Tahukah kamu peringatan maulid nabi untuk pertama kalinya hadir di tengah-tengah perpecahan ummat islam? Saat itu masa kemunduran dinasti Abassiyyah. Di akhir kejayaannya, khilafah terpecah menjadi beberapa kerajaan yang memiliki hukum otonom tersendiri, salah satunya dinasti Fatimiyyah di Mesir. Daerah yang ditempati piramid besar peninggalan Fir’aun itu dipenuhi oleh paham Syiah Rafidah. Mereka adalah aliran yang menisbatkan dirinya kepada syiah (pengikut) ahlul bait, namun mereka berlepas diri (baro’) dari Abu Bakar dan Umar bin Khathab, serta seluruh sahabat yang lain kecuali beberapa dari mereka, juga mengkafirkan dan mencela mereka. Kala itu ummat islam tak hanya terpecah menjadi beberapa kerajaan, tapi ramai dengan pertikaian antar mazhab.
Sampailah hadir sesosok Salahuddin Al Ayubi, sebagai jendral dan pejuang muslim kurdi muslim yang bersal dari Tikrit, Irak. Pemimpin pasukan muslim dalam menghadapi serangan ekspansi pasukan salib yang menyerang beberapa kerajaan islam seperti di Andalusia, Tunisia, dan yang lainnya. Pasukan salib dipimpin oleh Panglima Ricard yang ganas dan sadis, dijuluki dengan The Lion Heart. Dia tak segan menciptakan lautan darah seantero kerajaan muslim, membunuh warga sipil, memerkosa wanita-wanita, dan mengusir mereka dari tanah kelahirannya. Siasat yang pertama dilakukan oleh Salahudin Al Ayubi adalah menyatukan ummat islam.
Jendral yang dikenal oleh orang barat dengan sebutan Saladin ini memulai recananya dengan menghilangkan pertikaian antar mazhab sesama muslim. Karena selama ini antar ulama dan pengikutnya antar mazhab saling menjatuhkan, maka dari itu Salahadin Al Ayubi berinisiatif menciptakan sekolah untuk setiap mazhab dengan itu akan menurunkan pertengkaran antar mereka.
Persatuan ummat kala itu kian menguat di tanggal 12 Rabiul Awal, bertepatan dengan hari kelahiran nabi. Salahuddin Al Ayubi menyelenggaran perayaan maulid nabi untuk pertama kalinya setelah 7 abad setelah hijrah Rasul ke Madinah tidak pernah ada yang melakukannya. Hal itu bertujuan untuk mempersatukan ummat islam diseluruh jazirah arab, eropa, dan Afrika dengan mengingat kembali perjuangan Rasullah pada masa Jahiliyyah. Berbondong-bondong bershalawat, menata ulang niat, dan mempererat ukhuwah islamiyyah.
Hal ini juga agar umat Islam memiliki semangat menegakkan agama Allah dan senantiasa mendengungkan nama Allah agar terus mendapatkan rahmat-Nya. Keteladanan Rasul tersebut sebagaimana tertuang di surah al-Ahzab ayat 21.“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW teladan yang baik bagimu ialah bagi orang-orang yang berharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan ia banyak menyebut Allah.”.
Hingga kini, tradisi peringatan Maulid Nabi SAW tetap dipertahankan oleh banyak kalangan. Kegiatan tersebut, antara lain, bertujuan untuk membesarkan nama dan meneladani sirahnya. Semoga kita sebagai ummat nabi Muhammad SAW dapat senantiasa meniru segala akhal mulianya, bershalawat padanya, hingga kelak mendapat syafaatnya di akhirat. Amin, amin, yaa rabbal alamin.