu perkara, karena pendapat satu orang seperti jahitan satu kali, sedangkan pendapat dua orang seperti jahitan dua kali yang lebih kuat.” (HR. Ad-Dailami)

 

Bagaimana Peran Teknologi dalam Pembelajaran Modern?

 

Pesantren modern memanfaatkan teknologi seperti komputer, internet, dan multimedia dalam pembelajaran. Santri bisa mengakses sumber belajar digital dan berinteraksi dalam kelas virtual.

 

Kelebihan metode berbasis teknologi adalah akses informasi yang luas dan pembelajaran yang lebih interaktif. Namun, tantangannya adalah memastikan penggunaan teknologi yang bijak dan sesuai nilai-nilai Islam.

 

Meski terkesan modern, penggunaan teknologi untuk menuntut ilmu sejalan dengan semangat Islam yang mendorong umatnya untuk terus berinovasi.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

وَسَخَّرَ لَكُم مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مِّنْهُ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

 

“Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.” (QS. Al-Jatsiyah: 13)

 

Apa Perbedaan dalam Penilaian Hasil Belajar?

 

Pesantren tradisional cenderung menilai hasil belajar santri melalui ujian lisan atau kemampuan membaca kitab. Sementara pesantren modern menggunakan berbagai metode penilaian seperti tes tertulis, proyek, dan portofolio.

 

Kelebihan penilaian tradisional adalah kemampuan mengukur pemahaman mendalam santri. Namun, kelemahannya adalah subjektivitas dan kurangnya variasi aspek yang dinilai.

 

Penilaian modern lebih komprehensif dalam mengukur berbagai aspek kemampuan santri. Tantangannya adalah memastikan penilaian tetap menekankan pada pemahaman agama yang mendalam.

 

Bagaimana Peran Guru dalam Kedua Metode?

 

Dalam metode tradisional, guru atau kyai menjadi sumber utama ilmu. Santri sangat bergantung pada penjelasan guru. Sementara dalam metode modern, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan santri untuk aktif mencari ilmu.

 

Kelebihan peran guru tradisional adalah transfer ilmu yang mendalam dan terjaganya sanad keilmuan. Namun, kelemahannya adalah kurangnya kemandirian santri dalam belajar.

 

Peran guru modern membantu santri mengembangkan kemampuan belajar mandiri. Tantangannya adalah memastikan guru tetap menjadi teladan dalam ilmu dan akhlak.

 

Perbandingan metode pembelajaran tradisional dan modern di pesantren menunjukkan bahwa keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana mengambil manfaat dari kedua metode tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yang komprehensif.

 

Sebagai umat Islam, kita bisa mengambil pelajaran dari dinamika ini. Kita perlu menghargai khazanah keilmuan tradisional, namun tetap terbuka terhadap inovasi dalam cara belajar. Yang terpenting adalah niat dan semangat dalam menuntut ilmu.

 

Marilah kita mulai dengan introspeksi diri. Apakah kita sudah optimal dalam menuntut ilmu? Bagaimana kita bisa mengkombinasikan metode tradisional dan modern dalam belajar agama? Mari kita terus berinovasi dalam cara belajar, namun tetap menjaga adab dan nilai-nilai Islam.

 

Semoga Allah SWT senantiasa memberi kita kemudahan dan keberkahan dalam menuntut ilmu. Aamiin. Mari kita jadikan proses belajar sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah, karena sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

 

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)

 

Pendaftaran Santri Baru