Thomas Jefferson lahir di Shadwell, Virginia, 13 April 1743 – meninggal di Charlottesville, Virginia, 4 Juli 1826 pada umur 83 tahun adalah Presiden Amerika Serikat yang ketiga dengan masa jabatan dari tahun 1801 hingga 1809. Ia juga seorang Pencetus Deklarasi Kemerdekaan dan bapak pendiri Amerika Serikat.
Thomas Jefferson Memorial adalah sebuah memorial di Washington, D.C. yang ditujukan kepada Thomas Jefferson, seorang Bapak Pendiri Amerika Serikat dan Presiden Amerika Serikat ke-3. Bangunan neoklasik ini dirancang oleh John Russell Pope.
Jefferson memorial terlihat sangat anggun pada malam hari dengan batu pualam dan granitnya. Bangunan ini terletak di pinggir kolam terbuka. Thomas Jefferson yang menjadi patron pantheon berdiri tegap, pandangannya lurus menatap White House. Seolah dirinya senantiasa mengintai siapun presiden Amerika yang sedang bertugas di dalamnnya.
Namun yang menarik dari Memorial ini adalah tulisan relief di sisi patung tersebuut. Tulisan-tulisan yang dipahat pada batu pualam untuk membuatnya abadi. Tuslisan yang pastinya sangat penting bagi bangsa digdaya ini. Tulisan ini melingkari segenap dinding bangunan kubah yang bundar. Bahasanya begitu indah dan melukiskan kepandaian bertutur kata sang penciptanya.
Almighty god hath created the mind free…. All attempts to influence it by temporal punishment or burthens….are a departure from the plan of the Holy Author of our religion… no man shall be compelled to frequent or support any religious worship or ministry or shall otherwise suffer on account of this religious opinions or brlief….
Dari kalimat itu, tak perlu ragu untuk langsung menduga Jefferson pastlah orang yang sangat religious. Namun dari sisi lain dia sendiri menolak segala bentuk pemaksaan agama. Kata-kata itu bermakna mendalam dalam Bahasa yang mengesankan.
Dialah sang maha kuasa. Pencipta manusia yang berfikiran bebas untuk menentukan nasibnya sendiri. Tidak ada seorang pun yang diharuskannya memeluk agama tertentun. Jika ada pemaksaan, itu adalah bentuk penyanggahan pada sang mahakudus. Semua orang bebas menganut suatu agama dan mempertahankan keyakinan mereka.
Seperti itu kira-kira bentuk kalimatnya dalam Bahasa Indonesia.
Jika kita melihat kalimat Jefferson selanjutnya, paragraf lain yang mengundang perhatian. Kutipan dari naskah deklarasi kemerdekaan Amerika yang disusun sendiri oleh Thomas Jefferson.
We hold these thurths to be self-evident: That all men are created equal, that they are endowed by their creator with certain inalienable rights, among these are life, liberty, and the pursuit of happiness.
Tentu itu adalah kalimat yang sangat familiar dalam setiap doa yang umat muslim panjatkan dalam setiap sholatnya. Pada paragraph selanjutnya Jefferson berkali-kali mengucapkan kata tuhan yang satu, serta acapkali menyebutnya dengan sebutan lain seperti pencipta, sang maha suci, dan sang maha adil. Cocok dengan nama-nama indah yang terangkum dalam 99 Asmaul Husna.
Lalu setiap kata yang yang mengikutinya bermakna besar terhadap kemerdekaan Amerika ini. Bahwa kemerdekaan adaah milik siapapun di dunia ini, berdiri sama tegak dengan persamaan hak nya. Manusia dicipta tak berbeda untuk memiliki hak kehidupan dan penghidupan yang sama, untuk mengejar kebahagiaan di bumi Amerika ini. Sebuah siratan tentang keinginan besar penghapusan perbudakan yang pernah mendominasi Amerika, dan inspirasi tentang keadilan demi kesejahteraan.
Sesungguhnya apa yang dipikirkan oleh Thomas Jefferson kala itu? Thomas Jefferson memang merupakn sosok yang religious. Dia dan para founding fathers Amerika lainnya jelalah bukan seorang muslim. Namun satu pertannyaan bergelayut dalam benak. Gaya Jefferson yang mengulang-ulang penyebutan kata tuhan dengan segala keagungan-Nya dengan cara yang lebih universal bukan dengan cara Kristen seperti agama yang dia anut, membuat seluruh kepekaan kita terkoneksi pada Al-quran yang dimiliki Jefferson. Tentang fasihnya Jefferson berbahasa Arab. Serta nilai yang terkandung dalam pemikiran-pemikirannya. Mungkinkah apa yang sudah ia telurkan dalam kalimat deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat ini, apakah benar memang terpengaruh Al-Quran yang dia Baca.
Orang yang belajar ilmu Matematika bukan berarti harus jatuh cinta pada matematika. Begitu juga dengan Jefferson yang bisa berbahasa Arab dan mempelajari Al-Quran, belum tentu dia juga jatuh cinta pada Islam, apalagi memeluknya. Tapi ada satu hal yang pasti, deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat ini sejalan dengan nilai-nilai Al-quran tentang kadilan dan kemerdekaan manusia di dunia. Bahwa ketidakadilan menjadi pangkal dari kerusuhan dunia, bukan agama.
Hanya tuhan dan Jefferson yang tahu apakah Jefferson sengaja memasukan nilai-nilai Qurani itu dalam nota kesaksian kemerdekaan bangsa pegunggul peradaban modern ini.
(Santri Tv/Rafi)