- Mengenal Allah
Kita sebagai umat islam sudah seharusnya mengenal Allah, Pencipta seluruh makhluk, walaupun kita tidak pernah bertemu, melihat, mendengar secara langsung namun dapat dirasa dengan iman. Berikut firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun (yakni tanpa Pencipta), ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?” [ath-Thur/52:35]
Maksudnya, keadaan manusia atau makhluk yang sudah ada ini tidak lepas dari Sang Pencipta. Mereka ada tanpa pencipta? Ini tidak mungkin. Tidak ada akal sehat yang bisa menerima bahwa sesuatu itu ada tanpa ada yang membuatnya. kalau mereka menciptakan diri mereka sendiri? Ini lebih tidak mungkin lagi. Karena bagaimana mungkin sesuatu yang awalnya tidak ada menciptakan sesuatu yang ada. Inilah yang benar adanya, Allah Azza wa Jalla yang telah menciptakan mereka, Dialah Sang Pencipta, Penguasa, tidak ada satupun sekutu bagi-Nya.
Sesungguhnya keyakinan adanya Allah merupakan fithrah manusia. Oleh karena itulah Fir’aun, bahkan Iblis sekalipun juga meyakini hal ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Fir’aun dan kaumnya yang mengingkari mu’jizat Nabi Musa Alaihissallam :
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
“Dan mereka (Fir’aun dan kaumnya) mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan”. [an-Naml/27:14]

- Menjalankan Perintah Allah
Mengenal Allah dengan menjalankan perintah-Nya. Begitu banyak perintah Allah yang dapat kita jalani, dengan itu kita dapat meningkatkan kualitas iman dalam kehidupan yang dihadapi. Salah satu perintah Allah yang wajib dilakukan ialah shalat. Allah berfirman :
وَاَقِيْمُوْ الصَّلَوْةَ وَآتُوْالزَّكَوةَ وَمَاتُقَدِّمُوْا لاَ نْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدُاللهِط اِنَّ اللهَ بِمَا
تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. [Al-Baqoroh/2:110]
Seperti halnya dalam rukun islam selain shalat, kita juga wajib zakat, puasa Ramadhan, dan naik haji bagi yang mampu. Serta kitapun mendapat menjalankan perintah sunnah lainnya seperti shalat rawatib, shalat tahajud, puasa senin kamis dan lain-lain.

- Menjauhi Larangan Allah
Disamping menjalankan perintah Allah, kita juga berusaha untuk menghindari larangannya, dimana larangan-larangan itu sendiri yang dapat menjatuhkan diri dalam keburukan. Seperti berduaan dengan lawan jenis (pacaran) yang dapat mengantarkan perdzinaan, dizaman akhir ini terlihat biasa karna pergaulan remaja yang salah dan pemantauan orang tua atau orang sekitar kurang peduli. Pacarannya ngga ngapa-ngapain? Ngga ngapa-ngapain aja dosa, gimana yang ngga “ngapa-ngapain”?
Seperti halnya firman Allah SWT :
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” [Al-isro/17:32]
Sudah jelas dalam ayat tersebut, mendekati saja tidak boleh, gimana yang melakui?, yang pada akhirnya menimbulkan penyesalan.

- Memperbaiki Diri Menjadi Lebih Baik
Sudah terlanjur melakukan kesalahan dan sedikit atau baru meyadari akan perintah dan larangan-Nya?, jangan khawatir… Allah maha pemaaf dan selalu terima amal baik hambanya sampai hari kiamat nanti, hari dimana amal perbuatan ditutup.
Allah berfirman :
إنَّ اللهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pema’af lagi Maha Pengampun”. [Al-Hajj/22:60]
Dengan itu kita dapat memperbaiki diri jauh lebih baik lagi dari sebelumnya dengan benar- benar menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

- Meluangkan waktu untuk hidup lebih bermanfaat
Jadikanlah amal kebaikan sebagai prioritas (utama) dalam kehidupan, dengan itu hidup akan lebih bermanfaat dan bermakna. Allah akan membantu segala urusan yang dihadapi sesulit apapun, yakin dan percayalah karna Allah bersama kita, Allah aja selalu ada untuk kita, kenapa kita ngga?, ingat Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus, karna Allah bersama kita.
Allah berfirman :
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada”. [Al-Hadid/57:4]
Dalam kehidupan di zaman saat ini banyak yang terlena dalam menggunakan waktu, solusi utama yang diambil ialah dengan hidup di pondok pesantren yang segala sesuatunya diatur dengan baik untuk menjadikan hidup lebih bermanfaat mulai dari bangun tidur, dalam segi ibadah shalat dan membaca Al-qur’an, dan lain sebagainya.

- Mengingat Allah di Setiap Langkah
Ada kemauan tapi ngga ada waktu luang?, berdzikirlah dalam keadaan apapun, karna dzikir tidak ditempatkan dalam waktu khusus, dzikir diucapkan dalam lisan dan hati, dengan itu akan selalu mengingat Allah dan dari situ pula kita dapat istiqomah (konsisten atau melakukan sesuatu secara terus menerus) melakukan suatu kebaikan atau perintah Allah. Allah berfirman :
الَّذِيْنَ آمَنُوا وَ تَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ ألآ بِذِكْرِ الله تَطْمَئِنُّ الـقُلُوبُ
“Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati mereka aman tenteram dengan dzikir pada Allah. Ingatlah dengan dzikir pada Allah itu, maka hatipun akan merasa aman dan tenteram”. [Ar-Ro’d/13:28].

- Berbagi Dengan Mengingatkan Kawan
Sebagai seorang muslim dan sosial sudah sepatutnya kita mengingat dan membawa orang lain dalam kebaikan. Kebaikan bukan hanya untuk diri sendiri, seperti halnya kita semua diciptakan oleh Allah untuk selalu berbuat kebaikan dan saling mengingatkan satu sama lain untuk selalu berbuat baik dan meninggalkan kejelekan, karna pada hakikatnya manusia adalah tempat salah dan lupa. Allah berfirman :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. [Ali Imron/3:110]

- Kebahagiaan Dalam Hidup
Dalam sebuah hadits yang shohih juga seorang sahabat bertanya kepada rasulullah, “apa itu bahagia?, dan bagaimana hidup bahagia?”. Rasulullah menjawab “ikrarkan dengan fikiran kalian, ucapkan dengan lisan dan yakini dengan hati kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (tiada tuhan selain Allah), tuhanku ada bernama Allah, dan istiqomahlah, apa yang halal nikmati, dan apa yang haram tinggalkan”.
- Hakikat Kehidupan
Hidup ini hanyalah sebagai jembatan atau bekal diakhirat kelak, tidak ada kebahagiaan yang kekal didalamnya. Pada akhirnya kematianlah yang akan dihadapi dan pertanggung jawaban dihadapan Allah atas apa yang dilakui selama dunia dalam waktu sekejap mata. Allah berfirman :
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. [al-Hadîd/57:20].

(Wardan/Shohwa)