[Khutbah Jum’at] Maulid Nabi Muhammad SAW: Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Kehidupan Modern

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، الَّذِي أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ.

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَفْضَلُ الْخَلْقِ وَأَكْرَمُهُمْ، وَسَيِّدُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ، أَدَّى الْأَمَانَةَ، وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَنَصَحَ الْأُمَّةَ، وَجَاهَدَ فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ.

اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

وَقَالَ تَعَالَى: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا.

وَقَالَ تَعَالَى: قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ.

وَقَالَ تَعَالَى: وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ.

أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، إِنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَرْسَلَ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِإِتْمَامِ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَهِدَايَةِ الْبَشَرِيَّةِ إِلَى الْحَقِّ، وَإِخْرَاجِهَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَلِيُعَلِّمَهُمْ مَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ فِي مَعَاشِهِمْ وَمَعَادِهِمْ.

Jamaah Jumat yang mulia,

Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketakwaan merupakan bekal terbaik kita dalam menjalani kehidupan di dunia dan untuk kehidupan akhirat kelak.

Sebagaimana kita ketahui, umat Islam di berbagai penjuru dunia telah memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan Rabiul Awal. Peringatan maulid Nabi bukanlah sekedar seremonial belaka, namun lebih dari itu, ia merupakan momentum bagi kita untuk merenungkan kembali betapa agung sosok Nabi Muhammad SAW dan betapa indah serta mulia akhlak beliau yang patut kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, tahun Gajah, bertepatan dengan 20 April 571 Masehi. Kelahiran beliau merupakan peristiwa yang sangat penting dalam sejarah manusia. Allah SWT telah mempersiapkan Muhammad SAW sejak beliau dilahirkan untuk menjadi manusia terbaik dan pemimpin umat manusia.

Sebelum kelahiran Nabi, kondisi masyarakat Arab saat itu berada dalam masa kegelapan atau yang dikenal dengan zaman jahiliyah. Kehidupan mereka dipenuhi dengan penyembahan berhala, peperangan antar suku, penindasan terhadap kaum lemah, penguburan bayi perempuan hidup-hidup, dan berbagai bentuk kemunkaran lainnya.

Dalam kondisi seperti itulah, Allah SWT mengutus Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Anbiya ayat 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)

Dalam hadits lain, Aisyah r.a. ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, beliau menjawab:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا سُئِلَتْ عَنْ خُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ: كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

“Akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an.” (HR. Muslim)

Ini menunjukkan bahwa seluruh perilaku, ucapan, dan tindakan Nabi Muhammad SAW merupakan cerminan dari nilai-nilai Al-Qur’an. Beliau tidak hanya mengajarkan Al-Qur’an secara teoretis, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jamaah Jumat yang mulia,

Meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan modern saat ini merupakan tantangan tersendiri. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, terkadang nilai-nilai moral dan akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah SAW mulai terkikis. Kita sering melihat fenomena dekadensi moral di masyarakat, seperti meningkatnya angka kejahatan, korupsi, perselingkuhan, pornografi, narkoba, dan berbagai bentuk kemaksiatan lainnya.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, mari kita refleksikan kembali beberapa akhlak mulia Rasulullah SAW yang dapat kita teladani dalam kehidupan modern ini:

Pertama, kejujuran (shiddiq). Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat jujur hingga beliau digelari “Al-Amin” (orang yang terpercaya) oleh masyarakat Makkah, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Rasul. Kejujuran merupakan fondasi utama dalam menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا. وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Sesungguhnya kejujuran menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan menuntun ke surga. Seseorang yang senantiasa jujur, akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta menuntun kepada keburukan, dan keburukan menuntun ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta, akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di era digital seperti sekarang, praktik kejujuran mendapat tantangan yang sangat besar. Penyebaran berita bohong (hoax), manipulasi data, penipuan online, dan berbagai bentuk ketidakjujuran lainnya menjadi fenomena yang semakin jamak ditemui. Sebagai umat Muhammad, kita wajib menegakkan kejujuran dalam segala aspek kehidupan, baik dalam bertutur kata, berperilaku, berbisnis, maupun dalam memanfaatkan teknologi.

