Memaksimalkan ikhtiar guna menyempurnakan tawakal. Begitulah nasihat para guru kepada para santri, terutama yang hendak menghadapi ujian nasional (UN). Sebuah proses harus dijadikan jalan dalam menempuh tujuan. Terkait soal UN, agenda utama santri adalah belajar dan belajar. Tiada hari tanpa belajar. Belajar sebagai tahapan proses sukses menghadapi UN.
Proses belajar juga salah satunya dibuat terjadwal dan terbimbing oleh para guru materi UN. Pihak madrasah/sekolah, dalam hal ini kepala madrasah/sekolah menyelenggarakan bimbingan belajar (bimbel) secara intensif. Dilaksanakan seusai jam sekolah formal dengan pendalaman pada SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dan pembahasan soal-soal sebagai acuan.
“Tendensi bimbel agar para santri dapat fokus dalam belajar. Ini juga dapat dijadikan standarisasi belajar yang terarah, terprogram dan tuntas. Maka dalam bimbel, para guru diberikan lembar draft yang berisi keterangan materi apa yang telah diberikan kepada santri” ujar Ustadz Sholeh Ahmad, S.Kom, kepala SMK.
Senada dengan itu, Ustad Musthofa Kamal, M.Ag, kepala MA, mengatakan bahwa bimbel adalah proses pendampingan belajar santri oleh guru materi. Sehingga dalam prosesnya, semua hal terkait materi dapat diulas kembali jika perlu atau para santri dilatih mememahami bentuk-bentuk soal dan teknik penjawabannya.
Kepala MTs, Ustadz Nasikun, SE turut menimpali bahwa bimbel dapat dikatakan sebagai proses evaluasi dari try out yang dilakukan sesuai tahapan. Pada bimbel itulah pengajar dan santri kembali membahas soal-soal try out, sehingga diharapkan pada try out selanjutnya terjadi penambahan nilai aatu hasil. Jika dilakukan secara intensif, Ustadz Nasikun percaya, UN akan dapat diselesaikan dengan baik serta memuaskan.
Saat ini, terdapat 5 lembaga yang tengah melaksanakan kegiatan bimbel. Kelimanya adalah MA, SMK, MTs, SMP, dan MI Darunnajah Cipining. Kegiatan bimbel sendiri telah dimulai pada bulan Februari 2012 ini (Wardan/Billah)