Search
Close this search box.
Janganlah Berputus Asa

Jangan Berputus Asa!! Bangkit dari keterpurukan!!

Jangan Berputus Asa!! Bangkit dari keterpurukan!!

Janganlah Berputus Asa
Janganlah Berputus Asa

Siapa yang menyangka Umat Islam pernah menguasai 2/3 dunia?

Setelah Rasulullah wafat, Umat Islam mengalami kekacauan. Banyak kabilah yang kembali murtad. Ada yang mengaku Nabi palsu, enggan membayar zakat, dan ada pula yang meninggalkan shalat berjama’ah. Keadaan umat islam kala itu bagaikan domba-domba yang kehujanan di malam hari yang kelam, karena di tinggalkan oleh Rasulullah SAW.

Sebegitu kacaunya umat islam pada masa itu hingga salah seorang sahabat berkata kepada Abu Bakar Ra. “Pulanglah saja engkau wahai Khalifah Rasulullah ! Tutup pintumu dan beribadahlah saja engkau hingga wafat.”

Tetapi Abu Bakar Bukanlah orang yang mudah berputus asa. Ia pun maju memberantas segala kekacauan yang ada. Diperanginya orang-orang yang mengaku nabi dan yang enggan membayar zakat, ia padamkan gerakan tribalisme (kesukuan). Pada akhirnya, ia pun berhasil menyatukan umat islam.

Allah berfirman dalam Al Qur’an QS. Yusuf [12:87] yang artinya,    “….Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang kafir.”

Begitulah umat islam sejati. Mereka tidak berputus as walaupun tantangan menghadang setinggi apapun, walaupun kekacauan dan masalah menyapu mereka dari berbagai arah.

Selain itu, masih banyak lagi fakta sejarah dari berbagai rentang zaman, yang memberikan bukti bahwa umat muslim berkali-kali di landa bencana, berulang ulang mengalami kemunduran, tetapi kemudian berhasil untuk kembali berjaya. Itu semua bukan tanpa alasan. Itu semua dikarenakan mereka berpegang teguh kepada tali agama Allah dan tidak putus asa terhadap rahmatNya. Firman Allah dalam QS. Ali Imran [ 3:103] memerintahkan, yang artinya “ Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah dan janganlah kamu berceraikan berai.”

Sekarang marilah kita tengok diri kita. Sudahkah kita berpegang kepada tali agama Allah dan bersatu?  Sudahkah kita berbenah diri? Cukupkah bagi kita untuk hanya beranggap dan berharap? Mengangkat tangan di malam hari, dan hanya memangkunya di siang hari? Adakah kita mau keluar dari zona nyaman dan mulai bergerak?

Mari kita ingat kembali Firman Allah QS. Ar-ra’d [13:11] yang artinya, “…. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah diri mereka sendiri …”

Jadi, Sesungguhnya Umat islam sebelum kita telah banyak mengalami kemunduran, menghadapi bencana dan cobaan. Namun, mereka terus berjuang dan berbenah diri hingga dapat kembali maju dan berjaya. Nah, sekarang, adakah kita ingin memperbaiki kemunduran bangsa kita? Ataukah hanya menonton dan berputus asa? Atau  malah menjadi pengkritik setia?

Semoga Allah SWT. mengkaruniai kita dengan keimanan yang hakiki, persatuan, serta kebangkitan yang diiringi kesadaran, semoga  Allah karuniakan kesabaran kepada saudara-saudara kita di seluruh dunia, khususnya saudara kita di Palu, Donggala.Aamiin Allahumma Aamiin.

Wallahu A’lam Bish Showwaab. [WARDAN/Ibnu Mahrus]

Apakah artikel ini membantu? Ya Atau Tidak

Pendaftaran Siswa Baru Pesantren Darunnajah