Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Dari mana ideologi kita lahir?

KULLIYATUL MUALLIMIN AL-ISLAMIYAH

TARBIYATUL MUALLIMIN AL-ISLAMIYAH

Dari mana ideologi kita lahir?

Oleh. Matnur Ritonga
Bismillah al-Rahman al-Rahim

Sangat tidak bersyukur siapa yang tidak memgenal siapa serta apa yg melahirkannya. Maka untuk itulah penulis mencoba menyuguhkan catatan ringan ini ke halayak pembaca yang budiman.
Dari manakah ideologi pendidikan kita ini lahir?

Tidak dapat dilepaskan dari dua Tokoh Utama bila kita hendak menelusuri ideologi pendidikan kita yang kita amalkan saat ini, yaitu: Prof. Dr (Hc) H. Mahmud Yunus, Lc, MA & K.H Imam Zarkasyi
Meski usia mereka tidak terpaut terlalu jauh namun tetaplah sesungguhnya Mahmud Yunus merupakan guru Imam Zarkasyi, meskipun keduanya memiliki guru yang berbeda pada masa pendidikan awal masing-masing. Mahmud Yunus dididik oleh Muhammad Thaib Umar seorang ulama jebolan makkah di Padang. Adapun Imam Zarkasyi dididik oleh al-Hasyimi seorang warga negara Tunisia tapol pemerintahan Perancis di negri jajahan Belanda (al-Hasyimi juga ulama, ahli politik, sastrawan).
Mahmud Yunus mendapat banyak ilmu dari gurunya, namun ia belum puas. Saat ia aktif menggantikan gurunya yg sudah wafat ia bersentuhan dengan majalah al-Manar karya Rasyid Ridho dr Mesir, ia sangat Kagum dengan Rasyid Ridho dan Muhammad Abduh yang mana keduanya adalah murid dari jamaluddin al-Afghani. Hingga akhirnya Mahmud Yunus sampai juga belajar ke mesir melalui penang, Malaysia tahun 1923.
Adapun Imam Zarkasyi pada kurun waktu  1910 hingga 1925 sibuk menimba ilmu di ponorogo, lanjut ke solo tahun 1926 hingga tahun 1930 dan yang paling berkesan ketika berguru kepada K.H.M.O al-Hasyimi. Kemudian tahun 1931 hingga 1934 Imam Zarkasyi belajar ke padang panjang karena saat itu disanalah pendidak untuk guru yang paling maju dan pendidikan itu dipimpin oleh Mahmud Yunus sekembalinya dari Mesir tahun 1931 ia mendirikan Normal Islamic School atau dalam bahasa arab disebut Kulliyatul Muallimin al-Islamiyah. Disinilah Imam Zarkasyi digembleng oleh Mahmud Yunus mendalami metodologi pengajaran bahasa arab modern yang ia tulis sendiri saat ia belajar di Mesir. Tahun 1934 pemerintah Belanda mengeluarkan Ordonansi utk menutup sekolah-sekolah particular termasuk NIS.
Awalnya imam zarkasyi diamanatkan oleh Mahmud Yunus jadi pimpinan di NIS, namun ia hanya berlangsung setahun (1935-1936). Karena pada tahun tersebut Imam Zarkasyi harus kembali membantu kakak nya yang sudah 10 Tahun mendirikan GONTOR BARU, Maka bersamaan dengan kembalinya Imam Zarkasyi ke Gontor diresmikanlah model pengajaran baru yaitu Kulliyatul Muallimin al-Islamiyah dan mulai tahum itu pula dimasukkan kata Modern dalam tubuh pendidikan GONTOR. 
22 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1958 Balai Pendidikan Pondok Modern Gontor diwakafkan, hal ini setelah para Tri Murti banyak mempelajari sintesa pendidikan kedermawanan melalui Wakaf di Mesir, sistem kesederhanaan di Santiniketan, serta jiwa kemodernan dari Aligarh di India.
Mahmud Yunus memperjuangkan masuknya pelajaran agama di kurikulum sekolah dan berhasil di padang tahun 1947 dan kemudian diadopsi diseluruh sumatera. Kemudian perjuangan beliau berhasil diterapkan pada Kurikulum Nasional tahun 20.01.1951 zaman soekarno.
KH. Imam zarkasyi banyak memasukkan unsur pendidikan islam dalam kurikulum nasional baik di Kemendikbud maupun di Kemenag saat beliau menjabat jabatan strategis di kedua lembaga tersebut. Perjuangan beliau dilanjutkan oleh Anaknya Dr (Hc) KH.Abdullah Syukri Zarkasyi tahun 1998 melalui perjuangan mondar mandir ke DPR dan lobi-lobi ke pemerintah untuk dimasukkannya kurikulum pesantren (KMI/TMI) ke sistem nasional. Perjuangan tidak berhenti, maka keluarlah UU SIADIKNAS Tahun 2003 dg Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan walaupun sangat disayangkan setahun sebelumnya muncul agama baru di indonesia oleh pemerintah sebelumnya yang notabene nya adalah santri.
Pada tahun 2004 para inisiator Mu’adalah bergelut dengan pasal-pasal melihat pasal mana yang bisa dimasuki dna ada celah untuk lahirnya Mu’adalah. Setelah 10 tahun pantang menyerah akhirnya PMA tentang Mu’adalah terbit tepatnya tahun 2014. Hal ini disambut antusias oleh para pejuang anak bangsa dari kalangan santri, baik pondok modern maupun pondok salaf karena Mu’adalah mu’allimin dan salafiyyin.
Saat ini sudah 30an pondok pesantren sistem KMI/TMI yang tergabung dalam sistem Mu’adalah, hal ini terekam saat terakhit di pondok al-Islah bondowoso oktober kemaren.
Demikianlah sekilas tentang lahirnya ideologi pendidiakn kita. KMI tidak terlalu banyak dipakai oleh pondok alumni gontor karena merasa belum layak itu mengenakan jubah KMI, maka sebahagian besar memakai istilah TMI yang pada inti ideologinya sama dengan KMI.

Sumber

-id.m.wikipedia.org (key word mahmud yunus, gontor, imam zarkasyi, santiniketan, aligarh)

-buku-biografi.blogspot.co.id

-gontor.ac.id

-insists.id

-tazakka.or.id

Pendaftaran Santri Baru