Khutbah I
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ، الَّذِي أَنْزَلَ الْقُرْآنَ الْكَرِيمَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ الْمُبَارَكِ، فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ، هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، وَجَعَلَهَا لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَالشَّرَفِ وَالْعِزَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ، الَّذِي أَظْهَرَ مِنْ آيَاتِهِ مَا يَدُلُّ عَلَى عَظَمَتِهِ وَقُدْرَتِهِ وَحِكْمَتِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، الصَّادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِينُ، مَنْ كَانَ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى طَلَبِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَالتِمَاسِهَا، وَاجْتِهَادِهِ فِي الْعِبَادَةِ فِي لَيَالِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَإِنَّ تَقْوَى اللهِ خَيْرُ الزَّادِ، وَبِهَا النَّجَاةُ فِي الْمَعَادِ.
يَقُولُ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: ﴿إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ﴾.
وَقَالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ، فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ، أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ﴾.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah Swt dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Jamaah Jumat yang berbahagia, kita telah berada di bulan Ramadhan yang penuh berkah. Bulan dimana Allah Swt menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Bulan dimana terdapat satu malam yang istimewa, yang nilainya melebihi seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadar.
Allah Swt berfirman dalam surat Al-Qadr:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)
Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah
Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa. Ada beberapa makna dalam penamaan Lailatul Qadar ini. Pertama, Qadar bermakna kemuliaan. Allah memuliakan malam ini dengan menurunkan Al-Qur’an dan menjadikannya lebih baik dari seribu bulan. Kedua, Qadar bermakna ketentuan. Pada malam inilah ditentukan segala urusan selama setahun, sebagaimana firman Allah:
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhan: 4)
Betapa istimewanya malam Lailatul Qadar sehingga Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk mencarinya dan beribadah pada malam tersebut. Diriwayatkan dalam hadits shahih dari Aisyah RA, ia bertanya kepada Rasulullah:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Wahai Rasulullah, jika aku mengetahui malam apakah Lailatul Qadar itu, apa yang sebaiknya aku ucapkan padanya?” Beliau menjawab, “Katakanlah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan mencintai maaf, maka maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya memperbanyak doa dan istighfar pada malam Lailatul Qadar, karena malam tersebut penuh dengan rahmat dan ampunan.
Hadirin Jamaah Jumat yang Mulia
Ketahuilah bahwa nilai ibadah pada malam Lailatul Qadar sangatlah besar. Ibadah pada malam ini lebih baik dari ibadah selama seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar di dalamnya. Seribu bulan setara dengan 83 tahun lebih 4 bulan. Sebuah angka yang sangat besar, melebihi rata-rata usia umat Nabi Muhammad SAW.
Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa’ meriwayatkan sebuah hadits yang menjelaskan alasan di balik diberikannya keutamaan Lailatul Qadar kepada umat Muhammad:
إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ مَا شَاءَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أَعْمَارَ أُمَّتِهِ أَنْ لَا يَبْلُغُوْا مِنَ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِيْ بَلَغَ غَيْرُهُمْ فَيْ طُوْلِ الْعُمْرِ، فَأَعْطَاهُ اللهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Sesungguhnya Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya (yang relatif panjang) sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka karena panjangnya usia mereka, maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan.” (Imam Malik, al-Muwaththa’)
Ini adalah rahmat dan karunia Allah Swt kepada umat Muhammad SAW. Meskipun usia kita relatif pendek dibandingkan umat-umat terdahulu, namun kita diberikan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda melalui Lailatul Qadar.
Hadirin yang Dimuliakan Allah
Lalu, kapankah malam Lailatul Qadar itu terjadi? Berdasarkan beberapa hadits, para ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar berada pada bulan Ramadhan, khususnya pada sepuluh malam terakhir, dan lebih khusus lagi pada malam-malam ganjil. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ
Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, pada malam ke-29, ke-27, dan ke-25.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوَتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Meskipun demikian, tidak ada kepastian kapan tepatnya malam Lailatul Qadar. Ini adalah hikmah dari Allah agar kita bersungguh-sungguh beribadah sepanjang bulan Ramadhan, khususnya pada sepuluh malam terakhir. Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul Bari menyebutkan setidaknya ada 40 pendapat terkait kapan tepatnya malam Lailatul Qadar. Namun, pendapat yang lebih kuat mengatakan bahwa Lailatul Qadar berada pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah
Para ulama, seperti Imam Fakruddin ar-Razi dan Syekh Nidzamuddin an-Nasibasuri, menyebutkan bahwa hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah agar umat Islam bersungguh-sungguh beribadah sepanjang bulan Ramadhan. Jika waktu pastinya diketahui, mungkin sebagian orang hanya akan beribadah pada malam tersebut saja dan melalaikan malam-malam lainnya.
