Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَ الْهِجْرَةَ عِبْرَةً وَمَنْهَجًا لِأُمَّةِ مُحَمَّدٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُصْطَفَى الْأَمِيْنُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: ﴿إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ﴾ (البقرة: ٢١٨).
وَقَالَ تَعَالَى: ﴿إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾ (التوبة: ٤٠).
وَقَالَ تَعَالَى: ﴿وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا﴾ (النساء: ١٠٠).
يَا عِبَادَ اللهِ، لَقَدْ جَعَلَ اللهُ الْهِجْرَةَ النَّبَوِيَّةَ مِنْ مَكَّةَ إِلَى الْمَدِيْنَةِ فَاصِلًا تَارِيْخِيًّا وَمَنْهَجًا لِلدَّعْوَةِ الْإِسْلَامِيَّةِ، وَدَرْسًا لِلْأُمَّةِ فِي الصَّبْرِ وَالثَّبَاتِ وَالتَّخْطِيْطِ وَاسْتِشْرَافِ الْمُسْتَقْبَلِ. فَالْهِجْرَةُ نُقْطَةُ تَحَوُّلٍ وَانْطِلَاقٍ نَحْوَ آفَاقٍ جَدِيْدَةٍ، وَمَرْحَلَةٌ تَارِيْخِيَّةٌ لِبِنَاءِ الدَّوْلَةِ الْإِسْلَامِيَّةِ وَتَأْسِيْسِ مُجْتَمَعٍ قَائِمٍ عَلَى الْإِيْمَانِ وَالتَّقْوَى وَالْعَدْلِ وَالْمُسَاوَاةِ.
Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah SWT
Mengawali khutbah pada hari yang mulia ini, khatib mengajak diri sendiri dan jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Marilah kita menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh keikhlasan dan keteguhan hati. Sesungguhnya, orang-orang yang bertakwa itulah yang akan memperoleh keberuntungan di dunia dan di akhirat.
Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah
Pada kesempatan yang baik ini, khatib ingin mengajak jamaah sekalian untuk merenungkan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perjalanan dakwah Islam, yaitu hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa yang terjadi pada tahun 622 Masehi ini bukan sekadar perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, melainkan sebuah strategi perjuangan yang penuh dengan hikmah dan pelajaran berharga bagi kehidupan kita sebagai umat Islam.
Hijrah Rasulullah SAW adalah bukti nyata keteguhan dan kesabaran dalam menghadapi kesulitan demi menegakkan kebenaran. Selama 13 tahun di Makkah, Rasulullah dan para sahabat mengalami berbagai macam intimidasi, penganiayaan, dan penolakan dari kaum Quraisy. Tetapi semua itu tidak menyurutkan tekad mereka untuk tetap memperjuangkan ajaran Islam.
Hadirin yang Berbahagia
Dalam sejarah dakwah Islam, Rasulullah SAW menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dari kaum kafir Quraisy. Mereka melakukan segala cara untuk menghentikan dakwah beliau, mulai dari intimidasi, pemboikotan, hingga percobaan pembunuhan. Dalam kondisi yang sangat sulit inilah, Allah SWT memerintahkan Rasulullah untuk berhijrah ke Madinah.
Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahihnya dari sahabat Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda pada hari penaklukan kota Makkah:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ: لَا هِجْرَةَ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ، وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا
“Tidak ada lagi hijrah setelah penaklukan (Makkah), akan tetapi yang tetap ada adalah jihad dan niat. Jika kalian diperintahkan berangkat berjihad, maka berangkatlah.”
Hadits ini menunjukkan bahwa hijrah dalam arti perpindahan fisik dari Makkah ke Madinah sudah berakhir setelah penaklukan Makkah. Namun, semangat hijrah dalam artian berjuang untuk kebaikan, meninggalkan segala keburukan, dan menegakkan kebenaran tetap berlanjut sepanjang masa.
Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah
Hijrah Rasulullah SAW memberikan sejumlah pelajaran penting bagi kita. Pertama, hijrah mengajarkan kita tentang keteguhan dalam mempertahankan prinsip dan keyakinan. Ketika ditawarkan harta dan kekuasaan oleh kaum Quraisy, Rasulullah SAW dengan tegas menolaknya. Bahkan, beliau mengatakan kepada pamannya Abu Thalib:
واللهِ يَا عَمُّ لَوْ وَضَعُوْا الشَّمْسَ فِي يَمِيْنِي وَاْلقَمَرَ فِي يَسَارِي عَلَى أَنْ أَتْرُكَ هَذَا الأَمْرَ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى يُظْهِرَهُ اللهُ أَوْ أَهْلِكَ دُوْنَهُ
“Demi Allah wahai pamanku, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah yang aku lakukan, pasti aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku binasa karenanya.”
Ini menunjukkan keteguhan hati yang luar biasa dalam memperjuangkan kebenaran, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan dan godaan.
Jamaah yang Dimuliakan
Kedua, hijrah mengajarkan kita tentang pentingnya strategi dalam perjuangan. Keputusan untuk hijrah ke Madinah bukanlah keputusan yang diambil secara tergesa-gesa, melainkan hasil dari perencanaan yang matang dan pertimbangan yang mendalam. Rasulullah SAW melihat bahwa Madinah menawarkan lingkungan yang lebih kondusif untuk perkembangan Islam.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumiddin mengutip perkataan Sayyidina Umar bin Khattab:
لَا يَقْعُدَنَّ أَحَدُكُمْ عَنْ طَلَبِ الرِّزْقِ وَيَقُوْلُ: اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي. وَقَدْ عَلِمْتُمْ أَنَّ السَّمَاءَ لَا تُمْطِرُ ذَهَبًا وَلَا فِضَّةً
“Jangan sampai ada seseorang dari kalian yang hanya duduk dan berdoa ‘Ya Allah, berikanlah aku rezeki’. Kalian semua harus tahu, bahwa langit tidak menurunkan hujan emas dan perak.”
Perkataan ini mengajarkan kita bahwa selain berdo’a, kita juga harus berusaha dan bekerja keras. Begitu pula dalam berdakwah, selain memohon pertolongan Allah, kita juga perlu memiliki strategi yang tepat.
Hadirin yang Dirahmati Allah
Ketiga, hijrah mengajarkan kita tentang sikap optimis dan tidak berputus asa dalam menghadapi kesulitan. Allah SWT berfirman dalam Surah Yusuf ayat 87:
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
“Wahai anak-anakku, pergilah kamu dan carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kafir.”
Ayat ini mengajak kita untuk selalu optimis dan tidak berputus asa dari rahmat Allah. Ketika situasi di Makkah semakin sulit, Rasulullah SAW tidak putus asa, melainkan mencari alternatif lain untuk melanjutkan dakwahnya, yaitu dengan hijrah ke Madinah.
Hadirin Jamaah Jumat yang Berbahagia
Keempat, hijrah mengajarkan kita tentang pentingnya membangun tatanan masyarakat yang berkeadilan. Setibanya di Madinah, langkah pertama yang dilakukan Rasulullah SAW adalah membangun masjid sebagai pusat kegiatan ibadah dan sosial. Kemudian beliau mempersaudarakan kaum Muhajirin (pendatang dari Makkah) dengan kaum Anshar (penduduk asli Madinah), serta menyusun Piagam Madinah yang mengatur hubungan antar berbagai kelompok masyarakat.
Melalui langkah-langkah strategis tersebut, Rasulullah SAW berhasil membangun masyarakat madani (civil society) yang dilandasi oleh nilai-nilai ketakwaan, keadilan, persamaan, dan persaudaraan. Inilah model masyarakat ideal yang hingga kini masih menjadi acuan bagi umat Islam di seluruh dunia.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Dalam konteks kehidupan kita saat ini, semangat hijrah tetap relevan untuk dipraktikkan. Hijrah tidak lagi dimaknai sebagai perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, melainkan perpindahan dari keburukan menuju kebaikan, dari kemaksiatan menuju ketaatan, dan dari kemunduran menuju kemajuan.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ankabut ayat 56:
يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ أَرْضِي وَاسِعَةٌ فَإِيَّايَ فَاعْبُدُونِ
“Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku itu luas, maka sembahlah Aku saja.”
