Dai Afrika Barat Pilih Darunnajah sebagai Pusat Pembelajaran Wakaf Produktif

Ustadz H. Hendro Risbiatoro, M.S., Ustadz H. Azmi Islami, M.Pd., dan para dosen Universitas Darunnajah, memberikan sambutan hangat kepada rombongan tokoh-tokoh agama asal Nigeria, Sierra Leone, Ghana, dan Benin 

JAKARTA – Pondok Pesantren dan Universitas Darunnajah Jakarta menjadi tujuan terakhir kunjungan rombongan dai dan imam dari empat negara Afrika Barat pada Selasa (30/4). Delegasi yang terdiri dari tokoh-tokoh agama asal Nigeria, Sierra Leone, Ghana, dan Benin ini disambut langsung oleh Pimpinan Pesanten Darunnajah beserta jajaran di Gedung Bayt Nadwah.

Ustadz H. Hendro Risbiatoro, M.S., Ustadz H. Azmi Islami, M.Pd., dan para dosen Universitas Darunnajah, memberikan sambutan hangat kepada rombongan yang telah menghabiskan waktu dua pekan berkeliling Indonesia untuk mempelajari sistem wakaf dan keuangan Islam.

“Kami sangat bersyukur dapat berbagi pengalaman dengan saudara-saudara dari Afrika Barat. Ini adalah kesempatan berharga untuk memperkuat ukhuwah islamiyah dan saling belajar tentang pengelolaan lembaga pendidikan berbasis wakaf,” ujar Ustadz H. Azmi Islami dalam sambutannya.

Kunjungan yang berlangsung selama satu hari penuh ini merupakan bagian dari program IsDB/SOZECOM Capacity Building Project on Zakat, Waqf, and Islamic Microfinance 2024/2025.

Program internasional ini dirancang untuk memperkuat kapasitas tokoh agama di berbagai negara dalam pengelolaan instrumen keuangan Islam seperti zakat, wakaf, dan pembiayaan mikro syariah.

Foto bersama delegasi dai dan imam dari empat negara Afrika Barat (Nigeria, Sierra Leone, Ghana, dan Benin) dengan perwakilan Pondok Pesantren dan Universitas Darunnajah

Rombongan dipimpin oleh Muhammad Lawal Maidoki, tokoh yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Forum Zakat dan Wakaf Dunia untuk wilayah Afrika Barat serta Presiden Majelis Koordinasi Dakwah Nigeria.

“Kami terkesan dengan sistem pengelolaan wakaf yang diterapkan Darunnajah. Model integrasi antara pesantren dan universitas yang didukung oleh wakaf produktif sangat relevan untuk dikembangkan di negara-negara Afrika yang memiliki populasi Muslim signifikan,” jelas Maidoki.

Selama kunjungan, para dai dan imam berkesempatan menyaksikan langsung implementasi wakaf produktif yang menjadi tulang punggung operasional Pondok Pesantren dan Universitas Darunnajah. Mereka mengunjungi berbagai fasilitas dan unit kegiatan yang didukung oleh sistem wakaf, termasuk asrama santri, ruang kuliah, serta unit-unit usaha yang dikelola pesantren.

Ustadz H. Hendro Risbiatoro menjelaskan bahwa sistem wakaf yang dikembangkan tidak hanya berfokus pada pengelolaan aset tanah dan bangunan, tetapi juga pengembangan unit usaha yang dikelola secara profesional untuk mendukung keberlangsungan pendidikan.

“Wakaf produktif memungkinkan pesantren dan universitas beroperasi dengan swadaya, tanpa terlalu bergantung pada bantuan luar. Ini adalah model kemandirian yang kami kembangkan sejak lama,” tambah Ustadz H. Hendro Risbiatoro.

Para tamu juga mendapat kesempatan berinteraksi langsung dengan para santri dan mahasiswa, memberikan motivasi dan berbagi pengalaman tentang tantangan dan peluang dakwah Islam di Afrika Barat.

Momentum kunjungan ini juga dimanfaatkan untuk membahas kemungkinan kerjasama jangka panjang antara Darunnajah dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam di Afrika Barat.

Kedua pihak sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan ini dengan program konkret, termasuk pertukaran tenaga pengajar dan berbagi kurikulum pendidikan Islam.

“Kami melihat potensi besar untuk kolaborasi di bidang dakwah dan pendidikan. Indonesia dan Afrika memiliki karakteristik unik dalam pengembangan Islam moderat yang dapat saling memperkaya,” ungkap salah seorang anggota delegasi dari Ghana.

Dalam diskusi yang berlangsung hingga sore hari, juga dibahas tentang strategi pengembangan wakaf di era digital dan metode dakwah kontemporer yang efektif untuk menjangkau generasi muda.

Ustadz H. Azmi Islami menyampaikan bahwa Darunnajah selalu terbuka untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan berbagai pihak dari seluruh dunia.

“Inilah esensi dari dakwah global yang kita usung—saling menguatkan untuk kemaslahatan umat,” tegasnya.

Para dai Afrika Barat menutup kunjungan mereka dengan shalat berjamaah dan doa bersama santri Darunnajah, menegaskan ikatan persaudaraan yang melampaui batas geografis dan budaya.

Pendaftaran Santri Baru