الْحِكْمَةُ فِي إِخْفَاءِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ فِي الَّليَالِي كَالْحِكْمَةِ فِي إِخْفَاءِ وَقْتِ الوَفَاةِ وَيَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَرْغَبَ الْمُكَلَّفُ فِي الطَّاعَاتِ وَيَزِيْدَ فِي الاِجْتِهَادِ وَلَا يَتَغَافَلَ وَلَا يَتَكَاسَلَ وَلَا يَتَّكَلَ
“Hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar di antara malam-malam bulan Ramadhan adalah seperti dirahasiakannya kematian dan hari kiamat. Sehingga manusia dengan penuh suka cita menjalankan ibadah, lebih bersungguh-sungguh, tidak lalai, tidak bermalas-malasan, dan tidak lesu.” (Nidzamuddin an-Naisaburi, Gharaibul Qur’an wa Raghaibul Furqan)
Hadirin yang Dimuliakan Allah
Meskipun tidak dapat dipastikan kapan tepatnya Lailatul Qadar, ada beberapa tanda yang dapat membantu kita mengenalinya. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلْقَةٌ، لَا حَارَّةٌ وَلَا بَارِدَةٌ، تُصْبِحُ الشَّمْسُ صَبِيحَتَهَا ضَعِيفَةً حَمْرَاءَ
Dari Ubay bin Ka’ab RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Lailatul Qadar adalah malam yang cerah, tenang, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Di pagi harinya, matahari terbit dengan sinar yang lemah dan berwarna kemerahan.” (HR. Ahmad)
Akan tetapi, tanda-tanda ini hanya dapat diketahui setelah malam Lailatul Qadar berlalu. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mendapatkan Lailatul Qadar adalah dengan memperbanyak ibadah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil.
Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah
Bagaimana cara kita memanfaatkan Lailatul Qadar dengan sebaik-baiknya? Berikut adalah beberapa amalan yang dianjurkan pada malam Lailatul Qadar:
Pertama, memperbanyak shalat malam, baik shalat tarawih maupun tahajud. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Barangsiapa yang melaksanakan shalat malam pada Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua, memperbanyak tilawah Al-Qur’an. Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an, dan Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an. Maka sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an pada malam tersebut.
Ketiga, memperbanyak dzikir dan istighfar. Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW tentang doa yang sebaiknya dibaca pada malam Lailatul Qadar, dan beliau mengajarkan doa:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan mencintai maaf, maka maafkanlah aku.” (HR. Tirmidzi)
Keempat, bersedekah dan berbuat baik kepada sesama. Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin bertambah di bulan Ramadhan.
Kelima, melakukan i’tikaf. Rasulullah SAW selalu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk mencari Lailatul Qadar.
Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah
Memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, marilah kita tingkatkan ibadah kita untuk mencari Lailatul Qadar. Jangan sampai kita melewatkan kesempatan emas ini. Satu malam yang nilainya melebihi seribu bulan.
Imam Ibnu Rajab al-Hanbali berkata: “Alangkah ruginya orang yang melewatkan Lailatul Qadar, dan alangkah bahagianya orang yang mendapatkannya dengan melakukan ketaatan kepada Allah.”
Semoga Allah Swt memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat meraih keberkahan Lailatul Qadar. Amin ya Rabbal ‘alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Telah kita bahas bersama tentang keistimewaan Lailatul Qadar, malam yang nilainya lebih dari seribu bulan. Malam yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan keberkahan dari Allah Swt.
Mari kita jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan ibadah dan ketakwaan kita. Mari kita bersama-sama menghidupkan malam-malam terakhir Ramadhan dengan shalat, dzikir, tilawah Al-Qur’an, dan berbagai amalan kebaikan lainnya.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menyebutkan bahwa Lailatul Qadar adalah malam dimana hati-hati yang beriman dipenuhi dengan cahaya hidayah. Malam dimana Allah membuka pintu-pintu rahmat-Nya lebih lebar dari biasanya.
Janganlah kita termasuk orang-orang yang lalai dan merugi dengan melewatkan kesempatan emas ini. Karena satu malam saja, jika itu adalah Lailatul Qadar, nilainya melebihi ibadah selama 83 tahun lebih.
Semoga Allah Swt memudahkan kita untuk meraih Lailatul Qadar dan memberikan kita kekuatan untuk beribadah dengan sebaik-baiknya pada malam yang penuh berkah itu. Semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu, dan membimbing kita menuju jalan yang lurus. Amin ya Rabbal ‘alamin.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُؤْمِنِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يُدْرِكُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، وَيَقُوْمُهَا إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا، وَاغْفِرْ لَنَا مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذُنُوْبِنَا وَمَا تَأَخَّرَ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهَا لَنَا نُوْرًا وَسَعَادَةً وَفَلَاحًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.
اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنَا فِيْهَا الْإِخْلَاصَ وَالْقَبُوْلَ، وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالدُّخُوْلَ إِلَى دَارِ الْقَرَارِ مَعَ الْأَبْرَارِ بِعَفْوِكَ يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا وَاسِعًا، وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا، وَتَوْبَةً نَصُوْحًا قَبْلَ الْمَوْتِ، وَرَاحَةً عِنْدَ الْمَوْتِ، وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً بَعْدَ الْمَوْتِ.
اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ، وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيْزُ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ كُتِبَ لَهُ الشَّهَادَةُ وَالسَّعَادَةُ، وَارْزُقْنَا حُسْنَ الْخَاتِمَةِ.
اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، وَاكْفِنَا شَرَّ خَلْقِكَ، وَامْنُنْ عَلَيْنَا بِتَوْبَةٍ نَصُوْحَةٍ لَا نَنْكُثُهَا أَبَدًا، وَارْزُقْنَا الْإِخْلَاصَ فِي الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَّقِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مُبَارَكَةً عَلَيْنَا، وَتَقَبَّلْ مِنَّا صَالِحَ الْأَعْمَالِ، وَارْفَعْ لَنَا الدَّرَجَاتِ، وَكَفِّرْ عَنَّا السَّيِّئَاتِ، يَا سَمِيْعَ الدَّعَوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.