Ayat ini mengisyaratkan bahwa jika kita mengalami kesulitan dalam beribadah di suatu tempat, kita dianjurkan untuk berpindah ke tempat lain yang lebih kondusif. Namun, yang lebih penting adalah hijrah secara spiritual, yaitu dengan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran, serta berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Jamaah yang Dimuliakan Allah
Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah mengatakan dalam kitabnya Al-Risalah Al-Tabukiyah bahwa hijrahnya hati adalah hijrah yang hakiki dan fundamental, karena perilaku fisik akan mengikuti suara hati. Dengan hijrahnya hati, maka cinta hanya diberikan kepada Allah, penghambaan hanya kepada Allah, dan tujuan hidup hanya kepada Allah.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ
“Muslim yang sejati adalah orang yang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya, dan muhajir (orang yang berhijrah) yang sejati adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.”
Hadits ini dengan jelas menunjukkan bahwa hakikat hijrah adalah meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah SWT.
Hadirin Sidang Jumat yang Dimuliakan
Mari kita teladani semangat hijrah Rasulullah SAW dalam konteks kehidupan kita saat ini. Sebagai pribadi, kita perlu berhijrah dari sifat-sifat buruk seperti iri hati, sombong, dan dengki, menuju sifat-sifat terpuji seperti ikhlas, sabar, dan tawakal. Sebagai anggota masyarakat, kita perlu berhijrah dari sikap individualisme dan hedonis menuju sikap peduli dan gotong royong. Dan sebagai bangsa, kita perlu berhijrah dari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme menuju tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
Demikianlah khutbah singkat ini, semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari peristiwa hijrah Rasulullah SAW dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Setelah kita memahami makna dan pelajaran dari peristiwa hijrah Rasulullah SAW, kini saatnya bagi kita untuk merefleksikan dan mengaktualisasikan semangat hijrah tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Hijrah Rasulullah SAW adalah manifestasi dari keteguhan iman, keberanian, dan kecerdasan strategi dalam menghadapi tantangan dakwah.
Sebagai umat Islam yang hidup di era modern, kita dihadapkan pada berbagai tantangan yang tidak kalah kompleksnya. Mulai dari godaan hedonisme, materialisme, individualisme, hingga radikalisme. Semua itu mengancam eksistensi nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita. Untuk itu, kita perlu memiliki keteguhan iman dan strategi yang jitu dalam menghadapinya, sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam peristiwa hijrah.
Mari kita jadikan momentum hijrah ini sebagai titik balik untuk memperbaiki diri, meningkatkan ketakwaan, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Ingatlah bahwa Allah SWT telah menjanjikan kemenangan bagi orang-orang yang berjuang di jalan-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam Surah Ghafir ayat 51:
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).”
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا.
اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ.
اَللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ. اَللّٰهُمَّ فَرِّجْ هُمُوْمَهُمْ، وَنَفِّسْ كُرُوْبَهُمْ، وَاكْشِفْ غُمُوْمَهُمْ، وَاجْعَلْ لَهُمْ مِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا.
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَمِنْ تَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَمِنْ فُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَمِنْ جَمِيْعِ سَخَطِكَ.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ إِلَيْكَ، الْمُتَوَكِّلِيْنَ عَلَيْكَ، الْمُحِبِّيْنَ لَكَ، الْخَائِفِيْنَ مِنْكَ، الرَّاجِيْنَ ثَوَابَكَ، الْوَجِلِيْنَ مِنْ عِقَابِكَ.
اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ تُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَكَ، وَمِمَّنْ تَرْضَى عَنْهُمْ وَيَرْضَوْنَ عَنْكَ، وَمِمَّنْ تَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَيَنْظُرُوْنَ إِلَيْكَ.
اَللّٰهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِيْ وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ.
اَللّٰهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
اَللّٰهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّاتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا.
اَللّٰهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوْبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِيْنَ لِنِعَمِكَ، مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِيْنَ لَهَا، وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا.
اَللّٰهُمَّ اسْلُكْ بِنَا سَبِيْلَ الْهِجْرَةِ الْحَقِيْقِيَّةِ، هِجْرَةَ الْقَلْبِ إِلَيْكَ، وَهِجْرَةَ الْأَعْمَالِ الْمَرْضِيَّةِ لَدَيْكَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَيْتَ عَنْهُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.