Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Merasa tidak dihargai di tempat kerja? Ini solusi Islamnya!

Perasaan tidak dihargai di tempat kerja bisa sangat memengaruhi motivasi dan produktivitas kita. Situasi ini sering membuat seseorang merasa frustrasi dan tidak bersemangat. Bagaimana Islam memberikan panduan dalam menghadapi masalah ini?

 

Tulisan ini membahas tentang penyebab perasaan tidak dihargai, dampaknya, serta cara-cara bijak mengatasinya sesuai ajaran Islam. Berikut uraiannya:

 

Mengapa muncul perasaan tidak dihargai?

 

Perasaan tidak dihargai bisa muncul karena berbagai alasan. Kurangnya pengakuan atas prestasi, gaji yang tidak sesuai, atau perlakuan tidak adil sering menjadi penyebabnya.

 

Contohnya, seorang karyawan merasa kecewa karena idenya selalu diabaikan dalam rapat tim tanpa alasan yang jelas.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ

 

“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya.” (QS. Asy-Syu’ara: 183)

 

Ayat ini mengingatkan pentingnya menghargai hak orang lain, termasuk dalam lingkungan kerja.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954)

 

Hadits ini menekankan pentingnya saling menghargai antar sesama manusia.

 

Bagaimana dampak merasa tidak dihargai?

 

Perasaan tidak dihargai bisa berdampak serius pada kinerja dan kesehatan mental. Penurunan motivasi, stres, atau bahkan keinginan untuk berhenti kerja bisa menjadi akibatnya.

 

Misalnya, seorang guru yang merasa upayanya tidak diapresiasi mulai kehilangan semangat mengajar dan sering absen.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

 

“Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. At-Taubah: 120)

 

Ayat ini mengingatkan bahwa setiap kebaikan pasti ada balasannya, meski tidak selalu dari manusia.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954)

 

Hadits ini menekankan pentingnya saling menghargai antar sesama manusia.

 

Bagaimana meningkatkan komunikasi?

 

Komunikasi yang baik dengan atasan atau rekan kerja bisa membantu mengatasi masalah ini. Sampaikan perasaan dan harapan Anda dengan cara yang sopan dan profesional.

 

Contohnya, seorang karyawan berinisiatif meminta feedback dari atasannya tentang kinerjanya dan mendiskusikan harapannya untuk pengembangan karir.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ

 

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)

 

Ayat ini mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik dan bijaksana.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47)

 

Hadits ini mengingatkan untuk selalu berkata-kata yang baik dalam berkomunikasi.

 

Pentingnya introspeksi diri

 

Selain melihat faktor eksternal, penting juga untuk melakukan introspeksi diri. Apakah ada hal-hal yang perlu kita perbaiki dalam kinerja atau sikap kita?

 

Misalnya, seorang karyawan yang merasa tidak dihargai mulai mengevaluasi kinerjanya sendiri dan menemukan beberapa area yang bisa ditingkatkan.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

 

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al-Hasyr: 18)

 

Ayat ini mengajak kita untuk selalu introspeksi diri.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang cerdas adalah yang mampu mengendalikan nafsunya dan beramal untuk kehidupan sesudah mati.” (HR. Tirmidzi no. 2459)

 

Hadits ini mengajarkan pentingnya evaluasi dan pengendalian diri.

 

Bagaimana meningkatkan kinerja?

 

Meningkatkan kualitas kerja bisa menjadi cara untuk mendapatkan pengakuan. Teruslah belajar dan tingkatkan keterampilan Anda.

 

Contohnya, seorang staf pemasaran yang merasa kurang dihargai mulai mengambil kursus digital marketing untuk meningkatkan kompetensinya.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ

 

“Dan katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu.'” (QS. At-Taubah: 105)

 

Ayat ini mendorong kita untuk selalu bekerja dengan baik karena Allah selalu melihat usaha kita.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai jika salah seorang di antara kamu mengerjakan suatu pekerjaan dengan tekun.” (HR. Baihaqi)

 

Hadits ini mengajarkan pentingnya bekerja dengan tekun dan profesional.

 

Pentingnya bersyukur dan ikhlas

 

Meski merasa tidak dihargai, tetaplah bersyukur atas pekerjaan yang ada dan lakukan dengan ikhlas. Ingatlah bahwa kita bekerja untuk Allah, bukan hanya untuk manusia.

 

Misalnya, seorang pegawai negeri yang merasa kurang diapresiasi tetap bekerja dengan sepenuh hati karena menyadari pekerjaannya adalah amanah.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

 

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)

 

Ayat ini menjanjikan tambahan nikmat bagi orang yang bersyukur.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai jika salah seorang di antara kamu mengerjakan suatu pekerjaan, ia melakukannya dengan sempurna.” (HR. Baihaqi)

 

Hadits ini mengajarkan pentingnya bekerja dengan ikhlas dan sebaik mungkin.

 

Bagaimana jika situasi tidak membaik?

 

Jika setelah berusaha situasi tidak membaik, pertimbangkan untuk mencari lingkungan kerja yang lebih menghargai. Namun, lakukan dengan cara yang baik dan profesional.

 

Contohnya, seorang karyawan yang telah berusaha memperbaiki situasi namun tetap merasa tidak dihargai, akhirnya memutuskan untuk mencari pekerjaan baru dengan cara yang baik.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

 

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

 

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq: 2-3)

 

Ayat ini menjanjikan jalan keluar bagi orang yang bertakwa.

 

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa kepada Allah dengan doa yang tidak mengandung dosa dan tidak memutuskan silaturahmi, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal: 1) Allah akan segera mengabulkan doanya, 2) Allah akan menyimpannya untuk di akhirat, 3) Allah akan menjauhkan darinya kejahatan yang sepadan.” (HR. Ahmad)

 

Hadits ini memberi harapan bahwa setiap doa dan usaha pasti ada balasannya dari Allah.

 

Perasaan tidak dihargai di tempat kerja memang bisa sangat mengganggu. Namun dengan sikap yang tepat, komunikasi yang baik, dan tawakal kepada Allah, insya Allah kita bisa mengatasinya.

 

Mari kita selalu ingat bahwa nilai sejati kita bukan ditentukan oleh pengakuan manusia, tapi oleh keikhlasan dan kualitas amal kita di hadapan Allah. Teruslah bekerja dengan baik, tingkatkan kualitas diri, dan jangan lupa untuk selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah. Semoga Allah selalu memberi kemudahan dan keberkahan dalam pekerjaan kita. Aamiin.

 

Pendaftaran Santri Baru