Penjelasan Ghuluw dan Tafrith
Dalam Islam, menjaga keseimbangan dalam ibadah dan kehidupan sehari-hari sangat penting. Dua konsep utama yang menggambarkan pentingnya keseimbangan ini adalah ghuluw dan tafrith. Ghuluw berarti sikap yang berlebihan, yang mengacu pada tindakan melampaui batas yang ditetapkan dalam agama.
Contoh ghuluw dapat ditemukan dalam beberapa aspek ibadah dan perilaku, seperti beribadah secara ekstrem tanpa memperhatikan kebutuhan tubuh, atau memaksakan pendapat dengan keras tanpa toleransi. Sikap ini sering kali mengabaikan prinsip wasatiyah, atau moderasi, yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Sebaliknya, tafrith adalah kondisi kekurangan atau kelalaian, yaitu saat seseorang tidak memenuhi kewajiban atau tanggung jawabnya dengan benar.
Sikap tafrith dapat menyebabkan seseorang lalai dalam menjalankan ibadah, seperti meninggalkan shalat atau malas bekerja keras untuk mencapai hasil yang halal. Dalam konteks ini, tafrith menunjukkan pengabaian dan kurangnya usaha dalam mencapai standar yang ditetapkan oleh agama.
Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
Menjaga keseimbangan antara ghuluw dan tafrith adalah upaya yang harus dilakukan setiap Muslim. Contoh ghuluw dalam kehidupan sehari-hari bisa berupa seseorang yang bekerja terlalu keras hingga mengabaikan kesehatan atau keluarganya.
Hal ini menunjukkan bahwa ia telah melampaui batas dalam mencari rezeki, yang pada akhirnya malah berdampak buruk bagi dirinya sendiri.
Di sisi lain, contoh tafrith adalah ketika seseorang terlalu santai dalam mengejar pendidikan atau pekerjaan, sehingga tidak berusaha mencapai yang terbaik. Sikap seperti ini dapat menurunkan produktivitas dan berdampak negatif pada kualitas hidup.
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berada di tengah, tidak terlalu berlebihan (ghuluw) atau terlalu lalai (tafrith), agar mencapai kehidupan yang seimbang dan harmonis.