DARUNNAJAH.COM-JAKARTA, Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) yang akan diresmikan pada hari ini banyak didukung dan dihadiri oleh banyak pihak. Menteri Agama Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin, Irjen Pol Drs. H. ARKIAN LUBIS, SH Jabatan Kakorbinmas Baharkam Polri, Ketua UKP PIP Dr. Yudi Latif, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH. Hasan Abdullah Sahal beserta pengasuh-pengasuh Pondok Pesantren dari berbagai daerah di Indonesia.
Acara peresmian dan pengukuhan pengurus Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) dibuka dengan sambutan yang hangat dari KH. Drs. Musthofa Hadi Chirzin. Dalam sambutannya beliau mengapresiasi dengan digelarnya acara ini.
Drs. Musthofa Hadi Chirzin mengatakan: “Kita juga sangat bersyukur, karena kegiatan ini Insyallah akan memperteguh, memperkuat, memperkokoh, kehadiran dan partisipasi daripada pesantren. Perhimpunan ini kita harapkan akan mempekuat kebersamaan kita dalam rangka membangun baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur.”
Dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pembukaan acara dari Ketua Umum Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I), Dr. KH. M Tata Taufik. Beliau mengatakan:
“Puji Syukur kepada Allah Swt kami tidak membayangkan bahwa ini akan terjadi sebagaimana kami juga tidak pernah membayangkan untuk memijakkan kaki di podium ini, karena sudah ada yang memilkinya. Orang pesantren tahu dari mana harus memulai. Kita memulai dari ‘Min ‘alamati najhi fi-n-nihayah wa ruju’ ilallahi ta’ala fi-l-bidayah’ , tapi saya tambah ‘wa nabda min darinnajah.’ yang artinya, untuk bisa sukses kita mulai dengan niat yang ikhlas, maka ujungnya pasti sukses, lebih-lebih dimulai dari kampung kesuksesan.”
Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Ketua UKP PIP,Dr. Yudi Latif. Dalam sambutannya beliau berkata: “Menjadi muslim ya pancasilais, menjadi pancasilais itu menjadi muslim bener juga. Jadi kita bisa menjadi seratus persen Muslim seratus persen pancasila”.
Irjen Pol Drs. H. Arkian Lubis, SH Jabatan Kakorbinmas Baharkam Polri juga memberikan sambutnnya dalam acara ini. Beliau sangat mengapriciate dan mendukung dibentuknya Perhimpunan Pengasuh Pesantren ini. Karena pastinya dalam pembentukan tersebut memiliki visi dan misi yang erat kaitannya dengan tantangan yang ada tentang nasioanal ini. Tantangan tentang pancasila kita maupun masih belum tuntasnya masalah radikalis yang ada yang menciderai umat islam.
Sambutan dari Menteri Agama Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin juga mengisi rentetan acara ini. Beliau mengatakan:
“Saya tidak hanya sekedar hadir, tapi sekaligus juga ikut bersyukur karena hari ini akan ada Peluncuran Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia. Karena ini akan sangat bermanfaat bagi Indonesia khususnya Pesantren se-Indonesia. Dalam kesempatan yang baik ini tentunya, saya akan menyampaikan dua atau tiga hal. Bahwa Eksistensi keberadaan pesantren ini tidak bisa dilepaskan dengan konteks kita ini, Indonesia. Pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang ada jauh sebelum sekolah-sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia lahir. Dan setiap Pondok Pesantren umumnya diawali dengan didirikannya Masjid. Dan yang menjadi sentral umumnya adalah Masjid. Dan pesantren tidak hanya sekedar membangun madrasah-madrasah tetapi juga perguruan tinggi. Dan ini khas Indonesia kita tidak dapat menemukan di negara lain. Dan ujung dari perkembangan pesantren adalah Perguruan Tinggi sebagai institusi yang mendalami ilmu-ilmu agama yang biasa disebut Jami’ah. Jami’ah tidak hanya bermakna yang