Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Filosofi Bayangan

     Di muka bumi ini, semua orang memiliki harapan. Semua orang mampu berharap. Semua orang ingin berharap.

Di muka bumi ini ada 2 hal yang berkaitan dengan harapan. 2 hal yang samar seakan mereka Bayangan. Ekspektasi. Dan, Realita.

Mengejar ekspektasi kadang tak sesuai realita. Bagai menjahit benang ke dalam tumpukan jerami, mustahil kita bisa menentukan realita masa depan kita agar sama dengan ekspektasi, jika tanpa usaha dan qudratullah. Mencari dan mewujudkan realita tak semudah membalikkan telapak tangan. Telapak tangan gajah. Mana ada gajah punya telapak tangan?

Kerena sulit itulah, banyak orang masih terikat dalam angan-angan. Beranggap dan berharap. Dibayangi oleh takdir. Tak bergerak bagai terjebak di genangan kopi pekat. Monoton. Stagnan. Dibayangi oleh Bayang-bayangnya sendiri. Lama-lama hidupnya jadi hambar. Mimpinya jadi monokrom.

Banyak orang mampu bermimpi dan bercita-cita. Namun, sedikit yang berusaha membuatnya nyata. Karena, untuk itu orang tersebut harus keluar dari ‘zona nyaman’-nya. Bangun dari kasur empuknya. Mematikan alunan dongeng dari hidupnya. Membayangi Bayangan-nya. Mengubah ekspektasi menjadi realita. Menjembatani mereka berdua dan meniti jalan di atasnya.

Memang kadang sering ekpektasi tidak sesuai realita. Atau realita tak sama dengan ekspektasi. Apa yang kita, inginkan, kita harapkan, berbanding terbalik dengan apa yang kita dapat. Apa yang kita kejar menjauhi kita. Justru apa yang kita lari darinya menghampiri kita. Disinilah qudratullah berperan. Qudratullah mu’allaq memang tak bisa kita ubah. Namun, kita bisa mengubah sudut pandang kita terhadapnya.

Seperti Bayangan. Kita dekati ia menjauh. Kita jauhi ia mendekat.

Bahkan betapa tawadhu’nya Bayangan hingga ia bersujud kepada Yang Maha Kuasa, siang dan malam. Bayanganlah—bersama air—yang penulis sebut sebagai ‘benda hidup’.

  1. Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.

INILAH FILOSOFI BAYANGAN.

Bayangan berusaha mengubah pola pikir kita, sudut pandang kita. Ia samar, namun ia ada. Senang syukur. Susah sabar. Inilah yang berusaha bayangan ajarkan pada kita. Banyak yang dapat kita pelajari darinya, yang kita pikir hanya mengi kuti kita setiap saat tanpa tahu apa-apa. [WARDAN/JANNAH]

Pendaftaran Santri Baru