Darunnajah Cipining kembali mengutus kadernya (Amin Songgirin, Hedi Fatchurrahman, Fitria Harda, Anis Kurniati dan Siti Rabiatul Adawiyah) ikuti pelatihan pengelolaan website dan jurnalistik ke-6 yang dijadwalkan setiap bulan.
Pada bulan ini, pelatihan bertempat di Gedung 8 Windu Darunnajah Jakarta (19/4) dengan peserta lebih banyak dari buan sebelumnya.
Pelatihan dimulai dengan sambutan Sekretaris Yayasan, KH. Musthafa Hadi Hirzin. Beliau paparkan, bahwa perjalanan Darunnajah sudah berusia 40 tahun. 40 tahun yang dimaknai dan diinterprestasikan beragam.
Tentunya sebagai suatu kesyukuran dalam usia produktif ini banyak prestasi-prestasi dicapai. Dari segi pengembangan wakafnya sudah mencapai 620 ha. Dari pengembangan sudah mencapai 16 cabang yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera.
Di samping pencapaian dimaksud, maka perlu didukung dengan kualitas sumberdaya manusia yang memadai sehingga Darunnajah Raya tetap eksis dan mencetak kaer-kader ulama’ al-‘amilin wa as-sholihin.
Salah satu peningkatan sumberdaya adalah peningkatan pengelolaan website dan pelatihan pers dan jurnalistik.
Teknologi komputer, terutama internet sebagai pendukung eksistensi Darunnajah harus dikembangkan. Sebab web merupakan sarana efektif untuk publikasi dan juga berdakwah secara luas.
Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam al-Qur’an, bahwa manusia diperintahkan untuk menyeru kepada (jalan) Allah dengan hikmah atau bijaksana. Dan berdialoglah dengan orang yang belum mengenal Islam dengan sebaik mungkin.
Dalam dunia maya internet, apa yang difirmankan Allah SWT sangat memungkinkan. Bagaimana seorang menyeru dengan efektif dan efesien melalui web, di samping itu secara langsung memberikan dialogis-dialogis secara leluasa.
Pesantren yang nota bene sebagai basis lembaga pendidikan Islam harus bisa menguasai dunia internet dengan mengedepankan pembentukkan akhlakul karimah. Maka dengan adanya pengetahuan tentang internet secara luas dapat dijadikan sebagai sarana tafaqquh fi ad-dien.
Harapan beliau dengan adanya pelatihan ini, mampu menghasilkan Pesantren Darunnajah sebagai pusat pengkajian keislamaan sebagai sumber rujukan melalui internet.
Acara ini berjalan berkesinambungan yang diadakan setiap bulan dengan sistem evaluasi, pelatihan dan penugasan sehingga progresnya akan terlihat dan bisa dikembangkan secara baik. [Mr. Song]