Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Biarkan, Biarkan Sajalah Anak-Anak Menyelesaikan Masalahnya Sendiri

Darunnajah.com, Ketika seorang anak mendapatkan masalah dengan teman di sekolahnya, seperti saling berebut mainan, berebut tempat duduk, bercanda dengan taraf kewajaran ataupun berselisih paham, biarkan sajalah, biarkan anak-anak menyelesaikan masalahnya sendiri.

Ketika anak-anak marahan dengan temanya, biarkan saja, toh itu gak akan berlangsung lama, satu jam dua jam kemudian mereka akan baikan lagi. Ga usah orang tuanya ikutan marah atau malah baper jadi saling marah antar sesama orang tua.

Dan saking sayang sama anak, ketika putra putrinya bermasalah dengan temannya, ada juga dengan gagahnya orang tua malah mencari-cari anak tersebut ke dalam kelas dan memarahinya di depan siswa lainya, layaknya koboy yang mempermalukan lawannya. Jangan sampai kita sebagai orang melakukan hal seperti itu ketika anak mendapatkan masalah dengan temannya.

Tentunya sebagai orang tua, harusnya bijaksana dalam menghadapi segala persoalan anaknya yang terjadi di lingkungan sekolah. Ketika berada di lingkungan sekolah tentunya guru dan wali kelas yang bertanggung jawaban menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan siswa tersebut.

Ketika orang tua langsung masuk ke kelas dan memarahi salah seorang siswa yang berseteru dengan anaknya, itu sudah menyalahi etika, prosedur dan tata tertib di sekolah. Ada tahapan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Menyelesaikan masalah siswa di sekolah yang berkaitan dengan prilaku siswa membutuhkan proses, karena pendidikan bukan membentuk, tapi Pendidikan adalah menumbuhkan. Ya, menumbuhkan sikap saling menghargai, menumbuhkan sikap empati, dan menumbuhkan sikap santun adalah salah satu pendidikan moralnya.

Menurut mantan menteri Pendidikan Anies Baswedan, anak itu seperti biji tumbuhan, dan kadang kita sebagai orang tua melihatnya seperti tanaman yang lengkap. Untuk menjadi tanaman tentunya biji itu memerlukan proses penumbuhan yaitu di lahan yang subur.

Dimanakah lahan yang subur itu? Diantaranya di rumah, sekolah, dan diantara rumah dan sekolah yaitu lingkungannya. Salah satu lahan subur itu adalah lingkungan sekolah, disinilah biji itu tumbuh menjadi tanaman, maka terik matahari, hujan, dan angin adalah faktor yang membuat tanaman itu tumbuh kuat menjulang yang tahan dengan sengata matahari, kokoh dengan goncangan angina dari segala penjuru, dan rintik hujan yang menimpa dedaunanya.

Bagaimana biji itu akan tumbuh menjadi tanaman jika hanya ditempatkan disebuah kotak tanpa sinar matahari, udara dan air? Begitu juga dengan anak-anak kita, bagaiman ia akan tumbuh menjadi manusia yang kuat jika tidak diajarkan bekerja membereskan mainanya sendiri dan segala hal orang tua yang merapikannya.

Bagaimana anak kita tumbuh menjadi manusia yang bermental kuat jika segala macam masalah dan persoalan yang ia hadapi, orang tua yang menyelesaikannya.

Bagaimana anak kita tumbuh menjadi manusia yang mandiri jika segala macam kemauanya dipenuhi orang tuanya tanpa dia sendiri yang berusaha.

Segala macam dinamika dan persoalan yang dihadapi anak di lingkungan sekolah itulah Pendidikan. Pendidikan yang menumbuhkan sikap saling menghargai, saling menghormati, dan saling menyayangi sehingga tumbuh menjadi manusia yang kuat, yang dapat menyelesaikan segala macam masalahnya, dan tentunya berakhlak mulia. Layaknya badai angin dan hujan yang mengiringi pertumbuhan tanama sehingga menjadi pohon yang kuat terhadap terpaan yang menghadang dan tegak menjulang menatap langit.

Pendidikan adalah proses penumbuhan dan pembiasaan , proses yang akan terjadi terus menerus dengan segala macam rangsangan dan stimulus dalam jangka waktu lama sehingga tejadilah pembiasaan nilai-nilai yang kita harapkan.

Jangan jadikan anak kita bermental “tempe”, yang sedikit-sedikit mengadu tentang masalahnya tanpa berusaha menyelesaikan sendiri, dengan perlindungan/proteksi dari orang tuanya.

Pendaftaran Santri Baru