[vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”bounceInUp”]Baru, perdana dan paling pertama. Pesantren 2 Darunnajah selalu mengupayakan berbagai macam kegiatan yang mendorong para santri untuk terus berkarya dan berkreasi. Melalui Bagian Kesenian Organisasi Santri Darunnajah Cipining (OSDC), berhasil mengadakan pelatihan pembuatan sablon.
DASCO (Darunnajah Screen Community), kelompok baru yang dibentuk khusus untuk diikutkan dalam pelatihan ini. Narasumber yang diundang adalah Ustadz Abdul Rahma Faqih dan TIM yang sudah memiliki usaha sablon sendiri. Usaha yang dimiliki terbilang sangat sukses, karena setiap harinya beliau dapat menerima pemesanan hingga ratusan baju yang harus disablon.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”fadeInLeftBig”]
Pelatihan dimulai pada 11-12 Oktober 2018 di Aula Tahfidz untuk pendalaman materi serta pengenalan alat-alat yang digunakan. Hari berikutnya adalah praktek langsung untuk pembutan sablon baju dengan teknik dan cara yang diajarkan.
Narasumber juga telah memberikan buku panduan khusus yang berisikan pengetahuan seputar sablon ini. Berikut kami paparkan info singkat yang dikutip dalam buku panduan tersebut.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”fadeInLeftBig”]Sablon merupakan sebuah tehnik cetak yang cukup klasik. Sistem ini mengggunakan proses stensil dimana dalam melakukan percetakan diperlukan media yang berfungsi sebagai poIa gambar. Dalam penyablonan kaos, alat yang digunakan adalah screen yang didalamnya sudah terdapat pola gambar yang dihasilkan melalui proses pengafdrukan kemudian screen tersebut diletakkan diatas kaos dan gosokan tinta menggunakan rakel.[/vc_column_text][vc_zigzag el_border_width=”15″ css_animation=”fadeInRightBig”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”slideInRight”]
Apakah ada sejarahnya?
Tehnik sablon ditemukan pertama kali oleh Yuzenzal Miyasaki (th 1654-1736) dan Zikukeo Hirgse (th 1822-1890) berkebangsaan Jepang. dikembangkan untuk pencetakan kimono. Selanjutnya cetak sablon berkembang hingga ke daratan Eropa pada tahun 1851 1868 Joseph Swan menemukan produk autotype. Pada tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang berkebangsaan Inggris mendapatkan hak patentnya untuk teknik cetak sablon. Setelah ltu cetak sablon berkembang hingga ke Amerlka pada Th 1924 pertama kalinya proses cetak sablon dilakukan di atas bahan tekstil pada tahun 1946 MC Kornick’ dan Penney menemukan mesin cetak sablon (Screen Printing)[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”zoomInRight”]Sablon Manual VS Sablon Digital
Seiring dengan berkembangnya jaman, kini tehnik penyablonan pada kaos bisa dilakukan secara digital hal ini tentunya semakin memudahkan orang dalam melakukan pencetakan kaos. Tidak seperti sablon manual yang harus melewati tahapan proses produksi yang cukup rumit, tehnik Digital hanya cukup menyiapkan desain kemudian pencetakan akan dilakukan oleh printer. Ada 2 cara dalam melakukan Sablon Digital yaitu dengan sistem transfer atau Sistem Direct to Garment (DTG).
Sistem transfer yaitu pencetakan desain pada kertas khusus/Transfer Paper atau menggunakan tinta sublime dengan desain yang terbalik (Mirror) kemudian bagian yang tercetak pada kertas tersebut ditempelkan pada kaos dan di hotpress 160 ° selama 10 detik. Pada sistem transfer kaos sebaiknya bahan yang dipakai menggandung serat nylon yang banyak supaya hasilnya lebih jelas.
Sistem Direct to Garment (DTG) yaitu proses pencetakan yang me’nggunakan printer khusus untuk garment. Proses DTG ini hasilnya lebih lembut dibanding dengan proses transfer karena bisa diaplikasikan ke kaos yang berbahan katun.
Meskipun tehnik digital dirasa cukup praktis dalam prosesnya namun sistem Digital memiliki keterbatasan yang banyak antara lain-; hasil sablon kurang tahan lama, efek sablon tidak banyak bahkan cenderung standar, hanya bisa diaplikasikan ke bahan-bahan tertentu saja.
Sablon Manual meskipun tehnik ini cukup rumit dan detail namun sablon yang dihasilkan memiliki kualitas yang bagus dan tahan lama selain itu bisa menghasiikan banyak efek antara lain, Flocking yaitu efek sablon timbul, Flocking yaitu efek sablon bludru atau foll, Highdensity yaitu efek sablon karet yang dapat bertekstur tinggi, Discharge yaotu efek cabut warna celupan kain dan lain-lain.[/vc_column_text][vc_zigzag el_border_width=”15″ css_animation=”fadeInRightBig”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”zoomInUp”]
Proses Sablon Manual
Dalam proses penyablon manual yang perlu dlperhatikan adalah ketepatan dari tiap tahapan-tahapan produksi yang dilakukan. Tahapan S’ablon manual meliputi :
- Art Work merupakan proses pembuatan master film, untuk itu tahapan ini merupakan hal yang paling utama dalam proses sablon karena artwork yang balk akar menghasilkan sablon yang balk pula. Dalam proses artwork yang harus diperhatikan adalah:
- Desain yang tepat terhadap tehnik produksi yang akan dilakukan, desain bisa berupa Monocrome (1 warna) atau Multicolor (banyak warna).
- Proses pecah warna yang tepat
- Proses setting raster/ halftone yang tepat
- Pencetakan Klise/film yang pekat dan bagus
- Afdruk Screen merupakan proses pemindahan gambar klise/film kedalam screen. Tahapan ini memerlukan proses pencahayaan
- Tehnik Sablon merupakan pekerjaan inti dari sablon, proses ini banyak memiliki tehnik produksi yang berbeda-beda tergantung efek sablonan yang akan dihasilkan.
- Tehnik Finishing mewpakan tehnik pematangan hasil sablonan, finishing yang tepat akan menghasilkan sablonar. yang berkualitaé dan tahan lama. (WARDAN/Mbafer)
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css_animation=”zoomIn”][justified_image_grid facebook_id=138923062861602 facebook_album=1952263801527510][/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][/vc_column][/vc_row]