Khutbatul ‘Arsy Guru Pondok Pesantren Darunnajah berlangsung penuh semangat di hari Rabu, 5 Juli 2023 bertempat di GOR Darunnajah dengan jumlah peserta 700 Guru TK hingga Dosen Universitas Darunnajah.
Di pondok pesantren, Khutbatul Arsy merujuk pada Kuliah Umum yang disampaikan oleh Kyai atau Pimpinan Pesantren.
Khutbatul Arsy Guru pondok pesantren Darunnajah bertujuan untuk memberikan nasihat, pemahaman serta persamaan persepsi dalam kehidupan Pesantren.
Kyai Dr. Sofwan Manaf, M.Si dalam sambutannya menyampaikan pentingnya persamaan persepsi guna memastikan bahwa semua majlis guru memiliki pemahaman yang konsisten tentang visi, misi, nilai-nilai, tujuan, dan strategi Pesantren.
Visi utama pesantren adalah tafaqquh fiddin. Memaknai pesantren sebagai lembaga pendidikan memiliki makna yang mendalam. Hakekat pendidikan Islam adalah transfer of Value dan transfer of knowledge.
Pesantren merupakan tempat penempaan dan penggemblengan atau kawah candradimuka untuk menyiapkan para santri agar mampu menjadi pejuang-pejuang Islam demi tegaknya kemuliaan Islam dan kaum muslimin.
Pesantren Darunnajah dengan landasan Nilai kerja yang telah disepakati, yaitu nilai-nilai Panca Jiwa Pondok yang berisi lima nilai dasar Keikhlasan, Kesederhanaan, Kemandirian, Ukhuwah Islamiyah dan Kebebasan.
Dengan persamaan persepsi, anggota organisasi dapat bekerja secara lebih efisien dan terkoordinasi.
Selain itu, Kyai Mad Rodja Sukarta menyerukan semangat kepada seluruh Guru Darunnajah untuk dapat menjaga nilai perjuangan dan keikhlasan di Pesantren.
Yang dibutuhkan di pesantren adalah para guru pejuang. Kualifikasi guru pejuang adalah:
- Berorientasi pada ridho Allah dalam menjalankan tugas mendidik, bukan berorientasi pragmatis.
- Memiliki jiwa kemandirian.
- Berakhlak mulia dan lebih mengutamakan kejamaahan.
- Memiliki komitmen yang kuat terhadap terhadap nilai-nilai keislaman.
- Memiliki semangat tinggi dan tahan uji dalam menghadapi setiap tantangan.
- Berwawasan luas dan dinamis (proaktif).
- Berpikiran bebas dan tidak merasa terpasung.
- Berjiwa optimis dan tidak pernah mengeluh.
- Memiliki kompetensi dan keahlian.
“Guru pejuang adalah guru yang dinamis. Dia tidak pernah berhenti untuk belajar dan memperbaiki diri.” Ujar Kyai Mad Rodja. Karena perbaikan diri adalah awal dari kesuksesan. Perbaikan diri perlu perencanaan yang matang agar mencapai hasil yang optimal.
Hal ini menandaskan bahwa nilai perjuangan dan keikhlasan di Pesantren menjadi sangat penting untuk dipelajari oleh organisasi apapun juga. Sebab nilai akan menjadi dasar atau basis untuk memahami sikap dan motivasi serta persepsi individu dalam organisasi tersebut. (Penulis: Usth. Anisa Rasyida, B.Hsc/Fotografer: Darunnajah Production House)