Sebagai manusia tentunya kita kerap dihampiri dengan berbagai masalah, dimana masalah tersebut sebenernya adalah cara Allah untuk mengukur sejauh mana keimanan yang ada dalam diri hamba-Nya namun seringkali kita lupa dan lalai sehingga tidak menjalani berbagai ujian tersebut dengan semestinya, lalu ditingkat mana kita dalam menerima setiap ujian yang Allah berikan kepada kita?
Tingkat pertama yaitu Kesal, Marah dan Mengeluh
Mungkin kita pernah jumpai orang yang sedang terkena musibah atau ujian bukannya membaca istighfar memohon ampun tapi malah merasa kesal, marah-marah dan mengeluh, sampai ada yang berkata kalau Allah tidak adil kepadanya, padahal sikap seperti itu sangatlah berbahaya karena bisa merusak iman dan menjerumuskan dalam kekufuran, Naudzubillah.
Tingkat ini merupakan tingat terburuk dan harus dijauhi oleh ummat muslim, ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga pula. Allah swt memperingatkan dalam Firmannya, “Diantara manusia ada yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika memperoleh kebajikan tetaplah dalam keadaan itu dan jika ditimpa bencana berbaliklah ia ke belakang. Ia rugi dunia akhirat” .(QS Al Hajj : 11).
Tingkat ke dua yakni Bersabar
Dalam tingkat ini adalah mereka yang berlandaskan Firman Allah swt, “Bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bersabar”. (QS Al Anfal : 46)
Apapun bentuk musibah yang diterima mereka selalu menghadapinya dengan bersabar, menahan untuk tidak marah, kesal dan mengeluh dalam kondisi yang tidak diinginkannya.
Tingkat ke tiga yakni Ridha atau Ikhlas
Yang berada dalam tingkataan ini adalah mereka yang sudah ridha dalam hidupnya untuk menerima berbagai ujian dari Allah swt. Mereka ikhlas dengan ujian yang silih berganti di terimanya tanpa merasa berat, tidak ada keluhan disetiap musibah yang dijalaninya, bahkan mereka beranggapan ada dan tiadanya ujian yang sedang dijalani tidak ada bedanya. Mereka merasa enjoy dalam kehidupannya.
Tingkat ke empat yakni Bersyukur
Tingkatan ini paling tinggi karena jarang manusia yang merasa bersyukur ketika dalam musibah, dalam keadaan kesulitan namun malah bersyukur, kenapa mereka bisa seperti itu? Karena mereka menyakini bahwa dengan adanya musibah yang menimpanya berarti dosa yang ada padanya telah berguguran, ujian adalah peleburan dosa. Mereka juga menyakini disetiap kesulitan yang dialami tersimpan pahala dari kebaikan dan keimanan mereka meningkat.
Sebagaimana Hadist Rasulullah saw, “Ujian akan terus menimpa seorang mukmin laki-laki dan perempuan, menimpa dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga ia berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa”. (HR Tirmidzi)
Semoga kita dapat menyikapi setiap ujian yang kita jalani dengan cara yang di ridhai oleh Allah swt. Aamiin.
(MAS)