Senin, 25 Jumada al-Ula 1444 H/19 Desember 2022 M, setelah mengikuti dua sesi kelas di Universitas Islam Madinah, para Peserta Dauroh Bahasa Arab di Universitas Islam Madinah, kerjasama Universitas Darunnajah Jakarta, Indonesia dengan Universitas Islam Madinah, Arab Saudi, berkesempatan mengunjungi salah satu tempat bersejarah di Kota al-Madinah al-Munawwarah yaitu Masjid Qiblatain.
Masjid Qiblatain yang memiliki nama lain Masjid Bani Salamah terletak 4 km dari Masjid Nabawi, di sebuah wilayah yang dahulu merupakan tempat tinggal Bani Salamah di Hadhbah Harrah al-Wabrah, yang saat ini merupakan pertemuan antara Jalan Khalid bin al-Walid dan Jalan Sultanah.
Masjid Qiblatain memiliki arti Masjid dua Kiblat, karena disinilah turun perintah Allah Subhaanahu wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memindahkan kiblat salat dari Masjid al-Aqsha di Baitul Maqdis ke Masjid al-Haram di Makkah, setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dan meminta kepada Allah agar mengembalikan kiblat kepada kiblat para Nabi yaitu Ka’bah al-Musyarrafah.
Turunlah al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 144:
قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ (144)
Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan (QS Al-Baqarah: 144)
Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-2 Hijriah hari Senin bulan Rajab waktu zuhur (ada yang berpendapat waktu ashar) di tempat ini. Pada rakaat kedua turun ayat di atas setelah itu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpindah qiblat dari Masjid al-Aqsha ke Masjid al-Haram (berpindah posisi), yang kemudian diikuti oleh para jamaah lainnya.
Masjid Qiblatain yang sekarang merupakan bangunan yang terbuat dari betong bertulang, berbentuk persegi panjang dan dikelilingi dinding, di bagian Timur Laut terdapat menara. Masuk ke Masjid melalui tangga dari arah barat. Beratap dua kubah, yang pertama berdiameter 8 m dan yang kedua berdiameter 7 m, dengan tinggi masing-masing 17 m. Masjid ini memiliki luas 3920 m2.
Fase Perkembangan Masjid Qiblatain dimulai pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz merenovasi dan memberikan perhatian kepada Masjid ini, dilanjutkan pada tahun 839 H asy-Syuja’i Syahin al-Jamali (Pelayan Masjid Nabawi) merenovasi dan memperbaharui atapnya. Pada tahun 950 H, Sultan Turki Utsmani Sulaiman al-Qanuni memperbaiki dan merenovasi Masjid ini.
Kemudian renovasi dan perbaikan Raja Abdul Aziz, dan perluasan Masjid Qiblatain dengan bentuk sekarang selesai pada masa Raja Fahd bin Abdul Aziz tahun 1408 H. Pada tahun 1426 H pembaharuan tempat salat untuk perempuan ditambah dengan toilet baru, tangga dan pintu masuk.
Tulisan terkait:



