Firrman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah, Ayat: 261.
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١
Artinya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
Ayat diatas memberikan penjelasan bahwasanya menafkahkan harta kejalan Allah, akan mendapatkan ganjaran/pahala yang berlibat ganda. Selain itu orang yang mendarmakan hartanya dijalan Allah juga akan dijauhkan dari musibah.
Diceritakan dalam sebuah kisah pada zaman Nabi Sulaiman AS. Ada seekor burung Elang datang kepada Nabi Sulaiman AS. melaporkan, burung Elang berkata: “Sifulan mempunya sebatang pohon dan saya beranak di pohon itu dan dia mengambil anak-anak saya”. Maka Nabi Sulaiman AS. memanggil pemilik pohon itu serta melarangnya agar tidak mengambil anak Burung Elang lagi, dan Nabi Sulaiman AS. juga berkata kepada dua setan: “Kamu keduanya saya perintahkan, apabila tahun yang akan datang si Fulan ini mengambil anak Burung Elang ini lagi, Maka ambillah dia dan potong menjadi dua, serta lemparkan sebagian ketimur, dan sebagiannya lagi kebarat.
Setelah sampai satu tahun, pemilik pohon itu lupa akan larangan Nabi Sulaiaman AS., dia memanjat dan mengambil anak Burung elang seperti tahun sebelumnya. Namun sebelum dia memanjat pohon tersebut, dia mendarmakan sepotong roti kepada seorang pakir miskin yang sedang kelaparan.
Maka Burung Elang datan lagi kepada Nabi Sulaiman AS. serta melapor hal perbuatan sipemilik pohon.
Nabi Sulaiman As. memanggil dua setan yang telah diperintahkan, agar memberi tindakan kepada sipemilik pohon. Nabi Sulaiaman As. berkata: “ Mengapa tidak kamu kerjakan apa yang telah aku perintahkan?”.
Kedua setan itu menjawab: “Wahai Nabiyullah, sesungguhnya ketika pemilik pohon itu akan memanjat kami sudah bermaksud melaksanakan perintah anda. Akan tetapi dia telah mendarmakan sepotong roti kepada seorang pakir miskin, sehingga Allah SWT. Mengutus kepadanya dua Malaikat yang menangkap masing-masing kami dan melempar kami, saya dilempar ketimur dan kawan saya dilempar kebarat, dan maksud buruk kami ditolaknya dengan sebab sepotong roti darmanya.
Demikianlah sebuah kisah, yang dapat memberi inspirasi kepada kita, agar senantiasa selalu mendarmakan sebagian harta kita dijalan Allah SWT.
Sumber: Durratun Nasihin (Usman Alkaibawi)