mengumpulan, menggambukngkan, mensinergikan, menghimpun santri-santri dari berbagai penjuru indonesia. Tetapi juga menghimpun nilai-nilai yang agama dan nasionalisme. Ada kalangan ulama yang memahami nilai-nilai agama menggabungkan sesuai dengan teks dari Hadist. Dan ada juga kalangan ulama yang memahami nilai-nilai keagamaan dengan pandangannya atau biasa disebut ahlu Ro’yi. Tentunya masing-masing mempunyai kelebihannya masing-masing. Namun hal inilah yang biasanya dibenturkan oleh kalangan-kalangan yang sengaja ingin membenturkan pendapat mereka. Namun, Ulama Indonesia dapat menggabungkan dan mensinergikan dua pendapat ini dan menjadikan warisan para pendahulu kita dengan segala kerendah hatinya dan segala ke arifannya. Bukan untuk di perhadangkan, sekali lagi dalam konteks Indonesia, pesantren telah memberikan banyak pengaruh terhadap kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Karena hanya di wilayah yang damai dan aman saja lah, di tempat yang tidak ada konflik saja-lah niali-nilai ke Islaman dapat ditegakkan. Jadi adanya tanah air ini yang senantiasa damai ini, yang terdapat di dalamnya 28.932 pesantren se-Indonesia menurut catatan Kementrian Agama, dapat menegakkan nilai-nilai keislaman. Oleh karenanya melalui P2I hal-hal seperti ini dapat terus di kembangkan dan dimajukan. Terutama untuk umat islam di Indonesia dan juga Dunia.”
Di dalam acara peresmian Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia Ahad pagi ini, ayahanda Kyai Hasan Abdullah Sahal memberikan wejangan atau nasehatnya kepada seluruh peserta yang hadir dalam acara tersebut.
Nasehat Ayahanda Kyai Hasan Abdullah Sahal:
1. Pesantren adalah lembaga pertama di Indonesia.
2.Selama kita ini membina husnu dzon dunia akan terbuka, tetapi jika membuka suudzon maka dunia akan cepat tertutup. 3. Pondok Pesantren itu tidak anti orang KAFIR, tapi kami benci KEKAFIRAN.
4. Pondok Pesantren itu tidak anti orang yg berbuat maksiat/PEMAKSIAT, tapi jangan coba-coba berbuat MAKSIAT. Karena orang yang mengatakan boleh bermaksiat atau berzina itu KAFIR.
5. Pesantren itu anti penjajah dan penjajahan, maka orang yang memusuhi Pesantren adalah antek-antek KAFIR atau PENJAJAH.
6. Pondok Pesantren itu (juga) dibangun oleh tiga hal: Islam, Keilmuan dan Kemasyarakatan
7. Banyak orang non Pesantren tidak faham kata BAROKAH. Kyai sayang kepada Santri, Santri patuh dan taat kepada Kyai
8. Pondok Pesantren didirikan oleh orang-orang yang penuh Barokah
9. Yang penting adalah nilai-nilainya (nilai Kepesantrenan) bukan orang-orangnya (Profesor, Doktor, Artis)
10. Kata radikal, semua orang itu ya radikal.
Semua bangsa itu radikal
Semua golongan itu radikal
Semua orang punya radikalismenya masing-masing.
Maka bagaimana orang meletakkan/menyikapi radikalismenya masing-masing. 11. Pesantren, Kyai atau Santri yang tidak anti penjajah dan kekafiran itu PALSU. 12. Pondok Pesantren tanpa ke-Islaman itu palsu. Pondok Pesantren tanpa ke-Ilmuan itu bohong.
Mati itu (urusan) sendiri-sendiri
Masuk akhirat itu (amal) sendiri-sendiri.
Kalau mau keislaman yang benar datanglah ke Indonesia datanglah ke Pesantren. Karena didalamnya teradpat nilai-nilai yang beragam di dalam pesantren, sehingga Indonesia menjadi kuat dan anti penjajah, yang sangat senang memebenturkan Islam.
Demikianlah beberapa rentetan acara dalam Peresmian Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) yang berlokasi di Darunnajah ini. Dengan diresmikannya organisasi ini, kita berharap agar Islam dan khususnya pesantren-pesantren terus eksis dalam membina dan memajukan moral dan akhlaq masyarakat Indonesia.
Published by: Admin.darunnajah.com
Ahad, 07 Januari 2018/15:23