Pernahkah kita merasa tertinggal dalam perkembangan teknologi atau keterampilan baru di tempat kerja? Perasaan ini bisa sangat mengganggu dan menurunkan kepercayaan diri. Namun, dengan sikap yang tepat dan upaya yang konsisten, kita bisa mengatasi tantangan ini.
Tulisan ini membahas tentang perasaan tertinggal dalam keterampilan kerja, dampaknya, serta solusi praktis dan spiritual untuk mengatasinya. Berikut uraiannya:
Mengapa Merasa Tertinggal?
Perasaan tertinggal dalam keterampilan kerja bisa muncul karena berbagai alasan. Perkembangan teknologi yang cepat, perubahan tuntutan industri, atau kurangnya kesempatan pengembangan diri di tempat kerja bisa menjadi penyebabnya. Terkadang, perbandingan diri dengan rekan kerja juga memperparah perasaan ini.
Seorang karyawan senior mungkin merasa kesulitan menggunakan software baru yang diadopsi perusahaan. Atau seorang guru mungkin merasa tertinggal dalam metode pengajaran digital yang semakin populer.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Ayat ini mengingatkan pentingnya ilmu pengetahuan dan mendorong kita untuk terus belajar.
Bagaimana Dampak Perasaan Tertinggal?
Perasaan tertinggal dalam keterampilan kerja bisa berdampak serius pada kinerja dan kesejahteraan mental kita. Kepercayaan diri menurun, yang bisa mempengaruhi produktivitas. Kecemasan tentang keamanan pekerjaan bisa meningkat. Bahkan, bisa muncul perasaan tidak berharga atau usang dalam karir.
Seorang karyawan mungkin mulai ragu-ragu mengambil proyek baru karena takut tidak mampu. Atau seorang profesional mungkin merasa terancam oleh kedatangan karyawan baru yang lebih muda dan terampil.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung, barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka dia termasuk orang yang merugi, dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia termasuk orang yang celaka.” (HR. Baihaqi)
Hadits ini mendorong kita untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik setiap hari.
Bagaimana Mengidentifikasi Kesenjangan Keterampilan?
Langkah pertama adalah mengidentifikasi dengan jelas keterampilan apa yang kita rasa kurang. Lakukan penilaian diri yang jujur. Bandingkan keterampilan kita dengan deskripsi pekerjaan atau standar industri terkini. Minta umpan balik dari atasan atau rekan kerja yang dipercaya.
Seorang analis data mungkin menyadari bahwa ia perlu meningkatkan keterampilan dalam penggunaan alat visualisasi data terbaru. Atau seorang manajer mungkin merasa perlu meningkatkan kemampuan kepemimpinan jarak jauh di era kerja hybrid.
Allah SWT berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
Ayat ini mendorong kita untuk menghargai ilmu pengetahuan dan terus berusaha meningkatkan diri.
Bagaimana Merencanakan Pengembangan Diri?
Setelah mengidentifikasi kesenjangan keterampilan, buatlah rencana pengembangan diri yang realistis. Tetapkan tujuan yang spesifik dan terukur. Cari sumber belajar yang sesuai, baik itu kursus online, workshop, atau mentoring.
Seorang karyawan IT mungkin bisa membuat rencana untuk menguasai bahasa pemrograman baru dalam 6 bulan melalui kursus online dan proyek praktik. Atau seorang pemasar bisa merencanakan untuk mengikuti sertifikasi digital marketing dalam waktu 3 bulan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224)
Hadits ini menegaskan bahwa belajar dan mengembangkan diri adalah kewajiban setiap Muslim, termasuk dalam konteks pekerjaan.
Bagaimana Memanfaatkan Sumber Daya yang Ada?
Banyak perusahaan menyediakan program pengembangan karyawan. Manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Jika perusahaan tidak menyediakannya, jangan ragu untuk mengajukan usulan. Cari juga sumber belajar gratis online atau di perpustakaan lokal.
Seorang karyawan mungkin bisa mengikuti program rotasi pekerjaan yang ditawarkan perusahaan. Atau ia bisa memanfaatkan akses ke platform kursus online yang disediakan oleh perusahaan.
Allah SWT berfirman:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43)
Ayat ini mendorong kita untuk aktif mencari ilmu dari orang-orang yang ahli di bidangnya.
Bagaimana Membangun Jaringan dan Kolaborasi?
Belajar dari rekan kerja dan membangun jaringan profesional bisa sangat membantu. Jangan malu untuk bertanya atau meminta bantuan. Pertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok belajar atau komunitas profesional di bidang kita.
Seorang karyawan baru mungkin bisa mencari mentor informal di antara rekan kerja seniornya. Atau seorang profesional bisa bergabung dengan asosiasi industri untuk memperluas jaringan dan mengikuti perkembangan terbaru.
Rasulullah SAW bersabda:
“Seseorang berada dalam tuntunan agama temannya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan teman.” (HR. Abu Dawud no. 4833 dan Tirmidzi no. 2378)
Hadits ini mengingatkan pentingnya memilih lingkungan dan teman yang baik, termasuk dalam konteks pengembangan profesional.
Bagaimana Menjaga Motivasi dan Konsistensi?
Proses belajar dan pengembangan diri membutuhkan waktu dan kesabaran. Penting untuk menjaga motivasi dan konsistensi. Rayakan setiap pencapaian kecil. Ingatlah selalu mengapa kita memulai perjalanan ini.
Seorang karyawan yang sedang belajar keterampilan baru mungkin bisa membuat jurnal belajar untuk mencatat kemajuannya. Ia juga bisa menetapkan reward kecil untuk setiap milestone yang dicapai.
Allah SWT berfirman:
وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“Dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”” (QS. Thaha: 114)
Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu berdoa memohon tambahan ilmu, mengingatkan bahwa belajar adalah proses seumur hidup.
Merasa tertinggal dalam keterampilan kerja memang bisa menimbulkan kecemasan, tapi ini juga bisa menjadi motivasi untuk berkembang. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki perjalanan belajar yang berbeda.
Marilah kita mulai dengan langkah-langkah kecil namun konsisten dalam mengembangkan diri. Ingatlah bahwa proses belajar adalah perjalanan seumur hidup. Dengan niat yang baik dan usaha yang sungguh-sungguh, insya Allah kita bisa mengatasi kesenjangan keterampilan dan terus berkembang dalam karir kita. Mari bersama-sama menciptakan budaya belajar sepanjang hayat, sesuai dengan ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk terus menuntut ilmu dan mengembangkan diri.