Kedua, amanah (dapat dipercaya). Nabi Muhammad SAW selalu memegang teguh amanah yang diberikan kepadanya. Beliau sangat dipercaya dalam menjaga titipan hingga digelari “Al-Amin”. Sifat amanah ini sangat penting dalam kehidupan modern, terutama bagi mereka yang memiliki jabatan atau kekuasaan.

Di dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari)

Ketiga, kasih sayang (rahmah). Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang penuh kasih sayang, tidak hanya kepada keluarga dan sahabatnya, tetapi juga kepada seluruh makhluk, termasuk binatang dan tumbuhan. Beliau adalah pemimpin yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْحَمَ النَّاسِ بِالْعِيَالِ

“Rasulullah SAW adalah orang yang paling sayang terhadap keluarga.” (HR. Bukhari)

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan individual, sikap kasih sayang menjadi hal yang sangat mahal. Ketidakpedulian terhadap sesama, perpecahan keluarga, dan kekeringan spiritual menjadi fenomena yang semakin umum. Sebagai umat Muhammad, kita harus menghidupkan kembali nilai-nilai kasih sayang dalam kehidupan kita, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun dalam konteks yang lebih luas.

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Keempat, kesederhanaan (zuhud). Meskipun beliau adalah seorang pemimpin negara dan umat, Nabi Muhammad SAW tetap hidup dalam kesederhanaan. Beliau tidak tergiur dengan kemewahan dunia dan selalu mendahulukan kepentingan umatnya di atas kepentingan pribadi dan keluarganya.

Imam Muslim meriwayatkan dari Umar bin Khattab r.a., beliau berkata:

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُضْطَجِعٌ عَلَى حَصِيرٍ، فَجَلَسْتُ فَإِذَا عَلَيْهِ إِزَارُهُ وَلَيْسَ عَلَيْهِ غَيْرُهُ، وَإِذَا الْحَصِيرُ قَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ…

“Aku menemui Rasulullah SAW saat beliau berbaring di atas tikar, lalu aku duduk, dan aku melihat beliau hanya mengenakan sarung tanpa pakaian lain, dan tampak tikar tersebut telah membekas di tubuh beliau…” (HR. Muslim)

Di era konsumtif seperti sekarang, di mana kesuksesan sering kali diukur dari materi dan gaya hidup mewah, kesederhanaan Rasulullah SAW memberikan pelajaran berharga bagi kita untuk tidak terjebak dalam budaya konsumerisme yang berlebihan.

Kelima, gotong royong dan kepedulian sosial. Nabi Muhammad SAW sangat peduli terhadap kondisi sosial masyarakatnya. Beliau selalu mengajarkan pentingnya tolong-menolong dan membantu sesama, terutama mereka yang kurang mampu.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ…

“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah akan melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa yang memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah akan memudahkan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat…” (HR. Muslim)

Dalam kehidupan modern yang cenderung individualistis, nilai-nilai gotong royong dan kepedulian sosial menjadi semakin langka. Sebagai umat Muhammad, kita harus menghidupkan kembali semangat kepedulian sosial ini, baik melalui penyaluran zakat, infaq, sedekah, maupun bentuk-bentuk bantuan sosial lainnya.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Keenam, sabar dan pemaaf. Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang sangat sabar dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan. Beliau juga mudah memaafkan kesalahan orang lain, meskipun mereka telah berbuat zalim kepadanya. Sikap sabar dan pemaaf ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern yang penuh dengan tekanan dan konflik.

Dalam sebuah riwayat, Aisyah r.a. berkata:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ شَيْئًا قَطُّ إِلَّا أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَمَا نِيلَ مِنْهُ شَيْءٌ قَطُّ فَيَنْتَقِمَ مِنْ صَاحِبِهِ، إِلَّا أَنْ تُنْتَهَكَ مَحَارِمُ اللَّهِ، فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Rasulullah SAW tidak pernah memukul seseorang dengan tangannya sama sekali, kecuali ketika beliau berjihad di jalan Allah. Beliau tidak pernah membalas dendam atas sesuatu yang dilakukan kepadanya, kecuali jika hal-hal yang diharamkan Allah dilanggar, maka beliau akan membalas demi Allah.” (HR. Muslim)

