Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Keajaiban Isra’ Mi’raj: Kisah yang Mengubah Dunia dan Kehidupan Umat Muslim

Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa paling luar biasa dalam sejarah Islam yang membawa perubahan mendalam bagi kehidupan umat Muslim. Perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam Isra’ Mi’raj bukan hanya sebuah perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh dengan hikmah dan keajaiban. Peristiwa ini dibagi menjadi dua bagian: Isra’ yang merupakan perjalanan Nabi dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dan Mi’raj, yaitu perjalanan Nabi ke langit untuk menghadap Allah SWT. Kedua bagian ini bukan hanya menunjukkan kebesaran Allah, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam.

Pada malam yang penuh keajaiban ini, Nabi Muhammad SAW dibawa oleh Malaikat Jibril dengan Buraq, kendaraan yang lebih cepat dari angin, menuju Masjidil Aqsa. Di sana, beliau memimpin shalat berjamaah dengan para nabi terdahulu. Setelah itu, Nabi melanjutkan perjalanan ke langit, bertemu dengan nabi-nabi lain, dan akhirnya sampai di Sidratul Muntaha, tempat tertinggi yang tidak dapat dijangkau oleh makhluk apapun. Perjalanan ini menjadi simbol perjalanan spiritual yang mendekatkan Nabi kepada Allah SWT, menunjukkan betapa besarnya karunia yang diberikan-Nya kepada Nabi Muhammad.

Peristiwa Isra’ Mi’raj mengubah banyak aspek kehidupan umat Islam, salah satunya adalah kewajiban shalat lima waktu. Sebelumnya, umat Islam hanya diwajibkan untuk shalat dua kali sehari, namun setelah peristiwa ini, shalat diwajibkan lima kali sehari. Hal ini menandakan betapa pentingnya ibadah shalat dalam kehidupan seorang Muslim sebagai sarana untuk berhubungan langsung dengan Allah. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 1, yang menggambarkan betapa mulianya perjalanan tersebut: “سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَىٰ الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ” (QS. Al-Isra: 1). Artinya, “Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Ayat ini menggambarkan keagungan perjalanan yang dipenuhi dengan tanda-tanda kebesaran Allah.

Isra’ Mi’raj juga mengajarkan kita tentang kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi ujian hidup. Nabi Muhammad SAW menghadapi banyak cobaan sebelum dan sesudah peristiwa ini, namun beliau tetap sabar dan teguh dalam menjalankan perintah Allah. Ini menjadi teladan bagi umat Islam untuk tetap beriman dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup. Selain itu, Nabi Muhammad juga diberikan kesempatan untuk melihat surga dan neraka, yang semakin meneguhkan keyakinan kita akan kehidupan setelah mati. Dalam salah satu riwayat, Nabi Muhammad SAW bersabda, “وَفَرَضَتْ عَلَيَّ الصَّلَاةُ خَمْسِينَ فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ” yang artinya, “Dan shalat diwajibkan atas aku sebanyak lima puluh kali dalam sehari semalam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Meskipun awalnya jumlah shalat diwajibkan lima puluh kali, Allah kemudian menguranginya menjadi lima waktu sehari, sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada umat Muhammad.

Peristiwa Isra’ Mi’raj bukan hanya sebuah perjalanan fisik, tetapi juga sebuah peringatan bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan amal saleh. Perjalanan ini mengingatkan kita betapa besar kasih sayang Allah yang senantiasa memberikan petunjuk-Nya melalui wahyu dan nabi-Nya. Semoga dengan merenungkan peristiwa Isra’ Mi’raj, kita semakin memperkuat iman dan taqwa, serta selalu berusaha untuk hidup sesuai dengan petunjuk Allah SWT.

Pendaftaran Santri Baru