Sebuah keajaiban terjadi Kamis dinihari kemarin, saat Barcelona mengalahkan PSG dengan agregat (6-5). Sebuah keajaiban dan para pecinta sepak bola menjadi saksi kehebatan sebuah tim asal Spanyol dengan heroiknya melumat habis PSG di Camp Noun, dengan skor 6-1 sekaligus meloloskan Barca ke fase Liga Champion selanjutnya.
Dengan kemenangan 4 – 0 Paris Saint Germain (PSG) pada leg pertama, tim asal Prancis ini datang ke kota Barcelona dengan dada membusung dan kepercayaan diri tinggi karena sudah mengantongi empat gol tanpa balas, mungkin saja rasa nyaman dan jumawa menggelayuti para pemian PSG. Apalagi banyak pengamat bola memprediksi sangat sulit bagi sebuah tim di liga champion mencetak lima gol tanpa balas untuk membalikan keadaan agar lolos ke fase selanjutnya, tapi Barcelona menciptakan sejarah itu.
Apa yang dapat kita ambil pelajaran dari sebuah pertandingan tersebut?
Rasa nyaman kadang membuat kita terlena dengan tujuan semula, rasa nyaman juga kadang mematikan kreasi, inovasi serta strategi. Dan lebih parah lagi, saking nyamannya membuat kita abai atas doa-doa dalam arti tidak melibatkan tuhan dalam kehiudupan (tidak beriman). Padahal doa adalah pintu segalanya.
Meminjam istilah kang Egi Sugianto, dalam berdoa, semestinya manusia meminta sesuatu yang tak masuk akal. Artinya semakin tinggi doa seseorang, maka semakin tinggi usahanya.
Sebagai contoh sebuah pesantren yang begitu maju dengan gedung-gedung berderet memanjang dan juga ratusan atau bahkan ribuan santri di dalamnya, kemudian terpuruk, hancur, dan tersisa beberapa santri saja. Lalu bangkit kembali seperti sang mentari terbit di pagi yang cerah. Mengapa itu bisa terjadi? Bisa saja karena pemimpin dan manuisa di dalamnya masih yakin dengan doa yang tentu diiringi dengan semangat juang yang tak kenal lelah dan juga strategi dan manajemen yang jitu, kemudian keikhlasan yang mendarah daging untuk berbakti dan mengabdi demi kemajuan pendidikan dan tentunya hasil akhirnya adalah kejayaan Islam.
Tim yang gagal tercermin dari pemain-pemain yang cepat puas dengan hasil, pemain-pemain yang bermental menunggu. Dalam istilah sepak bola kita kenal strategi defensif dan ofensif, strategi defensif memiliki dua kemungkinan: menang keberuntungan atau kalah sebagai pecundang. Sedangkan strategi ofensif juga memiliki dua kemungkinan: menang sejati atau kalah sebagai kesatria.
Perlu usaha dan iktiar yang terus menerus kita lakukan untuk mencapai apa yang kita dambakan. Disamping doa dan usaha tentunya dibarengi dengan strategi dan inovasi agar taktis. Nothing impossible, impossible is nothing
Disadur dari Menjemput Keajaiban