Santri itu harus kreatif. Ia diupayakan dan dididik menjadi manusia serba bisa (all round man) dalam berbagai bidang seni dan ketrampilan, salah-satunya adalah dunia penuangan ide via tulis-menulis.
Dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idul Adha 1437 H digelar beberapa lomba, salah-satunya Lomba Majalah Dinding (MADING).
Lomba ini menuntut para santri mengekpresikan ide fikiran mereka dalam bentuk puisi, cerita pendek (cerpen), pantun hingga karikatur. Semua ditampilkan dalam satu papan yang dihiasi warna-warni kertas dan tulisan.
Salah-satu MADING yang menonjol dan kreatif inspiratif adalah karya santri kader Ashabunnajah yang bernama ‘LHO’.
LHO merupakan salah-satu cabang kesenian dari kelompok Seniman Kreatif Santri Ashabunnajah (SKETSA). MADING ini sudah eksis sejak tahun 1996an sesuai dengan kelahiran SKEKTSA.
Pada era tahun 1998 masa Reformasi bahkan MADING LHO pernah ‘berhasil’ mengritik para pengurus Organisasi Santri Darunnajah Cipining (OSDD) sehingga para tim kreatif (salah seorang dari mereka termasuk penulis-red) mendapat ‘teguran’.
Kini MADING para santri kembali hadir dan menjadi salah-satu daya tarik tamu yang banyak berkunjung pada hari libur Idul Adha besuk. (mr. mim).