Pesantren Kilat Internasional Tahun 2025 di Pesantren Darunnajah Resmi Dibuka

Pesantren Kilat Internasional 2025 resmi dibuka oleh Pimpinan Pesantren Darunnajah, Dr. K.H. Sofwan Manaf, M.Si., didampingi K.H. Hadiyanto Arief, S.H., M.Bs., di Aula Al Ghazali Pesantren Darunnajah Jakarta, pada Kamis (02/01/2025).

Acara pembukaan ini turut dihadiri oleh Ketua Yayasan Darunnajah, K.H. Busthomi Ibrohim, M.Ag., Ph.D.; Rektor Universitas Darunnajah, Dr. Much. Hasan Darojat; Mr. Ali Abdullah; dan Wakil Rektor III Universitas Darunnajah, Dr. Muhammad Irfanudin Kurniawan, M.Ag.

Dalam sambutannya, K.H. Hadiyanto Arief menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya program ini.

Beliau juga menyambut para peserta dengan hangat.

“Kami bangga dapat menjadi tuan rumah program Pesantren Kilat Internasional ini. Kehadiran saudara-saudara menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami. Semoga program ini membawa pengalaman berharga untuk kalian semua,” ungkapnya di hadapan peserta.

K.H. Hadiyanto juga menekankan pentingnya peran pesantren sebagai lembaga pendidikan yang membangun intelektual sekaligus moral.

Ia berharap peserta dapat merasakan nilai-nilai kehidupan pesantren yang mendalam.

“Pesantren mengajarkan kita untuk melihat kehidupan tidak hanya dengan mata zahir, tetapi juga dengan mata batin. Nilai ini yang ingin kami bagikan selama program ini berlangsung,” tambahnya.

Program Pesantren Kilat Internasional perdana ini diikuti oleh 18 peserta, yang terdiri dari warga negara Indonesia yang tinggal di Australia dan warga negara Australia.

Mereka akan mengikuti berbagai kegiatan mulai dari pembelajaran Al-Qur’an, kelas fiqih, hingga wisata edukatif ke beberapa objek wisata lokal.

Rangkaian kegiatan selama 15 hari dirancang untuk memberikan pengalaman mendalam tentang kehidupan pesantren, memperkuat pemahaman agama, dan mempererat hubungan antarbudaya.

Acara pembukaan diakhiri dengan perkenalan dari seluruh peserta, menciptakan suasana hangat dan penuh kebersamaan.

“Saya berharap program ini tidak hanya menambah ilmu dan pengalaman, tetapi juga menjalin persahabatan lintas budaya yang akan terus dikenang,” harap K.H. Hadiyanto.