Di era digital yang ditandai dengan kemudahan mengekspresikan kemarahan dan kebencian melalui media sosial, sikap sabar dan pemaaf menjadi tantangan tersendiri. Sebagai umat Muhammad, kita dituntut untuk mengendalikan emosi, menghindari ujaran kebencian, dan mudah memaafkan kesalahan orang lain.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Alangkah indahnya jika kita bisa meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan modern ini. Jika setiap Muslim mampu mengamalkan ajaran dan sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW, maka kehidupan bermasyarakat akan lebih harmonis, damai, dan sejahtera.

Peringatan maulid Nabi semestinya menjadi momentum bagi kita untuk melakukan muhasabah (introspeksi diri), sejauh mana kita telah mengikuti dan meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari. Peringatan maulid Nabi bukan hanya sekadar seremonial belaka, tetapi harus diisi dengan peningkatan kualitas keimanan, ketakwaan, dan akhlak kita.

Marilah kita menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam segala aspek kehidupan kita. Mari kita hidupkan kembali nilai-nilai kejujuran, amanah, kasih sayang, kesederhanaan, gotong royong, kesabaran, dan sifat-sifat mulia lainnya yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW, insya Allah kita akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bermanfaat bagi sesama, dan lebih dicintai oleh Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan kemudahan bagi kita untuk mengikuti jejak Rasulullah SAW dalam segala aspek kehidupan kita. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ. أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah II

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Dalam khutbah kedua ini, marilah kita terus merenungkan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan modern. Di tengah berbagai tantangan zaman yang semakin kompleks, kehadiran sosok teladan seperti Nabi Muhammad SAW menjadi sangat krusial untuk memberikan panduan hidup yang tepat bagi kita.

Ketika kita berbicara tentang meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan modern, kita tidak bisa lepas dari peran teknologi dan media sosial yang begitu dominan. Melalui teknologi dan media sosial, kita dapat menyebarkan pesan-pesan positif, nilai-nilai kebaikan, dan akhlak mulia yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga bisa menjangkau lebih banyak orang di seluruh penjuru dunia.

Namun di sisi lain, kita juga harus waspada terhadap dampak negatif teknologi dan media sosial, seperti penyebaran berita bohong (hoax), ujaran kebencian, dan konten-konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita harus bisa memanfaatkan teknologi secara bijak dan positif, sesuai dengan tuntunan akhlak yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Mari kita jadikan peringatan maulid Nabi ini sebagai momentum untuk memperkuat tekad dan komitmen kita dalam meneladani akhlak Rasulullah SAW di tengah kehidupan modern. Dengan begitu, kita dapat menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai Islam ke dalam setiap aspek kehidupan masyarakat, dan pada gilirannya turut berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang damai, harmonis, dan sejahtera.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.

اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّينِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُؤْمِنِينَ.

اَللّٰهُمَّ احْفَظْ بِلَادَنَا وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ مِنَ الْآفَاتِ وَالْأَمْرَاضِ وَالْمِحَنِ وَالْفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.

اَللّٰهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

اَللّٰهُمَّ وَفِّقْنَا لِاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَالتَّخَلُّقِ بِأَخْلَاقِهِ، وَالْاقْتِدَاءِ بِهَدْيِهِ وَسِيرَتِهِ، وَاحْشُرْنَا فِي زُمْرَتِهِ، وَارْزُقْنَا شَفَاعَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ، وَأَوْلِيَائِكَ الْمُتَّقِينَ، وَحِزْبِكَ الْمُفْلِحِينَ.

اَللّٰهُمَّ اهْدِنَا فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنَا فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنَا فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، إِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا، وَاسْتُرْ عُيُوبَنَا، وَيَسِّرْ أُمُورَنَا، وَبَلِّغْنَا فِيمَا يُرْضِيكَ آمَالَنَا.

اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.

اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.

اَللّٰهُمَّ وَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى مِنَ الْأَقْوَالِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَخْلَاقِ وَالنِّيَّاتِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

Pendaftaran Santri Baru